Industri Jasa Keuangan Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Tetap Solid dan Terjaga Stabil
(Baliekbis.com), Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menilai bahwa kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara per Oktober 2024 tetap resilien dan stabil. Hal ini didukung oleh permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga
Data sektor perbankan di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara menunjukkan kinerja intermediasi yang tumbuh positif sebesar 6,60 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp226,88 triliun. Kredit produktif mendominasi penyaluran kredit dengan porsi 57,37 persen, terdiri dari 36,42 persen untuk Modal Kerja dan 20,96 persen untuk Investasi.
Kepala OJK Provinsi Bali Kristianti Puji Rahayu mengatakan pertumbuhan kredit yoy didorong oleh peningkatan nominal kredit konsumsi sebesar Rp7,37 triliun (tumbuh 8,25 persen yoy), lebih tinggi dibandingkan Oktober 2023 yang tumbuh 6,64 persen. Kredit investasi juga meningkat sebesar Rp6,60 triliun (tumbuh 16,13 persen yoy), lebih tinggi dari 13,24 persen yoy pada Oktober 2023.
Ditambahkan dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), terdapat pertumbuhan double-digit sebesar 11,67 persen yoy, mencapai Rp277,41 triliun. Peningkatan ini terutama didukung oleh kenaikan tabungan dan giro. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 81,79 persen, melandai dibandingkan posisi Oktober 2023 sebesar 85,68 persen.
Kinerja Pasar Modal dan Perusahaan Pembiayaan
Jumlah investor pasar modal di Bali dan Nusa Tenggara tumbuh pesat, mencapai 227.801 SID (Single Investor Identification) atau meningkat 24,94 persen yoy. Nilai transaksi saham mencapai Rp3,78 triliun (tumbuh 39,57 persen yoy), sementara nilai kepemilikan saham mencapai Rp8,77 triliun (tumbuh 27,57 persen yoy).
Piutang pembiayaan perusahaan di wilayah ini juga meningkat sebesar Rp19,02 triliun (tumbuh 13,73 persen yoy), meskipun melandai dibandingkan 33,37 persen yoy pada Oktober 2023.
Edukasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
Kantor OJK di Bali dan Nusa Tenggara terus mendorong literasi dan inklusi keuangan melalui berbagai kegiatan. Hingga November 2024, sebanyak 1.802 kegiatan edukasi telah menjangkau 191.617 peserta. OJK juga menyelenggarakan program unggulan seperti Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) dan Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS).
Penyelesaian Pengaduan dan Pelayanan Publik
OJK menerima 829 pengaduan sepanjang 2024 hingga November, mayoritas berasal dari sektor perbankan dan Industri Keuangan Non-Bank. Sebanyak 779 pengaduan telah selesai ditangani. Selain itu, OJK juga memberikan layanan penarikan data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) kepada 20.761 orang.
Dengan berbagai kebijakan dan langkah yang telah diambil, OJK optimis bahwa sektor jasa keuangan di Bali dan Nusa Tenggara dapat terus berkontribusi secara optimal bagi perekonomian daerah dan nasional.
Leave a Reply