Gus Adhi: Modal, Pemasaran dan Teknologi Angkat Kesejahteraan Petani
(Baliekbis.com), Tatap muka kelompok tani se-Bali dengan anggota Komisi IV DPR-RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra berlangsung penuh semangat dan kekeluargaan. Bahkan pertemuan yang dikemas dalam acara “Kontak Tani dan Serap Aspirasi” yang berlangsung di Amatra Center Jalan Raya Canggu 88 Badung, Senin (18/9) malam itu berlangsung hingga larut malam. Puluhan petani dari seluruh Bali penuh semangat membahas masalah pertanian yang umumnya masih terkendala modal, pemasaran dan teknologi.
“Di tengah panen jagung yang begitu bagus, justru kami sulit menangani produk untuk pemipilan jagung. Kalau bisa kami dibantu mesin perontok jagung agar bisa bekerja lebih cepat dan hasilnya maksimal,” ujar Wisnu, Korwil Petani di Jembrana dalam diskusi tersebut. Ia bahkan mengatakan sebentar lagi akan panen raya dengan luas tanam 30 hektar lebih. Dengan hitungan perhektar hasilnya 7 ton, Wisnu mengaku petani bisa kelabakan untuk menangani jagung sebanyak itu. “Bagi petani di Jembrana, hasil jagung ini memberi sangat banyak manfaat karena juga digunakan untuk peternakan,” jelasnya. Sementara rekannya Sang Ketut Rencana dari Bangli mengatakan tanaman bawang merah di daerah ini khususnya Kintamani sangat bagus. Namun sayang belakangan ini harganya anjlok. “Harga bawang hanya terjual Rp 8 ribu/kg sehingga petani merugi,”ujarnya. Bukan bawang merah saja, ketika panen raya tomat harganya juga ceblok bisa Rp 1.000/kg. Padahal biaya produksinya sangat tinggi. “Kalau harga anjlok petani bisa rugi dan beresiko tidak bisa menanam lagi karena tak punya modal,” jelasnya. Pasalnya untuk tanam bawang merah saja, biaya produksinya bisa lebih dari Rp 100 juta per hektarnya. Masih soal kendala di lapangan, petani di Badung yang banyak mengembangkan tanaman palawija dan bunga juga menghadapi kendala termasuk untuk kelancara transportasi. Petani juga berharap ada jalan tempat-tempat usaha tani agar bisa lebih memudahkan mereka mengangkut hasilnya ke lokasi pemasaran.
Mendengar keluhan petani tersebut, AA Bagus Adhi Mahendra Putra yang akrab disapa Gus Adhi ini dengan penuh keyakinan memberikan semangat kepada petani agar terus bekerja keras dan berjuang. Gus Adhi mengatakan pihaknya tidak tinggal diam atas masalah yang dihadapi. “Sekarang kita dibantu Pusat Rp 20 miliar, manfaatkan ini dengan baik untuk kemajuan pertanian dan kesejahteraan petani dan keluarganya,” ujar Gus Adhi yang sejak remaja suka dengan pertanian ini. Ia mengatakan pihaknya terus berjuanag di Pusat maupun daerah untuk mendukung petani termasuk masalah yanag dihadapi seperti gagal panen. “Sekarang sudah ada asuransi padi. Nanti kita perjuangkan lagi asuransi nelayan dan bantuan lain untuk petani,” tegasnya. Gus Adhi mengatakan ke depan petani harus bisa menerapkan teknologi yang lebih modern baik dalam proses produksi maupun pascapanen. Pascapanen ini sangat penting penanangannya sebab akan mampu memberi nilai tambah yang besar seperti dalam hal pengolahan produk segar dan kemasan. Menurutnya tak selamanya modal besar menentukan kesuksesan. Dicontohkan seorang pemuda tanpa modal (uang) di Sembalun NTB bisa sukses dengan penghasilan miliaran. Dengan semangat dan keterampilannya, pemuda tersebut bisa memanfaatkan tanah mangkrak untuk pengembangan bawang putih dan hasilnya luar biasa. Di luar negeri memang orang bertani rata-rata modalnya besar, tapi kita di sini sebaliknya kurang modal. Namun diingatkan orang miskin bisa jadi kaya asal kerja keras dan profesional di bidangnya, tegas politisi Golkar yang terkenal dekat dengan petani ini. (bas)