Inkubator Bisnis Primakara Masuk Dalam 30 Top di ASEAN, Bawa Startup Garap Pasar Global
(Baliekbis.com), Inkubator Bisnis (Inbis) Primakara di bawah naungan kampus IT STMIK Primakara telah mampu menunjukkan prestasi dan kiprah di kancah ASEAN dalam hal mendampingi dan mencetak startup (usaha rintisan) teknologi digital. Sebab Inbis Primakara masuk sebagai salah satu dari 10 inkubator bisnis di Indonesia yang diajak bergabung dalam program ASEAN di bawah Kementerian Koperasi dan UKM bersama 20 inkubator bisnis lainnya dari seluruh negara ASEAN.
“Seluruh ASEAN ada 30 inkubator bisnis yang berkaitan dengan startup teknologi digital yang masuk dalam program tahun 2018-2020 ini,” kata Prof. Hadi Karia Purwadaria dari Kemenristek Dikti selaku Konsultan Pendamping Inbis Primakara dalam acara Focus Group Discussion (FGD) & Bussines Matching yang digelar Inbis Primakara di Prime Plaza Hotel, Sanur, Rabu (31/10).
Total 30 inkubator bisnis yang terpilih dari berbagai universitas top di ASEAN ini merupakan inkubator bisnis yang dianggap unggul serta mampu mencetak startup teknologi digital yang inovatif dan berdaya saing. Dalam progam ASEAN ini, positioning Primakara sebagai Technopreneurship Campus sejajar dengan inkubator bisnis kampus dan lembaga ternama dan top di ASEAN seperti inkubator bisnis dari NUS (National University Singapore), TPM (Tecno Park Malaysia), Tecno Park Thailand dan lainnya.
Acaranya akan digelar secara bergiliran di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. STMIK Primakara akan melakukan program co-inkubasi atau kerjasama dengan inkubator negara ASEAN untuk memasarkan produk startup asal Indonesia ke negara ASEAN. Begitu juga sebaliknya.
“Untuk co-inkubasi baru mulai tahun 2019. Dari Primakara akan mengirimkan satu startup untuk ikut program co-inkubasi di negara lainnya di ASEAN. Namun Primakara bisa menampung dua atau tiga startup dari negara ASEAN,” papar Prof. Hadi.
Melalui program ini, harapannya Primakara lebih banyak lagi memotivasi dan menemukan startup yang punya inovasi teknologi di Bali untuk dikembangkan. “Kami harapkan STMIK Primakara bisa melipatgandakan jumlah startup yang bisa dibina di Inkubator Bisnis Primakara,” ujarnya.
Diharapkan juga para pengusaha di Bali dan pemerintah daerah harus mendukung dan memberikan hibah awal kepada para startup ini dan juga bersama mendukung penguatan Inkubator Bisnis Primakara. “Kalau startup di bawah inkubator bisnis akam mendapatkan pendamping secara berkelanjutan. Mereka bisa lebih kuat dan mandiri,” tegas Prof. Hadi.
Pihaknya juga berharap startup dan inkubator startup yang ada di aktif untuk bisa melahirkan startup digital yang mandiri dan berdaya siang. Pihaknya pun mengapresiasi keaktifan STMIK Primakara. “Di Bali ada beberapa inkubator bisnis. Tapi yang aktif hanya dua yakni di STMIK Primakara dan Unud,” pungkasnya.
Ketua Yayasan Primakara I Made Artana menerangkan Inbis Primakara adalah lembaga yang menjadi andalan STMIK Primakara dalam mengukuhkan dirinya sebagai Technopreneurship Campus. Inbis ini memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membina dan menginkubasi stratup dari mahasiswa STMIK Primakara ataupun startup dari masyarakat umum yang menjadi binaan.
“Total binaan kami di Inbis Primakara hingga kini ada 22 startup. Tapi itu belum termasuk startup di mahasiswa yang masih kami kategorikan sebagai pra inkubasi,” imbuh Artana didampingi Ketua STMIK Primakara I Gusti Bagus Made Wiradharma dan Kepala Inbis Primakara Bagus Putu Wahyu Nirmala di sela-sela acara FGD & Bussines Matching ini.
Yang sudah dapat hibah dari Kemenristek Dikti selama 4 tahun terakhir sejak 2015 ada 11 startup binaan Inbis Primakara. Nilai hibahnya bervariasi tapi rata-rata Rp 300 juta sehingga total hibah yang didapatkan startup dari Inbis Primakara hampir mencapai Rp 3,5 miliar. “Startup dari Primakara termasuk yang paling banyak dapat hibah di Bali dari program Kemenristek Dikti ini,” tegas Artana.
lnkubator Bisnis Primakara mengusung visi “Menjadi lnkubator Bisnis yang Unggul dalam Pengembangan Bisnis Digital dan Kreatif pada Tahun 2023”. lnkubator Bisnis Primakara berupaya menghasilkan tenant yang berorientasi pasar global, menumbuhkan ekosistem bisnis digital dan kreatif, membangun hubungan dengan akademisi, komunitas, pengusaha dan pemerintah (ABCG).
Pengelola lnkubator Bisnis Primakara yang dilengkapi divisi promosi & pemasaran, inkubasi, dan divisi komersialisasi bisnis yang melakukan proses pra inkubasi hingga pasca inkubasi tentu berdasarkan SOP yang secara berkelanjutan dibenahi berdasarkan kebutuhan inkubator. (wbp)