Hadapi Gelombang Kedua Covid-19, Humas Miliki Peran Strategis di Tengah Pandemi 500
(Baliekbis.com), Kedatangan gelombang kedua Covid-19 yang melanda sejumlah negara telah menimbulkan kepanikan massal di dunia. Sebab, sejauh ini penyebaran infeksi dan kematian yang ditimbulkannya memiliki skala 3 kali lebih luas dan besar dibandingkan gelombang pertama. Ledakan kasus Covid-19 yang lebih gawat ini dipicu oleh sikap masyarakat yang lengah dan abai menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Saat ini, Indonesia masih berada di gelombang pertama Covid-19. Namun, langkah antisipatif harus segera dilakukan untuk mencegah badai gelombang kedua Covid-19 menerjang Indonesia. Salah satu hal penting adalah membangun narasi positif, sebagi jembatan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat, tentang masih perlunya melaksanakan prokes walaupun jumlah infeksi Covid-19 sedang menurun. Ini menjadi tugas dan tanggung jawab seorang profesional Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas).
Seorang Humas memiliki peran sentral yang sangat vital untuk merancang strategi komunikasi yang efektif di masa pandemi Covid-19. Informasi yang disampaikan harus benar, akurat, berdasarkan data, dan mudah diterima. Sebab, salah satu kunci penting dalam melawan wabah Covid-19 bukanlah isolasi tapi informasi. Karena, strategi komunikasi yang tepat dan informasi yang benar dapat menyelamatkan korban jiwa.
Pemerintah berupaya cepat melakukan tindakan pencegahan antara lain dengan membuat aturan atau imbauan kepada masyarakat untuk bekerja dan belajar dari rumah, beribadah di rumah, mengonsumsi makanan sehat, dan memperbanyak olahraga. Juga memulai hidup sehat dengan disiplin memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menyemprotkan hand sanitizer, mencegah kerumunan, menjaga jarak, dan membatasi mobilitas dan interaksi.
Aturan atau imbauan ini harus dikomunikasikan oleh Humas secara efektif kepada masyarakat agar dipahami dan dipatuhi, juga untuk memastikan hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan pemerintah tetap terjalin dengan baik.
Kondisi anomali, ketidakpastian, kerumitan, dan juga ketidakjelasan saat krisis membuat masyarakat mencoba mencari informasi tentang Covid-19. Untuk itu, Humas memiliki peranan yang strategis dalam mendiseminasikan informasi positif, benar, akurat, dan meneduhkan secara kreatif, inovatif, dan efektif dengan mengoptimalkan teknologi digital dan media sosial.
Edukasi kepada masyarakat melalui penyampaian pesan dengan konten yang empatif akan membangun trust dan citra persepsi positif, sekaligus memerangi hoaks agar tidak menimbulkan kepanikan dan multitafsir di tengah masyarakat saat pandemi Covid-19.
Inilah pentingnya praktisi Humas utamanya Humas Pemerintah dan Korporat menunjukkan kompetensinya. Dibutuhkan lembaga pendidikan Humas yang menyiapkan sesuai kompetensi tersebut. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) telah membuka Program Studi (Prodi) Humas sejak 7 Juli 2017 dan terus menerus meningkatkan kualitas pendidikannya antara lain melalui Penjaminan Internal oleh Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) dan Penjaminan Eksternal oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melalui proses akreditasi.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Penjaminan Mutu Eksternal (PME) LP3M UPNVY Dr. Puji Lestari, MSi., disela-sela kegiatan Asesmen Lapangan untuk Prodi Humas Jurusan Ilmu Komunikasi (Ilkom) Fisip UPNVY. Kegiatan yang merupakan bagian dari proses akreditasi prodi ini, diselenggarakan oleh BAN-PT bersama Unit Pengelola Program Studi (UPPS) yang bertanggung jawab menyelenggarakan prodi. Berlangsung secara daring, di Kampus 2 UPNVY, Jalan Babarsari No.2, Tambak Bayan, Janti, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta, kemarin Selasa hingga Jumat (20-23/4/2021).
Dekan Fisip UPNVY Dr. Dra. Machya Astuti Dewi, M.Si., menuturkan, dua Asesor dari BAN-PT yang melakukan Asesmen Lapangan adalah Dr. Suwandi Sumartias, M.Si. dari Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Dra. Dewi Kurniawati, M.Si., Ph.D. dari Universitas Sumatera Utara (USU).
“Kegiatan asesmen lapangan dilakukan untuk mengonfirmasi kebenaran data dan informasi yang diajukan dalam Laporan Kinerja Program Studi (LKPS) dan Laporan Evaluasi Diri (LED) oleh UPPS Prodi Humas UPNVY yang telah diupload sebelumnya melalui Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO), sesuai dengan Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) 4.0,” kata Machya Astuti.
