IKIP PGRI Bali dan STIMIK Denpasar Jadi UMI
(Baliekbis.com),Sudah cukup lama IKIP PGRI Bali dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Denpasar menunggu untuk bisa memperoleh status menjadi Universitas Mahadewa Indonesia (UMI).
Harapan tersebut akhirnya terwujud ditandadai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 613/M/2020. Penyerahan stasus MUI tersebut dilaksanakan di kantor LLDIKTI Wilayah VIII, Bali, Nusa Tenggara di Jalan Terengguli I, Tembau, Denpasar Timur, Selasa (7/7)oleh Kepala LLDikti Wilayah VIII, Bali, Nusa Tenggara Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa.
Prof. Dasi Astawa, M.Si. mengatakan kenaikan status IKIP PGRI Bali dan STIMIK Denpasar menjadi UMI menjadi hal yang menggembirakan di tengah pandemi Covid-19. Dasi Astawa berharap UMI nantinya bisa merangkul Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) untuk bisa segera ikut bergabung.
Karena dengan bergabungnya ketiga sekolah tinggi ini akan bisa menyelamatkan aset-aset yayasan, di mana dalam yayasan itu juga ada aset negara.
“Jadi kalau merger itu adalah yayasan, maka yayasan tersebut setuju mendelegasikan kepada yayasan lain atau istilah lainya mewariskan, jangan diartikan lain. Karena yayasan itu bukan milik pribadi, akan tetapi milik publik,” ujarnya.
Sementara Rektor IKIP PGRI Bali Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum. yang kini langsung menjabat sebagai Rektor UMI menjelaskan pihaknya telah mempersiapkan segala sesuatu sebelum SK kenaikan status ini didapatkan.
“Kami akan segera melakukan rapat untuk menyusun perangkat-perangkat untuk memulai perjalanan UMI agar ke depannya lebih maju dan bisa dikenal oleh masyarakat luas,” jelasnya.
Di sisi lain, Ketua Yayasan IKIP PGRI Bali yang kini selaku Ketua Yayasan UMI Drs. I Gusti Bagus Arthanegara, SH, M.Pd. mengucapkan rasa syukur atas keberhasilan memperjuangkan kenaikan status menjadi UMI. Jadi perjuangan selama tiga tahun itu tidak sia-sia.
Karena kondisi dalam perjalanannya sempat terjadi pergantian kabinet dari Menristekdikti menjadi Menristek, dan sekarang gabung ke Mendikbud. “Sehingga kita mengulangi lagi. Perubahan orang baru membuat ada beberapa kekurangan yang harus dipenuhi,” pungkasnya. (sus)