Ikuti DPP, Hanura Bali Siap Menangkan Dana-Dipa di Pilkada Karangasem
“Sempat mesra dengan kubu Massker (Mas Sumatri-Sukerana), kini total dukungan dicurahkan untuk sang rival, I Gede Dana dan I Wayan Artha Dipa alias Dana-Dipa’
(Baliekbis.com),Polemik soal dukungan Hanura yang berbelok pada Pilkada Karangasem akhirnya happy ending. Hal ini ditegaskan oleh Ketua DPD Hanura Bali, I Kadek Arimbawa,SH, seusai berkomunikasi dengan penasehat Koalisi Karangasem Hebat (KKH) Jilid II, I Gusti Made Tusan, Rabu (2/9/2020). “Sudah clear, tidak ada masalah. Kami saling memahami satu sama lain,” kata Arimbawa.
Clear yang dimaksud adalah, kubu KKH II memahami langkah yang ditempuh Hanura. Sedangkan persoalan berupa logo atau tulisan ‘Hanura’ yang menempel pada atribut disepakati dihapuskan. “Sudah beres semua, soal logo pada atribut tidak ada persoalan. Karena Hanura mendukung Dana-Dipa, tentu saja atribut Hanura ada pada pasangan sesuai rekomendasi DPP,” kata Arimbawa.
Namun Arimbawa mengaku sulit meminta kubu KKH untuk menarik kaos-kaos yang tertera logo Hanura. Sebaliknya, pihak Hanura juga akan kesulitan jika diminta ikut mengembalikan kaos-kaos yang sejak enam bulan lalu beredar di masyarakat.
“Khusus soal atribut di baju kaos, kami memahami, dan sama-sama merasa kesulitan. Berbeda dengan atribut pada baliho atau alat peraga lain, tentu akan mudah digantikan,” cetus anggota DPD RI periode 2009-2014 dan 2014-2019 ini.
Sementara itu terkait rekomendasi yang diturunkan DPP, Arimbawa menyatakan bahwa segenap kader Hanura di Bali, khususnya Karangasem, akan all out untuk memenangkan pasangan calon Bupati/Wakil Bupati dari PDIP I Gede Dana dan I Wayan Artha Dipa. “Kami siap mengamankan apa keputusan DPP yang memang punya kewenangan mengeluarkan rekomendasi,” tegas Arimbawa.
Arimbawa pun menegaskan bahwa memang perbedaan dukungan sebaiknya tidak dipersoalkan. “Meskipun beda dukungan dalam Pilkada mendatang, tapi hubungan baik antarpartai politik sebaiknya memang harus tetap dijalin dengan baik,” urainya.
Diakui bahwa sebelumnya, kubunya merapat pada pasangan Mas Sumatri-Sukerana atau yang pada Pilkada mendatang dikenal dengan nama paket Massker. “Ya, memang sejak awal tahun kami intensif membangun komunikasi politik,” kata Arimbawa.
Bahkan pada Januari lalu, Mas Sumatri sudah mengisi formulir pemberkasan sebagai syarat diajukan ke DPP, sedangkan Sukerana tiga bulan lalu menyusul pemberkasan di kantor DPD Hanura Bali di Jalan Imam Bonjol Denpasar. “Mekanismenya memang harus mendapatkan rekomendasi pusat,” jelasnya lagi.
Pelepasan Hanura dari KKH II itu pun dipastikan terjadi pada Selasa (1/9/2020). “Saya sebelumnya diundang hadir, tapi karena masih berada di Jakarta untuk urusan Pilkada juga, maka saya utus perwakilan dari DPD Hanura Bali untuk hadir,” kata Arimbawa.
Sebelumnya Hanura memang masuk dalam kekuatan Koalisi Karangasem Hebat (KKH) II pada 7 April 2020 yang juga diisi kekuatan NasDem, Golkar, Demokrat, Perindo, Gerindra dan belakangan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Benar, memang saat itu kami intens melakukan komunikasi politik, termasuk apa yang dilakukan DPC Hanura Karangasem yang saat itu di bawah Ibu I Luh Purnaminingsih atas sepengetahuan DPD,” kata Arimbawa. Posisi Purnaminingsih sendiri saat ini sudah digantikan oleh I Made Arnawa.
Arimbawa menyatakan selama ini bukan mendiamkan polemik yang mencuat di Karangasem. Namun disebutnya dirinya memang pontang-panting dikejar deadline soal Pilkada yang berlangsung di enam kabupaten/kota se-Bali ini. “Hari ini (Rabu, 2/9) saya baru pulang dari Jakarta, juga dalam kaitan rekomendasi DPP. Waktunya memang sangat mepet,” pungkasnya dengan raut kelelahan. (hnr)