HUT AMS dan BAMUS Jalin Kebersaman Antar Etnis
(Baliekbis.com), Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Bali pada HUT ke-2 yang bersamaan dengan HUT ke-VII Badan Musyawarah Urang Sunda (BAMUS) menggelar acara halal bihala di Nari Graha, Renon, Minggu (13/8). Ketua AMS Bali, Agus Samijaya mengatakan, AMS berdiri sebagai wadah silaturahmi bagi warga Sunda yang berdomisili di Bali. ” HUT ke-II AMS ini bisa dijadikan momen kebahagian terutama dalam meningkatkan solidaritas antarwarga Sunda dan Bali,”ujarnya.
Dikatakan, paguyuban itu juga untuk mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemrov) Bali terutamannya dalam peningkatan program pembangunan di Bali. Bagi warga Sunda tentu Bali sudah dianggap sebagai rumah kedua. “Karena itu warga Sunda di Bali kewajiban ikut memberikan kontribusi terhadap lingkungan dan sosial masyarakat serta ikut peduli dengan kehidupan masyarakat Bali pada umumnya,” terangnya. Warga Sunda yang berada di Kabupaten/Kota di Bali jumlahnya diperkirakan mencapai 25 ribu. Selain itu, untuk AMS Bali sendiri saat ini sudah bersinergi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan Pemrov Bali serta seluruh etnis di Bali. “Karena AMS sendiri memiliki prinsip yang sangat kuat yakni ingin menjadikan warga Sunda dan Bali bisa saling asah,saling asih dan saling asuh,”ucapnya. Ditambahkan, pada peringatan ini juga dihadiri Ketua Umum BAMUS Pusat Noeri Ispandji Firman dan Acil Bimbo yang juga anggota dewan pendiri AMS. Kegiatan itu juga dihadiri oleh ratusan warga Sunda yang menetap di Bali.”Jika dilihat momen perayaan HUT AMS dan BAMUS kali ini cukup berkesan, sebab momen seperti ini hanya bisa dilaksanakan hanya setahun sekali untuk bisa menyatukan seluruh warga Sunda menjadi satu keluarga besar,” tambahnya.
Sementara, Ketua Umum BAMUS Pusat Noeri Ispandji Firman menjelaskan, kegiatan HUT AMS ke-II dan HUT BAMUS ke-VII ini juga bagian dari rangkain penyambutan HUT Kemerdekaan RI Ke-72. Karena dari rangkaian ini akan menghasilkan sebuah kebersamaan dan jalinan tali silaturahmi antar etnis di Bali. Bahkan warga Sunda sendiri merasa tidak pernah ada yang namnya perbedaan eknis, sebab kita dimanapun berada semua adalah saudara,”jelasnya. Kemudian, Noeri Ispandji Firman juga melihat tradisi dan kebudayaan di Bali memberikan warna yang khas bagi khasanah kebudayaan Nusantara. Menurutnya, Bali dibangun dengan pendekatan kebudayaan dan justru punya daya tarik bukan hanya ditingkat nasional tapi juga ditigkat internasional.”Komunikasi etnis harus tetap terjalin dan tidak boleh terputus demi kemajuan NKRI kedepanya,”paparnya. (sus)