Hasil Daur Ulang Sampah di Surabaya, Kompos Dibagikan Secara Gratis Kepada Warga
(Baliekbis.com), Keberhasilan Kota Surabaya menangani masalah sampah patut diacungi jempol. Bukan saja sampah berhasil ditangani dengan baik, juga Pemkot Surabaya berhasil memberdayakan warganya ikut menjaga kebersihan dan termasuk mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi menjadi kompos dan pelet.
“Awalnya sampah yang masuk ke tempat daur ulang ini cukup banyak. Namun sejalan dengan waktu jumlahnya makin menyusut karena warga semakin sadar akan kebersihan,” ujar Kabid Sampah dan Limbah Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Pemkot Surabaya Andhini Kusumawardani, Rabu (18/9/2019) saat menerima kunjungan rombongan Humas Pemprov Bali bersama wartawan.
Kunjungan yang dipimpin Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Pemprov Bali I Wayan Suarjana didampingi Karo Humas dan Protokol AA Oka Sutha Diana bertujuan untuk mengetahui pengelolaan dan pengolahan sampah di Kota Pahlawan ini.
Menurut Andhini dengan makin tingginya peran dan kesadaran warga dalam menangani kebersihan, sehingga sampah tak sampai mencemari lingkungan. Bahkan dari sampah ini telah membuka lapangan kerja dan menghasilkan kompos dan pelet.
“Di Pusat Daur Ulang Sampah Jambangan ini mempekerjakan 25 orang. Dari tempat ini rata-rata dihasilkan 200 kg kompos per harinya dan pelet yang bisa untuk makanan ikan dan ternak,” jelasnya.
Kompos yang dihasilkan tambah Andhini selain digunakan untuk pemupukan tanaman di taman-taman kota. Juga sebagian diberikan kepada warga atau kelompok masyarakat yang memerlukan. “Kompos kita bagikan secara gratis. Tapi gak boleh dijual,” jelasnya.
Sementara itu Koordinator Pusat Daur Ulang Jambangan Hadi mengatakan rata-rata sampah yang masuk sekitar 6 ton/hari. Sampah yang masuk langsung dipilah. Yang sampah organik lalu dicacah dan diproses menjadi sampah.
Sedangkan yang non organik dikirim ke TPA Benowo untuk diolah jadi listrik. “Selain jadi kompos, juga dihasilkan pelet untuk makanan ikan dan ternak,” jelasnya. Ditambahkan Hadi, sampah yang masuk ke Pusat Daur Ulang ini dari warga sekitar.
Menurut Andhini, selain di Jambangan, Pemkot Surabaya juga memiliki Pusat Daur Ulang di Sukerejo dan Tambak Oso Wilangun. “Ke depan akan ditambah lagi lima sehingga semuanya ada delapan,” jelasnya.
Sementara Asisten III I Wayan Suarjana mengatakan keberhasilan penanganan sampah di Surabaya selain adanya komitmen pemerintahnya juga tingkat kesadaran masyarakatnya begitu tinggi akan kebersihan khususnya masalah sampah. “Kita di Bali bisa coba ini dan pasti bisa sebab untuk pengolahan sampah tak memerlukan investasi begitu besar. Sementara manfaatnya sangat besar baik untuk warga juga lingkungan,” ujarnya. (bas)