In Memoriam Nyoman Purnajaya, Puisinya di FB merupakan Firasat
(Baliekbis.com), “Di Dekat Ujung Waktu Tak terasa tiba-tiba sudah senja. Biarlah kami tatap matahari itu, yang masih menyisakan sedikit waktu”. Itulah puisi pendek yang ditulis Nyoman Purnajaya di FB sebelum meninggal lengkap dengan foto bersama istri yang diberi pembatas antara keduanya sembari memandang matahari yang tengah masuk ke peraduannya. Puisinya diunggah pada 10 Oktober 2017 pukul 8.14 am.
Dunia pendidikan di Denpasar berduka. Kepala SMA Negeri 1 Denpasar Nyoman Purnajaya tutup usia di Jogyakarta pada 7 November 2017 pukul 2.30 WIB dalam usia 59 tahun. Purnajaya lahir di Pupuan Tabanan pada 23 Desember 1958. Almarhum yang memimpin SMANSA (sebutan populer SMA Negeri 1 Denpasar) sejak 6 Februari 2012, meninggalkan istri Ni Wayan Sukastini dan 4 orang anak serta 2 cucu. Penerima penghargaan Widya Kusuma dari Gubernur Bali di tahun 2013 ini berangkat ke Jawa bersama istri selain studi banding ke SMA Taruna Nusantara di Magelang sekaligus memanfaatkan libur Galungan dan Kuningan. Usai urusan di Magelang, almarhum bersama istri ke Jogjakarta untuk sekadar berdarmawisata. “Hari ini sebenarnya almarhum sudah masuk kerja,” ujar Waka Humas Drs.I Wayan Suarta kepada media ini di sekolah setempat, Rabu (8/11). Kesan bawahannya terhadap kepemimpinan Nyoman Purnajaya begitu kuat, selain sebagai seorang pendidik yang pintar, cerdas dan bijaksana, dia juga bisa mengayomi serta sabar. Kesan tersebut terpatri dalam diri ibu Kadek selaku bendahara SMANSA Denpasar.
“Bapak sangat disiplin dengan tugasnya. Masuk pagi pukul 6.15. Jadinya kita sebagai bawahannya malu kalau terlambat. Belum pernah saya melihat marah baik kepada temen-temen guru, para staf administrasi maupun kepada para siswa. Walaupun bapak tegas tapi ketika siswa berbuat salah pasti hukumannya selalu bersifat mendidik,” kenang Kadek sambil menyeka air matanya. Selama memimpin Smansa, Nyoman Purnajaya telah menorehkan berbagai prestasi. Kini Nyoman Purnajaya telah tiada. Bagi keluarga besar Smansa maupun keluarganya benar-benar kehilangan sosok panutan. Selamat jalan pak Nyoman Purnajaya, jasamu akan selalu kami kenang. (sus)