Gus Edy: Grogi Pentas Bersama Rektor
(Baliekbis.com), Bergabung di sanggar tari (arja) ternyata juga ada suka dukanya. Sukanya, banyak memiliki teman sesama penari arja serta jadi sering ikut pentas. “Namun di balik itu, ada hal yang juga menjadi beban karena waktu yang kerap berbenturan. Jadi harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dan hobi menari,” terang Ketua Sanggar Arja Widya Aksara IKIP PGRI Bali, I Gusti Ngurah Edy Arta Gunawan,S.Pd yang bisa dipangil Gus Edy, Minggu (16/7/2017).
Pria kelahiran Tabanan 21 Juli 1990 yang punya hobi menari ini kini dipercaya menjabat asisten dosen (Asdos) di IKIP PGRI Bali. “Selain asdos, saya juga menjadi guru di SMK Pembangunan Denpasar serta penyuluh Agama Hindu di Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar,” tambah Gus Edy. Tugasnya tak sampai di sana saja, ia juga dipercaya sebagai Ketua STT Satya Darma Kanti di Banjar Basangbe Desa Perean Kangin Kec. Baturiti Tabanan. Gus Edy menuturkan kalau menari merupakan bagian dari hobi. Karena hobi menari sudah dilakoninya sejak kecil. Ketika menginjak usia remaja dirinya banyak mendapat tawaran pentas di beberapa pura di Bali dengan mementaskan tari Arja, tari Calonarang dan tari Drama Gong.
Pemuda ini juga mengaku sering mendapat panggilan MC di acara wisuda, lomba desa dan pernikahan. Dikatakan, bergabung dengan Sanggar Tari Arja Widya Aksara IKIP PGRI Bali menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Karena dengan ikut bergabung di sanggar tari Arja ini selain banyak memiliki teman sesama penari Arja juga sering bisa ikut tampil pentas, meski harus pintar-pintar membagi waktu. Juga sebelum pentas arja, harus menghapal cerita yang akan dimainkan dan memahami alunan musik yang ditembangkan (gending). ”Pada saat pementasan harus mampu menjiwai dan mampu menyampaikan suatu pesan kepada penonton agar ikut hanyut dalam suasana,” imbuhnya. Juga ia mengaku sedikit grogi karena saat tampil bersama teman-teman satu sanggar, sang Rektor IKIP PGRI Bali Dr. I Made Suarta, SH, M.Hum yang juga guru tarinya ikut main. Agar bisa mengembangkan tari Bali khususnya arja di masyarakat kuncinya harus sering pentas. Karena melalui pentas kita bisa menyampaikan langsung kemasyarakat tentang bagaimana mencintai seni budaya yang sudah ada sejak turun-temurun dari jaman nenek moyang kita terdahulu. (sus)