Hasilkan Listrik, PLTHM Bantuan Jepang Akhirnya Beroperasi
(Baliekbis.com), Pemerintah Kabupaten Tabanan kini bisa memanfaatkan teknologi energi baru terbarukan dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTHM) yang merupakan bantuan Pemerintah Kota Toyama, Jepang. Empat unit PLTMH yang dibangun di beberapa titik di areal Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel sejak Mei 2017 lalu, Senin (27/11), resmi dioperasikan. Peresmiannya ditandai dengan pemecahan kendi oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dan Walikota Toyama Masashi Mori disaksikan Direktur Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Maritje Hutapea, Direktur Dekonsentrasi Tugas Pembantuan dan Kerja Sama Kementerian Dalam Negeri, Sugiarto, Kepala Pusat Fasilitasi Kerja Sama Kementerian Dalam Negeri Nelson Simanjuntak dan Kepala Perwakilan JICA Indonesia Naoki Ando.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam sambutannya mengaku sangat berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan Pemerintah Kota Toyama. Sebab, bantuan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup para petani. “Serta yang terpenting adalah memberi edukasi mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan yang tetap mengedepankan upaya pelestarian alam dan lingkungan. Khususnya di Jatiluwih,” kata Bupati Eka. Menurutnya, pemanfaatan energi baru terbarukan sangat penting saat ini. Terlebih, di Jatiluwih sebagai bagian dari bentang alam Subak di Bali telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. “Menjaga kawasan ini (Jatiluwih) tidak mudah. Oleh karena itu dengan adanya perhatian dari Pemerintah Kota Toyama ini akan sangat membantu meningkatkan kepedulian terhadap warisan budaya dunia yang harus kita jaga bersama,” imbuhnya. Di tahap awal, pengoperasian PLTMH ini akan menghasilkan energi listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penerangan jalan sebanyak 200 titik di wilayah Subak Jatiluwih. “Dan, lampu penerang jalan itu juga merupakan bantuan dari Pemerintah Toyama yang didanai JICA,” bebernya. Tidak sampai di situ saja, Bupati Eka juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Kota Toyama karena ke depannya akan terus menjalin kerja sama dengan kabupaten yang dipimpinnya. Khususnya dalam bidang pemanfaatan teknologi di bidang pertanian. “Apalagi ke depannya, Pemerintah Kota Toyama juga akan membantu Kabupaten Tabanan dalam hal pengolahan beras dan sampah. Kebetulan Toyama memiliki atmosfer yang tidak jauh beda dengan Tabanan,” imbuh Bupati Eka seraya menyebutkan bahwa pemanfaatan PLTMH ini tidak hanya diterapkan di Tabanan saja namun ke seluruh Bali.
Sementara itu, Walikota Toyama Masashi Mori mengaku pihaknya merasa mendapatkan kehormatan dari Pemerintah Kabupaten Tabanan yang bersedia menjalin kerja sama. Terlebih, Pemerintah Kota Toyama mengemban tugas dari Pemerintah Jepang untuk mengembangkan teknologi yang telah berhasil diterapkan ke berbagai negara dalam rangka mengembangkan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan. “Karena Kota Toyama telah ditetapkan sebagai model lingkungan dan future city oleh Pemerintah Jepang,” katanya. Itu sebabnya, dalam beberapa waktu terakhir ini, pihaknya berusaha mengembangkan teknologi dan proyek-proyek yang bertujuan untuk memecahkan persoalan perkotaan dan pengembangan daerah. “Pemerintah Kota Toyama menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tabanan sejak Maret 2014. Dan, hari ini kita bisa meresmikan PLTMH. Ini tidak lepas dari dukungan Pemerintah Republik Indonesia, Pemprov Bali, Pemkab Tabanan, dan masyarakat subak,” imbuhnya seraya berharap pemanfaatan teknologi ini bisa diterapkan di wilayah lainnya di Bali maupun di Indonesia. Di akhir sambutannya, Mashashi Mori mengungkapkan adanya kerja sama ini, dirinya berharap bisa mempererat hubungan Jepang dengan Indonesia. Khususnya dengan Bali. “Tahun depan kita akan memperingati 60 tahun terjalinnya hubungan diplomatik Indonesia-Jepang. Melalui proyek ini, saya berharap hubungan ini dapat kokoh terjalin,” tandasnya. Direktur Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Maritje Hutapea mengungkapkan bahwa pihaknya akan mencatat keberadaan empat unit PLTMH di Jatiluwih tersebut. Sebab, sesuai kebijakan energi nasional, pada 2025 ditargetkan ada 45 ribu megawatt yang dihasilkan oleh pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan. “Dan, 21 ribu megawatt di antaranya dihasilkan melalui berbasis PLTH. Jadi empat unit PLTMH di sini (Jatiluwih) akan kami catat sebagai bagian dari pemenuhan target tersebut,” ungkapnya. Penerapan energi baru terbarukan, sambungnya, penting untuk dilakukan saat ini. Selain memiliki potensi yang begitu besar dalam pengembangan teknologi tersebut, Indonesia juga untuk mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap energi yang saat ini sudah cukup mendasar. Terutama dalam mendukung peningkatan akses masyarakat dalam memperoleh energi listrik. “Kami berharap program ini bisa menjadi pilot project untuk mendukung kebutuhan energi di Indonesia. Sejauh ini, kebutuhan energi kita sekitar 93 persennya didominasi oleh energi fosil. Kita berharap, ke depannya energi baru terbarukan akan menjadi pemasok utamanya karena potensinya ada dan sangat variatif. Bahkan, peningkatannya setiap tahun berkisar delapan persen,” pungkasnya. (bas)