Indonesia Peluang Pasar Bisnis di Bidang Kesehatan
(Baliekbis.com), Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, Indonesia menjadi peluang bisnis besar bagi negara-negara luar di bidang kesehatan. Memiliki jumlah penduduk nomor 4 terbesar di dunia maka Indonesia memerlukan alat-alat kesehatan dan farmasi dalam jumlah besar yang saat ini sebagian besar masih diimpor. Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Drg. Arianti Anaya,MkM mengatakan hal itu pada acara Ground Breaking Gedung Rapid Test Perseroan baru-baru ini di Denpasar.
Acara Ground Breaking Gedung Rapid Test dihadiri pula Komisaris PT Kimia Farma (Persero) Tbk., jajaran Direksi PT Kimia Farma (Persero) Tbk., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Kepala Bali POM Bali. Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine. Gedung ini berdiri di atas lahan milik Perseroan seluas 600 meter persegi dan berlokasi di Jalan Cargo Taman II No. 9 Denpasar-Bali. Pembangunan gedung dengan nilai investasi Rp 22 miliar ini ditargetkan akan selesai dan mulai beroperasi pada tahun 2017.
Dirjen Arianti Anaya mengatakan rapid test ini masih langka di Indonesia. Diharapkan dengan dibangunnya gedung yang nantinya dapt memproduksi alat kesehatan ini akan bisa memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan dapat terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ditambahkan saat ini Indonesia masih impor bahan baku melebihi 90 persen. Dalam era global ini tingkat persaingan makin ketat. “Untuk bisa bersaing maka kita harus buat produk yang berbasis riset, berkualitas dan bisa diekspor,” jelsnya.
Dirjen juga menambahkan tantangan saat ini masih cukup tingginya penyakit menular maupun penyakit tak menular. Kunci mengatasi penyakit menular dengan langkah preventif dan kuratif. Untuk itu perlu ada deteksi dini terhadap penyakit-penyakit yang berkembng di masyarakat dengan test-test seperti HIV test, dan lain-lain.
PT Kimia Farma (Persero) Tbk. pada Senin, 8 Agustus 2016 melakukan Ground Breaking Gedung Rapid Test yaitu suatu produk alat kesehatan test kit untuk melakukan pendeteksian penyakit seperti HIV, Siphilis, Malaria dan Hepatitis. Meningkatnya jumlah penderita penyakit menular berbahaya di masyarakat membuat perlu adanya komitmen bersama dari masyarakat serta pemerintah dalam mengurangi jumlah penderita serta menurunkan tingkat penularan dan angka kematian di masyarakat. Beberapa penyakit seperti HIV, hepatitis, malaria dan deman berdarah merupakan penyakit yang perlu untuk mendapatkan perhatian dan penanganan lebih karena kontribusinya yang tinggi dalam menyumbangkan jumlah angka kematian penduduk.
Perseroan saat ini berencana untuk melakukan perakitan produk rapid test yang pertama, di antaranya adalah HIV, siphilis,hepatitis C, dengue, malaria, narkoba dan test kehamilan. Beberapa alat diagnose yang selama ini digunakan untuk mengidentifikasi suatu penyakit menular atau dianggap berbahaya masih mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk pengujiannya. Dengan rapid test ini, pemeriksaan atau screening medis awal dapat dilakukan dengan peralatan yang terbatas dan cara yang mudah serta hasil pemeriksaan bisa diterima dalam waktu kurang dari 2 jam. (bas)