Gus Adhi: Ashram Tempat Mencetak Generasi Muda Cemerlang
(Baliekbis.com), Generasi muda adalah masa depan. Jadi untuk mengisi diri dan menyongsong masa depan, generasi muda khususnya para remaja perlu lebih banyak mendengar, membaca dan berbuat yang baik. Ini akan menjadi fundamental yang kuat bagi masa depan dan berdiri tegaknya generasi muda yang siap menjadi pemimpin yang baik. “Kami yang sekarang, adik-adik para remaja adalah masa depan. Jadi manfaatkan waktu ini sebaik-sebaiknya untuk bersiap menyongsong masa depan yang lebih baik dan berguna,” ungkap Pendiri Amatra Center yang juga anggota Komisi IV DPR-RI AAB Adhi Mahendra Putra yang akrab disapa Gus Adhi saat melakukan anjangsana ke Ashram Gandhi Puri di Paksebali, Klungkung, Minggu (5/11). Di hadapan puluhan siswa ashram yang diasuh tokoh spiritual Indra Udayana, Ketua Depidar SOKSI Bali ini mengingatkan untuk melahirkan generasi masa depan yang cemerlang tidak cukup hanya dibekali sains dan teknologi, namun perlu siraman jiwa dan rohani yang seimbang. “Saya melihat pembekalan pengetahuan, keterampilan dan latihan yoga yang diberikan di ashram ini sangatlah tepat. Yoga sangat baik untuk kebugaran serta kesehatan tubuh dan jiwa,” ujar Gus Adhi.
Di ashram ini pula kita bisa belajar, meletakkan dan melaksanakan nilai-nilai Tri Hita Karana. Ada keheningan jiwa, ada nilai-nilai luhur yang bisa ditanamkan bagi para remaja untuk mengisi diri. “Dan ini perlu diselami dan didalami sehingga nantinya bisa melaksanakan apa yang sepantasnya dan sebaiknya dilakukan. Jadi mari mengisi diri, batin dan hari-hari untuk hal yang lebih baik dan berguna bagi masa mendatang,” pinta Gus Adhi. Melihat kesungguhan dan semangat siswa ashram, Gus Adhi pada kesempatan tersebut menyatakan siap menjadi “Bapak Asuh” salah satu anak di sana. “Kita akan bantu biaya pendidikannya sampai kuliahnya selesai,”jelasnya.
Sementara pengasuh Ashram Gandhi Puri Indra Udayana mengatakan disiplin dan kesederhanaan sangat penting dalam menghadapi masa depan. Di ashram tambahnya saat ini hanya mengasuh 27 orang untuk bisa dididik. “Kita pilih kualitas bukan kerumunan. Jadi mereka biasa kreatif dan belajar seperti di rumahnya,” jelas Gus Indra kerap ia disapa. Pihaknya mengaku bersyukur dalam proses inovatif, inisiatif dan kreatif yang dilakukannya banyak didukung oleh para “sahabat” seperti Gus Dur , Ibu Mega dan sejumlah menteri yang datang dalam suasana kekeluargaan, tidak ada sambutan meriah, seremonial. Kesederhanaan ini yang memang kita tanamkan. Banyak pemimpin besar lahir dari masa yang tidak mudah. Jadi kita harap mereka termotivasi untuk mau belajar giat. Gus Indra mencontohkan Ibu Mega yang masa kecilnya susah ketika harus keluar dari istana, demikian pula Gus Dur dan Faisal Basri dan sejumlah tokoh lainnya. “Intinya karakter dan kepribadian itu yang penting sehingga melahirkan generasi yang tak korup,” ujarnya. (bas)