Gus Adhi: Jangan Abaikan Peran Desa Adat
(Baliekbis.com), Kekuatan ekonomi Bali tak bisa dipisahkan dari pariwisata. Dan pariwisata Bali akarnya adalah budaya yang tumbuh dari masyarakat adatnya. Karena itu pemberdayaan desa adat harus terus ditingkatkan bukan saja menyangkut kualitas SDM-nya juga keikutsertaannya dalam kegiatan-kegiatan di lingkungannya.
“SDM adat ini harus dilibatkan dalam pembangunan khususnya peningkatan ekonominya. Dengan ekonomi yang kuat maka akan berdampak positif dalam pelestarian adat budaya itu sendiri,” ujar pendiri Amatra Centre yang juga anggota DPR-RI AAB Adhi Mahendra Putra, Kamis (2/11) menyikapi peran desa adat di era globalisasi. Dikatakan Bali harus bangga dengan kelebihan budaya dan eksistensi desa adatnya dalam memajukan pembangunan. Terlebih tumbuhnya pariwisata Bali sangat ditunjang budaya masyarakat adatnya. Diingatkan ke depan, pariwisata akan terus berkembang dan menjadi menjadi solusi bagi ekonomi di tengah sektor lain melesu. Jadi kehadiran pariwisata dan pertanian akan menjadi kekuatan ekonomi yang harus dijaga dengan baik.
Pertanian menurut Gus Adhi meski belakangan ini makin tertekan karena alih fungsi lahan dan menurunnyaa minat generasi muda bertani, namun harus terus dijaga. Sebab pertanian bukan semata kegiatan produksi dan menyerap lapangan kerja, tapi bagi Bali pertanian adalah merupakan budaya. “Ini yang menjadi salah satu kelebihan Bali,” tambahnya. Kemajuan pembangunan Bali tak bisa dipisahkan dari peran desa adat. Karena itu keberadaan desa adat ini tak boleh diabaikan. “Warga harus dilibatkan dan diikutsertakan dalam pembangunan. Apalagi yang terjadi di lingkungannya,” jelas Ketua SOKSI Bali yang akrab disapa Gus Adhi ini. Terlebih dalam menghadapi tantangan globalisasi, peningkatan SDM warga adat ini sangat penting. Sehingga ketika ada aktivitas di wilayahnya mereka bisa dilibatkan. “Jangan sampai ada kesan karena SDM tak siap dan memadai lantas mereka diabaikan,” jelasnya.
Untuk itulah peran pemerintah setempat sangat diharapkan ikut menyiapkan tenaga-tenaga lokal ini lebih dini sehingga pada saatnya mereka siap dilibatkan. Menurut Gus Adhi, yang kerap terjadi saat ini peran SDM lokal makin berkurang bahkan terpinggirkan dengan alasan kualitas. Ini karena SDM setempat tidak disiapkan dengan tepat dan searah dengan potensi yang dikembangkan di wilayahnya. Akibatnya tenaga yang ada tak nyambung dengan yang dibutuhkan. Dicontohkan di Bali ini begitu banyak tamatan perguruan tinggi, tapi banyak yang tak terserap ke dunia kerja. “Ini kan karena ilmu mereka tak sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja,” ujarnya.
Disinggung soal bansos masuk ke lingkungan adat yang terkesan dijadikan kepentingan politik, menurutnya kurang mendidik kalau adat dibawa-bawa ke politik sesaat seperti. Semestinya bantuan yang diberikan diupayakan untuk peningkatan kepada hal-hal yang positif bagi pelestarian desa adat termasuk SDM-nya. (bas)