Machya Astuti menyampaikan, Asesmen Lapangan dilakukan sebagai dasar dalam penilaian kriteria akreditasi perguruan tinggi. Salah satu tahap dari proses akreditasi ialah melakukan Asesmen Lapangan untuk verifikasi, validasi, dan melengkapi data dan informasi yang disajikan dokumen akreditasi. Hal ini guna menjamin proses akreditasi dilakukan secara independen, akurat, objektif, transparan, akuntabel, ketidakberpihakan, kredibel, menyeluruh, efektif, dan efisien.
“Proses akreditasi melibatkan seluruh stakehoder. Mulai dari jajaran Dekanat Fisip UPNVY selaku UPPS, Pengurus Jurusan Ilmu Komunikasi, Pengurus Prodi Humas, Dosen, Tenaga kependidikan (tendik) termasuk Pustakawan dan Laboran, Mahasiswa, dan Mitra kerja sama,” ungkap Machya Astuti.
Korprodi Humas Ilkom Fisip UPNVY Dewi Novianti, SIP., M.Si. menjelaskan, proses Asesmen Lapangan merupakan tahap akhir penilaian yang dilakukan oleh BAN-PT sebelum memutuskan suatu prodi apakah akan masuk dalam kategori baik, baik sekali, atau unggul.
“Prodi Humas sendiri merupakan prodi baru di bawah koordinasi Jurusan Ilkom Fisip UPNVY. Prodi yang mengambil kekhasan humas pemerintahan dan korporat ini akan meluluskan angkatan pertamanya pada semester genap 2021 ini,” imbuh Dewi Novianti.
Asesor BAN-PT berhasil menggali tingkat kepuasan yang cukup tinggi selama berkuliah di Prodi Humas UPNVY dari mahasiswa yang hadir. Sistem pembelajarannya yang interaktif dari dosen-dosen dan praktisi di Prodi Humas yang sangat berkompeten, dirasakan membantu meningkatkan kompetensi mahasiswa Prodi Humas.
Tim asesor memberikan rekomendasi untuk Syarat Perlu Terakreditasi dan Sembilan Kriteria Penilaian. Rekomendasi ini diberikan dengan harapan agar prodi semakin berkembang dan semakin baik ke depannya.
Suwandi Sumartias mengungkapkan, indikator Elemen Penilaian BAN-PT menetapkan fokus penilaian ke dalam kriteria yang mencakup komitmen perguruan tinggi terhadap kapasitas institusi dan keefektifan pendidikan yang terdiri atas kriteria Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi; Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama; Mahasiswa; Sumber Daya Manusia; Keuangan, Sarana dan Prasarana; Pendidikan; Penelitian; Pengabdian kepada Masyarakat; dan Luaran dan Capaian Tridharma.
Dewi Kurniawati menambahkan, ke depan pengembangan prodi agar diperhatikan hal-hal yang masih perlu ditingkatkan, antara lain pelibatan mahasiswa dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Guna memberikan pengalaman dan menambah softskill mahasiswa.
Menanggapi seluruh rekomendasi yang diberikan tim asesor, Machya Astuti menegaskan siap melakukan perbaikan sesuai dengan apa yang telah direkomendasikan tim asesor. Adanya kegiatan asesmen lapangan ini dilakukan demi meningkatkan kinerja serta perolehan status akreditasi prodi.
Machya Astuti menyadari, Asesmen Lapangan sebagai rangkaian proses akreditasi sangatlah penting untuk melihat apakah yang telah kerjakan dan diprogramkan sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau belum. Dan, apakah sudah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) dan kriteria dari BAN PT atau belum.
“Lulusan yang unggul dan sesuai kompetensi prodi, tentunya akan berdampak kepada kemudahan bagi alumni untuk memperoleh akses kerja yang lebih luas,” terang Macya Astuti.
Menurut Puji Lestari, yang juga merupakan Asesor BAN-PT ini, Asesmen Lapangan berfungsi sebagai evaluasi menyeluruh yang akan mendorong pengembangan dan perbaikan Prodi Humas UPNVY. Ke depan, diharapkan bisa menghasilkan lulusan kehumasan yang berkualitas dan kompeten sesuai Capaian Lulusan yang telah ditetapkan.
“Asesor merekomendasikan tentang perlunya peningkatan publikasi artikel hasil penelitian mahasiswa baik di jurnal nasional, nasional terakreditasi, jurnal internasional bereputasi, dan publikasi di media massa. Mahasiswa dan dosen bisa bermitra dalam meningkatkan pengembangan Ilmu Humas,” jelas Dosen Jurusan Ilkom Fisip UPNVY yang juga dipercaya menjadi Ketua Umum Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi Indonesia (APJIKI) ini. (ist)