GWK Cultural Park, Tempat Multi Event Berskala Internasional
(Baliekbis.com), Sebagai penutup dalam penyelesaian pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), PT Alam Sutera Realty Tbk. (Alam Sutera) mengadakan ritual Melaspas hari ini di GWK Cultural Park, Ungasan, Badung, Bali. Melaspas merupakan ritual pensucian menurut agama Hindu Dharma, untuk ‘membersihkan’ bangunan secara Niskala. Umat Hindu meyakini adanya alam Sekala, yakni alam nyata yang bisa dilihat dengan mata sebagai wujud fisiknya dan juga alam Niskala, yakni alam yang tidak bisa dilihat dengan mata tetapi dapat dirasakan adanya. Alam Niskala ini diyakini memberikan kekuatan berupa spirit atau roh kepada alam Sekala sehingga Alam Sekala dan Alam Niskala dipandang sebagai sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dan saling melengkapi sehingga akan memunculkan Taksu atau keseimbangan kekuatan spiritual yang dapat membawa kebaikan. Ritual Melaspas akan dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Bapak Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan. Presiden Komisaris PT Garuda Adhimatra Indonesia, Mayjen TNI (Purn.) Sang Nyoman Suwisma, serta Bapak Haryanto Tirtohadiguno, Presiden Komisaris Alam Sutera Group.
Ritual Melaspas menjadi bagian akhir dari rangkaian ritual upacara adat Pasupati yang telah digelar sebelumnya di Pelataran Gedung Pedestal Patung GWK dalam rangka pemasangan Mahkota Patung GWK, pada Mei 2018. Digelarnya Upacara Pasupati dalam pemasangan mahkota Wisnu memiliki makna permohonan berkah kepada Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa agar dapat menghidupkan dan memberikan energi baik dalam kehidupan alam Bhuwana Agung atas apa yang telah dibangun dan dikembangkan Alam Sutera di GWK Cultural Park. Rangkaian ritual upacara adat dimulai dengan pelaksanaan upacara Resigana dengan melaksanakan tawur sumpah utama agar menjadi indah dan harmonis sebagai simbol penyatuan kekuatan dari gedung Plaza Pedestal dan patung Garuda Wisnu Kencana yang bersumber dari berbagai fungsi lahan, bangunan-bangunan dan fasilitas lainnya yang telah dilaksanakan pada tahun 2013. Upacara tersebut agar mengharmonisasikan keterkaitan dari Bhuwana Agung (makrokosmos atau alam semesta) maupun Bhuwana Alit (mikrokosmos atau umat manusia).
Pada hakekatnya rangkaian ritual upacara adat dan agama tersebut ditujukan agar tercipta keselarasan antara GWK Cultural Park dan Patung Garuda Wisnu Kencana, dengan alam dan manusia di sekitarnya. Dengan demikian Alam Sutera dan GWK Cultural Park melengkapi tuntunan adat dan agama serta kearifan budaya masyarakat Bali. Sang Nyoman Suwisma selaku presiden komisaris perusahaan telah mengkordinasikan dengan Ida Pedanda Gede Ngurah Putra Keniten selaku Jaya Maya Karya (Pemuput Karya), memohon doa agar seluruh rangkaian upacara adat dan agama dapat berjalan lancar, rahayu, rahajeng, membawa kebaikan bagi semua pihak dalam melaksanakan swadharma pengabdian dalam berbagai usaha, dapat berjalan dengan tertib, aman dan sukses karena telah mendapatkan restu secara Sekala dan Niskala.
Pada 2012, Alam Sutera mengakuisisi kepemilikan kawasan GWK Cultural Park. Alam Sutera melakukan berbagai pembenahan kawasan guna mengembangkan kawasan GWK Cultural Park sebagai kawasan wisata budaya terbaik di Bali bahkan di Indonesia dan membangun patung Garuda Wisnu Kencana secara komprehensif menuju kesempurnaan.Patung Garuda Wisnu Kencana yang merupakan sebuah ikon budaya bangsa telah selesai. Patung ini menjadi patung terlebar pertama dan tertinggi ketiga di dunia. Keseluruhan Patung Garuda Wisnu Kencana menjulang tinggi hingga 121 meter, di atas sebuah bangunan pedestal. Dengan bentang sayap mencapai lebar 64 meter, ikon landmark termegah di Bali ini berdiri gagah di puncak bukit Ungasan, di dalam kawasan GWK Cultural Park. Dalam mewujudkan patung Garuda Wisnu Kencana, Alam Sutera mengadakan uji teknis untuk mendapatkan konfigurasi yang tepat. Termasuk pengujian wind tunnel di Melbourne dan Toronto. Konsultan konstruksi pun didatangkan guna memastikan kekuatan bangunan pedestal yang menjadi pondasi patung.
“Kami berharap patung Garuda Wisnu Kencana nantinya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai salah satu ikon budaya dunia setelah Candi Borobudur dan Prambanan, yang membanggakan serta memberikan dampak positif baik dari aspek seni dan budaya, wisata serta turut berkontribusi besar dalam meningkatkan sosial-ekonomi masyarakat sekitar dan Bali pada khususnya, dan Negara Indonesia pada umumnya. Kami berharap kepada semua pihak, kebersamaan yang telah terjalin selama ini terus berlanjut, untuk turut menjaga dan memelihara patung Garuda Wisnu Kencana yang kita banggakan, sehingga dapat terus dinikmati oleh generasi di masa yang akan datang” demikian permohonan dan doa Presiden Komisaris Alam Sutera Group, Haryanto Tirtohadiguno usai upacara Melaspas, Rabu (8/8).
Selesainya upacara Melaspas melengkapi seluruh rangkaian upacara adat dan agama dari mulai upacara Resi Gana dan Pasupati yang dilaksanakan sebelumnya. Dengan demikian maka Patung Garuda Wisnu Kencana telah siap untuk diresmikan. Alam Sutera menjadikan momentum akusisi GWK Cultural Park sebagai langkah diversifikasi usaha ke sektor pariwisata, setelah sebelumnya dikenal sebagai pengembang kawasan properti Alam Sutera, Suvarna Sutera, yang meliputi perumahan, apartemen, perkantoran, mal dan rumah toko (ruko). Alam Sutera akan mengembangkan GWK Cultural Park, kompleks wisata yang berdiri di atas lahan seluas total 60 hektar ini, selain sebagai destinasi wisata dengan Patung GWK-nya, tetapi juga sebagai wadah ekspresi budaya yang siap menggelar multi-event budaya berskala internasional, baik yang dapat digelar di indoor maupun outdoor, dengan daya tampung hingga 40,000 orang. (ist)