Harga Komoditas Hortikultura Menurun, Bali Alami Deflasi pada Agustus 2022
(Baliekbis.com), Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, pada Agustus 2022 Provinsi Bali mengalami deflasi sebesar -0,23% (mtm), menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,89% (mtm) dan lebih dalam dibandingkan deflasi nasional sebesar -0,21% (mtm).
Sementara secara tahunan, inflasi melambat dari 6,73% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 6,38% (yoy), namun masih lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 4,69% (yoy).
“Deflasi Agustus 2022 bersumber dari penurunan harga kelompok volatile foods (VF) dan administered prices (AP),” ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho, Kamis (8/9) di Denpasar.
Secara disagregasi, kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar -3.74% (mtm), menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 3,20% (mtm).
Penurunan tersebut ujar Trisno terutama didorong oleh menurunnya harga komoditas hortikultura (bawang merah, cabai rawit, tomat, cabai merah) dan minyak goreng. Penurunan komoditas hortikultura terjadi seiring dengan mulai berlangsungnya masa panen di beberapa wilayah di Bali.
Sementara itu, minyak goreng mengalami penurunan harga seiring dengan tren penurunan harga CPO global. Namun demikian, laju deflasi kelompok volatile food tertahan oleh kenaikan harga telur ayam ras akibat kenaikan harga bahan baku pakan ternak (jagung dan kedelai).
Kelompok administered price (AP) mengalami inflasi sebesar 0,31% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1,75% (mtm). Tekanan inflasi terutama bersumber dari kenaikan bahan bakar rumah tangga (gas LPG), sedangkan penurunan tarif angkutan udara seiring dengan penurunan harga avtur dan normalisasi permintaan pasca libur sekolah menjadi penahan laju inflasi.
Sementara itu, kelompok core inflation tercatat mengalami inflasi sebesar 0,54% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,10% (mtm). Meningkatnya tekanan inflasi terutama disebabkan oleh kenaikan harga canang sari akibat menurunnya stok janur yang sebagian diimpor dari luar Bali.
Sedangkan permintaan meningkat seiring dengan banyaknya peringatan upacara keagamaan dan upacara adat pada Agustus 2022. Di sisi lain, laju inflasi tertahan oleh penurunan harga emas perhiasan seiring dengan penurunan harga emas global.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota senantiasa melakukan koordinasi untuk melakukan pemantauan harga dan pasokan, meningkatkan pelaksanaan kegiatan operasi pasar, serta peningkatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk menjamin kestabilan harga dan ketersediaan barang di Provinsi Bali.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyampaikan apresiasi kepada TPID tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota yang telah berhasil menekan angka inflasi di bulan Agustus dan terus melakukan upaya pengendalian harga di Provinsi Bali. (ist)