Hadapi Revolusi Industri 4.0, Undiksha Maksimalkan Pembelajaran Daring
(Baliekbis.com), Penerapan pembelajaran Dalam Jaringan (daring) terus digenjot Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Inovasi ini tak hanya untuk program S-1, tetapi sampai S-3. Mendukung itu, telah dibentuk tim khusus.
Wakil Rektor I Undiksha, Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana,M.Si. usai rapat bersama tim di Ruang Ganesha I Rektorat, Kamis (4/4/2019) menjelaskan pola pembejaran itu menjadi salah satu program yang dicanangkan Rektor, untuk menyongsong revolusi industri 4.0, disamping mengurangi tatap muka antara dosen dan mahasiswa dalam kelas dan lebih mengefektifkan pembelajaran karena dari sisi waktu lebih fleksibel.
“Oleh karena itu kami kejar dan telah membentuk tim yang mulai bekerja hari ini. Dengan harapan bahwa sesuai dengan permintaan Bapak Rektor, secara bertahap matakuliah yang ada di Undiksha harus sudah melaksanakan Daring,” jelasnya.
Sesungguhnya, sambung akademisi asal Desa Kemenuh, Kabupaten Gianyar ini Undiksha sejak 2017 sudah menerapkan pembelajaran Daring. Hanya saja baru terbatas pada Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK). Ada pula e-learning, tetapi menurutnya baru sebatas memberikan suplemen pembelajaran. “Ini yang kami tingkatkan. Dari S-1 sampai S-3 digunakan sistem Daring,” sebutnya.
Model pembelajaran yang demikian tak dimungkiri terbelit tantangan. Hal itu tak hanya pada infratruktur, tetapi juga kesiapan dosen dan mahasiswa. Akan tetapi ditegaskan, Undiksha siap melakukan upaya agar yang dicanangkan dapat berjalan sesuai harapan. “Untuk Daring juga sudah berjalan untuk S-2 kampus di Denpasar. Tetapi belum berjalan maksimal karena terkendala di dosen dan sarana-prasarana. Ini yang perlu kami sikapi, termasuk juga menyiapkan materi kuliahnya,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Tim Dr. I Gde Wawan Sudatha, S.Pd., S.T., M.Pd.,juga mengakui penerapan program ini menghadapi sejumlah tantangan. Namun demikian, pihaknya berupaya mencari solusi mengatasi itu, bahkan jika perlu melakukan studi ke perguruan tinggi lain yang sudah menerapkan. “Yang masih jadi tantangan adalah kesiapan infrastruktur, kesiapan mahasiswa dan dosen,” ucapnya. (hms)