Implementasi Semangat Kartini Menuju Bali Era Baru”, Ny. Putri Suastini Koster: Perempuan Harus Siap Jadi Garda Terdepan Halau Ganggguan Rumah Tangga
(Baliekbis.com), Mengisi perjuangan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan sekaligus mempersiapkan diri bersaing di dunia globalisasi penuh dengan kemajuan teknologi dan informasi ini, wanita Indonesia khususnya wanita dan kaum perempuan di daerah Bali harus siap dan terus menjadi garda terdepan dalam rumah tangga untuk menghalau setiap permasalahan dan gangguan yang datang, sekaligus bersiap juga sebagai benteng terakhir yang berdiri tegak di belakang untuk menjaga anggota keluarga terutama anak-anaknya dari musuh terdahsyat (narkoba dan pergaulan bebas).
Hal ini disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster saat mengisi dialog Lintas Denpasar Siang bersama Ketua LSM Bali Sruti Luh Riniti Rahayu, di Studi RRI Denpasar, Rabu (6/4).
Dengan mengangkat tema “Implementasi Semangat Kartini Menuju Bali Era Baru”, Ny. Putri Koster mengatakan dengan tegas, bahwa perempuan Bali harus mampu menjadi contoh dan panutan di masyarakat, sekalipun sibuk membantu perekonomian keluarga, namun tidak boleh melupakan kewajiban dasar sebagai ibu rumah tangga yang memiliki peran penting dalam mendidik putra-putrinya, agar terwujud karakter bangsa yang kuat, tangguh dan berbudaya ketimuran yang penuh etika, sopan santun dan budi pekerti.
“Jangan sampai anak-anak kita terbaikan dan kehilangan kasih sayang lantaran fokus mencari uang (bekerja/ berkarir). Perempuan itu harus pintar mengatur waktu, karena perempuan dilahirkan untuk menjadi seorang yang multitasking, dimana dia harus mampu memposisikan diri sebagai istri, sebagai ibu rumah tangga, sebagai wanita karir dan sebagai mahluk sosial. Masa depan anak-anak kita tergantung dari bagaimana cara kita mendidik dan memberikan kasih sayang melalui perhatian, dan jangan pernah menyia-nyiakan fungsi kita sebagai seorang ibu”, imbuh Ny. Putri Koster.
Dengan semangatnya membangun Bali era baru, Tim Penggerak PKK Provinsi Bali yang di komandoi oleh Ny. Putri Suastini Koster secara aktif melakukan sosialisasi mewujudkan keluarga sejahtera dan bebas stunting. Tidak hanya itu, gerakan Tim Penggerak PKK dilengkapi dengan aksi sosial berupa pemberian makanan tambahan untuk lansia, ibu hamil dan balita. Hal ini tentu saja berperan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan gangguan kesehatan dalam masyarakat.
Serangkaian memperingati Hari Kartini di bulan April, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster menerangkan bahwa di tahun ketiga, Ny. Putri Koster membagi kegiatan menjadi dua, yakni kegiatan sosialisasi dan kegiatan aksi sosial. Dengan kemajuan teknologi Ny. Putri Koster melakukan sosialisasi melalui teknologi yang bisa dinikmati dan didengar langsung oleh jutaan masyarakat di seluruh Bali.
Semangat Kartini yang bisa di aktualisasi TP PKK Provinsi Bali dalam menuju Bali era baru, salah satunya adalah melaksanakan sosialisasi pentingnya melahirkan generasi berkualitas, sehat, cerdas kuat dan tangguh untuk menghadapi masa depan. Tidak hanya kuat dalam pendidikan, namun juga menanamkan pentingnya untuk selalu bergotong royong.
Selain itu, gerakan mewujudkan HATINYA PKK, tanggap bencana, pola asuh dengan kasih sayang dan perekonomian yang sehat dalam keluarga sehingga mampu mewujudkan keluarga yang sehat, berkualitas, sejahtera dan tangguh juga menjadi prioritas yang dilakukan selama ini.
Pemajuan dan pemberdayaan perempuan TP PKK selalu menggandeng tokoh perempuan yang membidangi program yang sejalan dengan visi pemerintah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Diungkapkan oleh Ny. Putri Koster bahwa konsep “Habis gelap terbitlah terang” dimana api semangat harus tetap dijaga, karena perempuan harus tetap kuat namun penuh kesabaran”.
Untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera dan seimbang, pasangan suami istri harus saling mendukung antara satu dengan yang lain dalam mendidik putra-putrinya, sehingga melahirkan anak-anak yang cerdas, berkarakter, berkualitas dan berbudaya.
Harus optimis dan harus siap dengan mengisi diri dan menggunakan kekuatan yang sebelumnya diberikan oleh panutan oleh Raden Ajeng Kartini dan membuka komunikasi, berjuang dengan kata dan pena. Penjajahan harus dilawan dengan komunikasi yang cerdas dan kasih sayang maka anak anak akan memiliki loyalitas dan dedikasi pada kehidupannya.
Pikiran cerdas R.A. Kartini harus tetap menjadi semangat bagi perempuan untuk lebih kuat melalui keluarga. Dimana kualitas menjadi hal terpenting untuk menjadikan diri lebih baik dari waktu ke waktu, “karena kita sebagai perempuan harus bisa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi”, imbuh Ny. Putri Koster.
Ketua LSM Bali Sruti Luh Riniti Rahayu, mengatakan Kartini adalah Pahlawan Nasional sehingga harus selalu bisa mengambil makna baik dan kiprah serta semangat beliau dalam mewujudkan bangsa dan tanah air yang bersatu padu.
Peralihan dari zaman ke jaman yang berubah sesuai masanya menunjukkan banyaknya kemajuan yang terjadi. Namun hal tersebut harus tetap menjadi cermin dan dimanfaatkan untuk sebuah perubahan hidup ke arah yang lebih baik. “Kita yang ada di tengah gempuran kemajuan teknologi, jangan sampai dikuasai oleh teknologi, namun sebaliknya kitalah sebagai generasi penerus bangsa yang cerdas dan didasari pendidikan harus mampu memanfaatkan teknologi informasi dengan bijak sehingga mampu memilah informasi yang layak untuk dicerna dan dihempaskan,” ungkapnya.
Wanita masa kini juga harus memiliki semangat untuk berani berbicara dan inovatif yang di implementasikan, dan dibuktikan dalam kehidupan nyata. Bali era baru adalah tatanan kehidupan yang secara holistik berdasarkan kehidupan yang sejahtera dan saling asah, asih, asuh yang di rangkum ke dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dengan lima prioritas pembangunan, yakni sandang pangan, papan, kesehatan, pendidikan, adat budaya. Hal ini sejalan dengan program Tim Penggerak PKK yang selama ini sudah dijalankan.
Kontribusi perempuan sangat penting dalam kesejahteraan keluarga, karena kesuksesan mendidik anak menjadi tanggung jawab bersama antara suami maupun istri, namun seorang istri (ibu) memiliki peran dan tanggung jawab lebih besar dalam menjadikan generasinya berkualitas dan memiliki potensi.
“Sekalipun kita adalah ibu rumah tangga yang aktif mengurus rumah tangga, namun kita adalah perempuan yang menjadi tiang negara. Jangan hanya menjadi bunga natah, tetapi kita harus mampu menjadi tiang dan penjaga bangsa melalui karya dengan memanfaatkan dan mengambil kesempatan di setiap peluang. (pem)