Hadapi Era Industri 4.0, Perdiknas Siapkan Transformasi Pendidikan
(Baliekbis.com), Memasuki usia 50 tahun (Jubelieum Emas) yang jatuh pada 31 Desember 2018 ini, Perdiknas (Perkumpulan Pendidikan Nasional) makin memantapkan langkah untuk tetap eksis dan bersaing di tengah era revolusi industri 4.0.
Perdiknas memilih jalan transformasi dalam menaungi dan mengelola yang menaungi lembaga pendidikan top di Bali. Mulai dari SMP Nasional Denpasar, SMK Teknologi Nasional dan Undiknas (Universitas Pendidikan Nasional) Denpasar.
Peta jalan dan Renstra (Rencana Strategi) selama 25 tahun ke depan pun tengah digodok dan dimatangkan dalam upaya melakukan transformasi pendidikan di era revolusi industri 4.0.
Masukan dari sejumlah stakeholder terkait terus digali. Salah satunya dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui diskusi terbatas yang digelar di Gedung Perdiknas Denpasar, Minggu (9/12/2018).
Diskusi terbatas yang bertajuk “Transformasi Pendidikan Menuju Era Industri 4.0” ini menghadirkan pembicara Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kemendikbud Ir. Ananto Kussuma Seta mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Didampingi juga oleh Ketua Perdiknas Denpasar Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H.,M.M., dan Kabid PSMP Disdikpora Kota Denpasar AA Gede Wiratama serta undangan lainnya.
Dihadiri pula para pimpinan unit lembaga pendidikan di bawah Perdiknas, guru, dosen serta perwakilan siswa dan mahasiswa. Diskusi yang digelar bersamaan dengan “Spenas Scout Competition” 2018 ini juga serangkaian peringatan HUT ke-50 (Jubelieum Emas) Perdiknas.
Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kemendikbud Ir. Ananto Kussuma Seta mengatakan transformasi termasuk juga di organisasi pendidikan adalah suatu keharusan dalam mengahadapi peluang dan tantangan era industri 4.0. Transformasi ini harus sejalan dengan upaya memenuhi permintaan dunia kerja dan juga harapan orang tua.
Transformasi juga mengarah pada upaya menanamkan skill pada anak didik khusus skill atau keahlian di bidang pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh robot yang mulai mengancam untuk mengambil alih sejumlah pekerjaan manusia. Misalnya guru tidak akan bisa digantikan oleh robot.
Pendidikan juga harus berjalan secara hybrid. Siswa atau peserta didik diarahkan untuk menguasai skill IT dan digital namun tetap punya soft skill serta karakter yang kuat.
“Orang itu DNAnya adalah karakter. Belajar teknologi mudah tapi bangun karakter susah. Jadi keduanya harus diseimbangkan,”ujar Ananto Kussuma Seta.
Ketua Perdiknas Denpasar Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda menegaskan pihaknya tengah fokus menyusun Renstra (Rencana Strategi) 25 tahun ke depan dalam menyiapkan SDM untuk menghadapi perubahan di era industri 4.0.
“Renstra ini akan kami luncurkan saat puncak Jubelieum Emas Perdiknas 31 Desember mendatang,” ujar Tini Gorda yang juga Ketua BKOW (Badan Kerja Sama Organisasi Wanita) Provinsi Bali itu.
Saat ini pihaknya tengah menggali masukan dari berbagai narasumber dan stakeholder baik kalangan akademisi, praktisi, lembaga pemerintah, termasuk juga para alumni dan pihak industri yang menggunakan lulusan dari lembaga pendidikan di bawah Perdiknas.
“Semua mengarah pada transformasi pendidikan menghadapi era industri 4.0. Kami tekankan sinergitas guru dan peserta didik agar bisa menghasilkan lulusan yang siap diserap dunia kerja,” tegas Tini Gorda.
Perdiknas juga akan fokus memberikan literasi digital pada peserta didiknya. Sehingga mereka tidak hanya menggunakan teknologi digital dan mendapatkan manfaat praktis tapi juga paham landasan filosofis dan bertanggung jawab dalam pemanfaatannya.
“Kami tekankan literasi digital bermoral. Ini juga akan jadi tonggak sejarah Perdiknas dalam menyiapkan diri menghadapi industri 4.0,” pungkas Tini Gorda yang juga Ketua Umum Forkomwil Puspa Provinsi Bali itu. (wbp)