ICNT-17: Gianyar Diharapkan Jadi Contoh Kota Pusaka di Indonesia
(Baliekbis.com), Gianyar diharapkan menjadi contoh Kota Pusaka di Indonesia karena keberhasilannya dalam menjaga, merawat warisan budaya dan pusaka nenek moyang. “Kita berharap Gianyar bisa menjadi contoh dan teladan bagi 500 Walikota/Bupati dan Gubernur di seluruh Indonesia dalam hal pelestarian warisan nenek moyang,” ujar Ketua BPPI (Badan Pelestarian Pusaka Indonesia) Hashim Djojohadikusumo usai pembukaan International Conference of National Trusts (ICNT) ke-17, Senin (11/9) di Museum Subak, Pantai Masceti Gianyar.
Hashim mengatakan saat ini baru tiga kota/kabupaten di Indonesia yang tercatat sebagai kota pusaka dunia dari 298 kota di berbagai belahan dunia. “Hanya tiga kota/kabupaten yang diakui sebagai kota pusaka yakni Surakarta, Denpasar dan Gianyar,” ujarnya. Gianyar sendiri boleh dikatakan menjadi satu-satunya kabupaten yang meraih penghargaan kota pusaka dunia. Sebab pengakuan itu sesungguhnya untuk sebuah kota. Hashim menambahkan Gianyar dipilih menjadi tuan rumah ICNT karena dinilai mampu menjaga kearifan lokal seperti subak, tarian Bali dan budaya lainnya yang merupakan warisan nenek moyang. Ia melihat banyak manfaat yang didapat dari kegiatan ICNT ini. “Dengan ditunjuknya Gianyar sebagai penyelenggara konferensi internasional ke-17 ini, kita juga bisa belajar dari para tokoh internasional yang hadir bagaimana cara merawat, menjaga dan melestarikan warisan budaya yang dimiliki daerah lain di dunia,” ujarnya.
Terkait warisan pusaka menurut Hashim mencakup hal-hal yang luas berupa landskap, tanah, udara, laut, sungai atau pun dampak negatif dari perubahan iklim yang terjadi saat ini. Sesuai tema konferensi “Menjaga budaya dan kelestarian lingkungan hidup”, menurutnya Bali memiliki peran khusus dalam hal pelestarian warisan budaya dan pusaka nenek moyang karena masyarakatnya terkenal dengan budaya, lingkungan dan sejarah. Hashim mengatakan yang menjadi tantangan besar ke depan adalah bagaimana seluruh kabupaten/kota di Indonesia dapat menjaga warisan pusaka ini, karena sampai saat ini dari 514 kabupaten/kota baru tiga yang masuk dalam warisan pusaka dunia.
Sementara itu, Ketua Panitia Catrini Pratihari Kubontubuh mengatakan persoalan ke depan bukan sebatas kepercayaan sebagai kota pusaka itu melainkan bagaimana bisa menjaga, merawat dan mengimplementasikannya. Ia berharap Bali khususnya Gianyar bisa terus menjaga budaya dan pusaka untuk menjadi bagian dari solusi dunia dalam melestarikan lingkungan yang berkelanjutan. Catrini menambahkan dalam berbagai pertemuan ada usulan agar Bali bisa menjadi World Heritage Island. Hal senada juga dikatakan Bupati Gianyar AAG Beratha yang berharap ke depan bukan hanya Gianyar tapi seluruh kabupaten di Bali jadi kota pusaka. ICNT ke-17 yang diikuti sekitar 300 peserta dari 30 negara ini akan berlangsung selama lima hari mulai Senin (11/9) hingga 15 September mendatang. Usai pembukaan seluruh delegasi disuguhkan dengan kegiatan budaya adu ayam, permainan layang-layang serta pelepasan tukik di pantai setempat. (bas)