Gus Adhi : Lestarikan Gangsing Jadi Olahraga dan Daya Tarik Wisata Pujungan
(Baliekbis.com), Desa Pujungan Pupuan selain memiliki potensi pertanian yang sangat besar juga alamnya yang indah karena berada di kawasan Gunung Batukaru yang sangat sejuk. Karena itu berbagai kegiatan yang dilakukan di kawasan ini selain bisa mengangkat ekonomi masyarakatnya juga memperkenalkan potensi seni, budaya dan pariwisata. Demikian diungkapkan Anggota Komisi IV DPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra yang akrab disapa Gus Adhi saat membuka Turnamen Gangsing di Banjar Marga Sari, Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, Minggu (5/8) sore. Pada kesempatan itu Gus Adhi yang didampingi sejumlah tokoh seperti Jro Tesan dan IGK Budiartha menyerahkan bantuan pembinaan serta bibit unggul tanaman kopi dan durian yang sangat cocok di kawasan itu. Turnamen tingkat Kecamatan Pupuan ini sebagaimana dilaporkan panitia diikuti 16 kelompok pemuda dimana masing-masing kelompok berjumlah 10 orang. Turnamen kembali digelar setelah sempat vakum enam tahun. Permainan gangsing menurut warga merupakan kegiatan rutin yang digelar usai panen dan sudah menjadi tradisi warga secara turun menurun.
Menueut politisi Golkar yang akrab disapa Gus Adhi itu saat mengapresiasi inisiatif tokoh masyarakat dan para pemuda yang berkomitmen melestarikan permainan tradisional yang menjadi salah satu tradisi warga ini. Kegiatan turnamen ini sekaligus untuk menggali dan melestarikan kearifan lokal. “Jadi perlu dilaksanakan berkelanjutan dengan dukungan semua pihak,” kata politisi Partai Golkar tersebut. Diperlukan upaya yang lebih serius untuk mengembangkan permainan tradisional ini menjadi olahraga yang punya daya tarik lebih. Termasuk pula memungkinkan dikembangkan menjadi atraksi dan daya tarik wisata.
“Kami dorong permainan gangsing ini menjadi olahraga. Lalu dikembangkan menjadi atraksi budaya dan wisata. Tentu ini akan mampu menggerakkan potensi lainnya di daerah,” kata Gus Adhi. “Kami harapkan Pemerintah Daerah Tabanan mampu memfasilitasi dan mengembangkan permainan gangsing ini di setiap desa karena bisa menjadi atraksi wisata,” kata tokoh Bali yang juga sebagai Ketua Umum PPS (Persatuan Pencak Silat) Kertha Wisesa Bali itu. Panitia Turnamen Gangsing Putu Eka Putra Wirawan mengatakan yang membanggakan jumlah peserta yang mengikuti turnamen ini sangat antusias. Terbukti jumlah pesertanya mencapai ratusan anak muda. Untuk final puncaknya bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI ke-73 pada 17 Agustus 2018.
Tokoh masyarakat Pujungan Jro Wayan Gerana menambahkan permainan gangsing merupakan tradisi yang juga berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat. Diyakini permainan gangsing mampu menolak bala, mencegah penyakit dan bencana yang disebabkan oleh makhluk halus. “Gangsing ini akan menjadi tontonan para makhluk halus seperti jin agar mereka gembira dan tidak menggangu masyarakat,” kata Jro Gerana. Sementara tokoh masyarakat Pupuan Jro Putu Tesan menambahkan tradisi megangsingan ini juga erat kaitannya dengan budaya dan kepercayaan agraris atau pertanian. Dimana biasanya setelah digelar permainan gangsing maka hasil panen akan bagus misalnya kopi, buah manggis dan durian. “Jadi ada interaksi manusia dengan alam. Kami harapkan tradisi megangsingan ini dilestarikan. Mesti juga masuk dalam event kecamatan seperti Porcam (Pekan Olahraga Kecamatan-red),” tegas Jro Tesan yang juga Ketua PK Golkar Kecamatan Pupuan. Wayan Sureka selaku pemilik lahan digelarnya turnamen gangsing ini berharap pemerintah daerah mampu membantu pembangunan lapangan atau gelanggang yang lebih representatif. Misalnya dilengkapi dengan tempat berteduh dan tribun penonton sederhana. “Kami berencana membuat arena permainan gangsing. Tapi belum punya dana. Semoga ada bantuan pemerintah,” pungkasnya. (bas)