Hadirkan Pakar Kejiwaan, TP PKK Provinsi Bali Gelar Webinar ‘Hidup Sehat dan Bahagia di Masa Tua’
(Baliekbis.com), Tim Penggerak PKK Provinsi Bali menggelar webinar yang mengusung tema ‘Hidup Sehat dan Bahagia di Masa Tua’, Rabu (2/2/2022). Secara offline, webinar dilaksanakan di Gedung Jayasabha yang dihadiri langsung oleh Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster, dua narasumber yaitu Psikiater dan Pemerhati Kesehatan Mental Prof. Dr. dr. Luh Ketut Suryani, SpKJ (K) dan Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SPKJ (K) MARS serta jajaran pengurus TP PKK Provinsi Bali.
Sementara Ketua TP PKK Kabupaten/Kota, PAKIS Bali dan peserta lainnya mengikuti kegiatan secara online dari kedudukan masing-masing. Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi progam TP PKK Provinsi Bali, khususnya berkaitan dengan aksi sosial yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Kali ini, TP PKK Bali menghadirkan dua pakar kejiwaan yang khusus membawakan materi tentang problematika lansia dan cara mengatasinya.
Menurut Ny. Putri Koster, kelompok lansia mendapat atensi karena secara alamiah setiap orang akan memasuki masa itu. “Kita semua yang hadir di sini dan juga peserta yang ikut secara daring adalah calon-calon lansia, ” ucapnya.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk mendengar pendapat dari pakar tentang bagaimana kita mempersiapkan diri agar nantinya bisa menjadi lansia yang sehat dan bahagia. Karena menurutnya, mencegah atau mempersiapkan diri sejak dini lebih baik daripada harus mengatasi problematika pada masa lansia.
“Saya harap narasumber yang hadir berbagi tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental di hari tua. Sehingga ketika tiba saatnya kita dipanggil sang pencipta, kita bisa mengembalikan unsur panca mahabuta secara utuh. Ini wujud rasa terima kasih kita kepada Tuhan, ” urainya.
Lebih dari itu, kegiatan webinar ini juga menjadi bagian penting dari implementasi Perda Provinsi Bali Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Tips-tips yang dibagikan oleh para narasumber juga bisa diterapkan para peserta dalam merawat lansia di rumah dan lingkungan masing-masing. “Kita mulai dari hal-hal kecil agar regulasi yang dikeluarkan pemerintah bisa terimplementasi dengan baik melalui geliat TP PKK didukung peran aktif seluruh komponen masyarakat, “imbuhnya.
Sementara itu, Prof. LK Suryani dalam paparannya merinci sejumlah keluhan para lansia yang sering ia dengar yaitu tidak dihiraukan oleh anak-anak mereka dan masa tua yang jauh dari angan-angan. “Saya yakin, setiap orang menginginkan hari tua yang sehat dan bahagia, bisa duduk dengan tenang dan punya cukup uang. Namun yang dihadapi sebagian besar lansia adalah sebaliknya,” ucapnya.
Bahkan menurut Prof. Suryani, sebagian besar lansia tidak dididik untuk mandi karena waktu mereka habis untuk bekerja dan bekerja. Problematika lain yang dihadapi oleh sebagian besar lansia adalah perasaan tak berguna ketika orang-orang terdekat mereka melarang melakukan suatu kegiatan dengan alasan ‘sudah tua’.
“Anak-anak sering melarang orangtua mereka yang sudah lansia melakukan kegiatan dengan menyebut sudah tua. Mulai sekarang, jangan menyebut diri tua, kita harus berani menyebutkan umur,” tandasnya. Lebih dari itu, sebagian lansia juga kerap menghadapi problem dengan menantu mereka.
Menyikapi hal tersebut, LK. Suryani menyarankan agar para lansia mulai menanamkan prinsip penerimaan. Dengan kata lain, seseorang harus menerima bahwa menua itu adalah hal yang pasti. Selain itu, untuk menjaga kesehatan fisik, lansia disarankan untuk tetap bergerak, tertawa lepas dan berjemur di bawah sinar matahari.
Sedangkan untuk menjaga kesehatan mental, ia merekomendasi para lansia melakukan sesuatu sesuai kata hati. “Misalnya soal berpakaian, pilih warna yang disukai dan jangan terbatas pada warna-warna tertentu yang diidentikkan dengan orang tua,” tambahnya.
Mengingat banyaknya problem yang dihadapi, LK Suryani mengharapkan pemerintah memberi tempat khusus bagi lansia untuk berkumpul pada waktu-waktu tertentu.
Harapan LK Suryani langsung mendapat tanggapan dari Ny. Putri Koster. Setelah berkoordinasi dengan Gubernur Bali dan OPD terkait, ia mempersilahkan para lansia memanfaatkan Gedung Wanita Nari Graha untuk melakukan kegiatan. Bahkan, ke depan Ny. Putri Koster ingin mewujudkan sebuah gedung untuk lansia di areal Pusat Kebudayaan Bali yang saat ini sedang dalam proses pembangunan.
“Untuk saat ini, Gedung Wanita Nari Graha cukup representatif, silakan dimanfaatkan,” sebutnya sembari menambahkan bahwa setiap anak wajib memberi perhatian serius terhadap orangtua karena doa mereka sangat penting sebagai penuntun kehidupan.
LK. Suryani pun sangat mengapresiasi keputusan cepat yang diambil oleh Ny.Putri Koster. Menurutnya ini merupakan bukti nyata perhatian terhadap para lansia.
Cokorda Bagus Jaya Lesmana menambahkan, secara mental para lansia menghadapi sejumlah persoalan antara lain perasaan depresi, sedih dan pikun yang disebabkan menurunnya fungsi fisik dan otak.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan fungsi fisik, para lansia harus tetap aktif bergerak. Sedangkan untuk mencegah pikun, lansia hendaknya diberi ruang agar bisa tetap mengasah otak mereka. Pada bagian lain, Jaya Lesmana juga mengingatkan peran orang sekitar untuk membuat lansia tetap sehat dan bahagia dalam menikmati sisa hidup mereka.
“Anak-anak harus belajar memahami beratnya problem yang dihadapi para lansia dan hindari berkonfrontasi dengan mereka,” pungkasnya. Para peserta mengikuti webinar dengan antusias dan mengajukan pertanyaan seputar prolematika yang mereka hadapi dalam merawat lansia. Pertanyaan peserta dijawab tuntas oleh dua narasumber yang dipandu moderator I Made Sudiana Karang. (pem)