Industri Kuliner Jadi Penopang Terbesar Perekonomian Kreatif Indonesia
(Baliekbis.com), Industri kuliner di Indonesia terus berkembang. Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf, Dr.Ir. Wawan Rusiawan, M.M., menyampaikan industri kuliner memiliki kontribusi besar terhadap PDB ekonomi kreatif. Sub sektor kuliner telah memberikan kontribusi sebasar 41 % dari total pendapat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun 2017.
“Kuliner telah menjadi kontributor terbesar atau utama terhadap PDB ekonomi kreatif Indonesia yaitu sebesar 41% atau sebesar Rp. 410 triliun,” jelasnya saat membuka Seminar Keunggulan Kuliner Indonesia, Rabu (4/9) di Fakultas Teknologi Pertanisan (FTP) UGM.
Dia menyebutkan bahwa pertumbuhan industri kuliner di Indonesia cukup stabil dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan sektor ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar hingga 8,8 juta orang dan sampai sekarang terdapat 5,5 juta pelaku industri kuliner.
“Pertumbuhan sektor kuliner relatif stabil dan kita dorong agar terus bertumbuh. Perlu inovasi baru untuk meningkatan pertumbuhan sektor kuliner ini,”terangnya.
Salah satunya dengan menggandeng perguruan tinggi, termasuk UGM untuk membangun roadmap dalam mengembangkan subsektor kuliner ini. Karenanya melalui seminar kali ini diharapkan diperoleh masukan-masukan dalam mendorong perkembangan industri kuliner tanah air.
Seminar Keunggulan Kuliner Indonesia bertajuk “Mengungkap Kuliner Sehat Berbasis Biodiversity Indonesia”diselenggarakan oleh FTP UGM dan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM bekerjasama dengan Bekraf berlangsung selama dua hari, 4-5 September 2019 di Auditorium Kamarinjani Soenjoto Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM.
Kegiatan tersebut diisi dengan seminar yang menghadirkan pembicara ahli dari kalangan sejarawan, jurnalis, pengusaham, dan akademisi. Dalam seminar juga akan disampaikan tentang tata cara makan dan minum sebagau pengantar dalam menikmati hidangan yang dapat membangun emosi selama menikmati makanan oleh Prof.Dr.Ir. Murdijati Gardjito bersama Paguyuban Bangsawan Yogyakarta.
Acara dimeriahkan pula dengan demo masak oleh chef Bara Pattiradjawane yang akan menyajikan dua resep makanan berbasis sayur, buah, dan ikan. Dalam kegiatan tersebut juga diadakan kompetisi start up bidang kuliner. Melalui program kurasi oleh Food Lab ditargetkan bisa diperoleh 20 start up.
Rektor UGM,Prof.Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM Prof.Ir.Irfan Prijambada, M.Eng., Ph,.D., mengatakan industri kuliner di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat. Ditambah dengan kekayaan biodiversitas yang tinggi sangat berpotensi untuk mendukung peningkatan ekonomi kreatif sektor kuliner.
“Hal ini bisa dicapai jika semua pihak bersinergi, baik pelaku industri, pemerintah, dan akademisi agar industri kuliner bisa berkembang,” tuturnya saat membuka acara, Rabu (4/9) di FTP UGM.
Bekraf, lanjutnya, telah memfasilitasi pengembangan kuliner tanah air melalui berbagai program, termasuk melalui kegiatan kali ini. Sementara UGM, selaku perwakilan dari akademisi dan sebagai universitas kerakyatan sangat mendukung pengembangan kuliner Indoensia melalui sejumlah program. Beberapa diantaranya adalah pendampingan pada pelaku industri dan kuliner, promosi kuliner lokal atau daerah, advokasi kebijakan bidang kuliner, dan penelitian.
“Melalui kegiatan ini harapannya bisa terjalin sinergi antar pemangku kepentingan dan bisa memberikan manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,”jelasnya.
Sementara Dekan FTP UGM Prof.Dr.Ir. eni Harmayani, M.Sc., menyampaikan bahwa Indoensia merupakan negara megabiodiversity dengan keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia. Keanekaragaman hayati ini menjadi modal terciptanya keanekaragaman kuliner yang sehat, unik, eksotik, serta kaya rasa.
“Tidak heran jika Indonesia dimjuluki sebagai dapur gastronomi dunia karena keanekaragaman kulinernya. Kekayaan biodiversitas ini perlu digali dan dikembangkan untuk peningkatan ekonomi kreatif sektor kuliner,” tuturnya.
Karenanya seminar ini diharapkan bisa menjadi wahana bagi para akademisi, praktisi, pelaku industri, dan masyarakat untuk berukar pikiran dan infromasi dalammembangun kretaivitas dan inovasi membangun kuliner sehat berbasis biodiversity Indoensia. Selain itu juga dapat meningkatkan minat generasi muda untuk mengembangkan kuliner nusantara serta memunculkan start up keratif untuk kuliner sehat. (ika)