Inovasi Teknologi Pemanfaatan Serai Wangi (Coymbopogon Nardus L.) Sebagai Pestisida Alami Pada Tanaman Tomat
(Baliekbis.com), Dalam era pertanian modern, keberlanjutan menjadi perhatian utama. Pestisida adalah zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman, atau hasil pertanian. Pestisida dikelompokkan menjadi berbagai jenis berdasarkan organisme pengganggu tanaman, seperti insektisida (untuk serangga), fungisida (untuk fungi), bakterisida (untuk bakteri), nematisida (untuk nematoda), akarisida (untuk tungau), rodentia (untuk hewan pengerat), dan lain – lain.
Berdasarkan bahan penyusunnya, pestisida terdiri dari pestisida kimia dan alami. Pestisida alami merupakan pestisida yang berasal dari organisme mahluk hidup seperti tanaman, mikroorganisme dan bahan alami lainnya. Sementara pestisida kimia terbuat dari hasil rekayasa kimia yang mana dalam proses pembuatannya dilakukan dengan cara meniru struktur kimia senyawa yang ada pada organisme. Kedua jenis pestisida ini tentunya memiliki keunggulannya masing-masing sehingga petani akan mempertimbangkan jenis pestisida yang dipilihnya berdasarkan kebutuhannya. Saat ini orang berlomba-lomba untuk memunculkan inovasi pestisida alami dan pestisida alami semakin diminati dalam pertanian karena kekhawatiran akan dampak negatif pestisida kimia terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Pestisida alami adalah pestisida yang terbuat dari bahan alami, seperti tanaman dan mikroorganisme, dan digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman tanpa mengganggu kelestarian lingkungan. Berbeda dengan pestisida kimia yang memiliki residu yang lebih tinggi, pestisida alami memiliki kadar residu yang jauh lebih sedikit sehingga dalam penggunannya pestisida alami tidak akan menimbulkan residu di dalam tubuh sehingga lebih aman baik bagi petani maupun lingkungan disekitarnya.
Pestisida alami memiliki keunggulan, karena racun yang dihasilkan relatif tinggi sehingga kefektifannya dalam mengatasi hama lebih unggul. Meskipun demikian, pestisida kimia juga memiliki dampak baik bagi individu maupun bagi lingkungan. Bagi petani dan bagi konsumen dampak pestisida kimia dapat mengakibatkan masalah gangguan kesehatan. Bagi petani yang merupakan pengguna pestisida, memiliki resiko untuk mengalami keracunan dan apabila keracunan bersifat kronis dapat menyebabkan masalah jangka panjang. Selain itu, pestisida yang merupakan polutan merupakan radikal bebas yang dapat merusak tubuh seperti mutasi gen, hingga kerusakan pada sistem syaraf.
Bagi lingkungan pesitisda dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan perusakan ekosistem karena dapatmembunuh organisme lain yang terkena paparan langsung. Bagi penggunanya paparan pestisida kimia dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan sistem pernapasan. Selain itu terdapat kemungkinan adanya resistensi pada organisme pengganggu tanaman terhadap pestisida. Sehingga secara tidak langsung penggunaan pestisida kimia terutama yang tidak terkontrol dapat merunganggu siklus rantai makanan. Pestisida sintetik memiliki racun yang lebih kuat dan residu yang tidak sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa petani yang menggunakan pestisida organik tidak memiliki adanya residu dalam di dalam tubuh petani.
Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan telah menimbulkan berbagai masalah lingkungan dan kesehatan serta pengembangan pestisida alami menjadi perhatian penting dalam pertanian berkelanjutan. Seiring dengan itu, minat terhadap pestisida alami semakin meningkat. Sehingga pestisida alami dapat menjadi alternatif dari pestisida sintetik. Salah satu bahan alami yang menarik untuk digunakan sebagai pestisida adalah minyak serai wangi (Cymbopogon nardus L.), yang telah lama dikenal karena sifat insektisidanya atau juga dengan sifatnya yang dapat membuhuh serangga. Pemanfaatan serai wangi (Cymbopogon Nardus L.) sebagai pestisida alami pada merupakan inovasi yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Serai wangi merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Benua Asia Tenggara, Asia Timur, dan Afrika. Tanaman ini memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai pestisida alami. Tanaman serai wangi mengandung berbagai senyawa, termasuk sitral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farnesol methil heptenol, dan dipentena. Kandungan terbesarnya adalah sitronela, mencapai sekitar 35%, diikuti oleh geraniol sebesar 35% hingga 40%. Kelebihan serai wangi sebagai pestisida nabati antara lain meliputi spektrum yang luas, tidak bersifat toksik, sifat sistemik, mudah terurai, ramah lingkungan, dan dapat digunakan bersamaan dengan teknik pengendalian lainnya. Cara kerja pestisida serai wangi didasarkan pada senyawa sitronela yang bersifat racun dehidrasi, yang mengakibatkan kematian serangga karena kehilangan cairan secara terus-menerus setelah terpapar. Serangga yang terkena racun ini akan mati karena kekurangan cairan.
Tanaman tomat adalah salah satu tanaman yang sangat dihargai dan sangat diminati oleh seluruh kalangan masyarakat karena manfaatnya yang beragam bagi kesehatan dengan adanya kandungan dan aktivitas antioksidannya yang sangat tinggi. Selain itu, tanaman tomat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti mencegah kanker, atasi diabetes, jaga kesehatan mata, baik terhadap kesehatan jantung, melancarkan sistem pencernaan tubuh, baik bagi ibu hamil, dan membuat kulit makin sehat. Sehingga menjadikan tanaman tomat ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Namun, tanaman ini rentan diserang oleh berbagai hama dan penyakit dan juga, sayangnya tanaman tomat hanya dapat dopanen 1 kali dan setelah itu tanaman tomat akan mati. Untuk melindungi tanaman tomat tanpa menggunakan bahan kimia sintetis yang berbahaya dan demi mencegah kerugian yang besar karena kerusakan yang timbul akibat hama inovasi dalam pemanfaatan serai wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai pestisida alami untuk mencegah hama yang dapat mengambat pertumbuhan tanaman sangat diperlukan.
Penggunaan serai wangi sebagai pestisida alami pada tanaman tomat tidak hanya memberikan solusi praktis untuk masalah pertanian, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai filosofis yang mendasari hubungan antara manusia dan lingkungan bagaimana memahami, berinteraksi, dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Dari sudut pandang filsafat, ini menegaskan pentingnya harmoni antara manusia dan alam dalam praktik pertanian modern. Dengan terus mengembangkan dan menerapkan solusi-solusi berkelanjutan seperti ini, kita dapat melangkah menuju pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang sejalan dengan semangat untuk beradaptasi dengan alam, bukan melawan alam.
Inovasi teknologi pemanfaatan serai wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai pestisida alami pada tanaman tomat merupakan salah satu inovasi yang berpotensi untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia yang dapat berbahaya bagi lingkungan. Pemanfaatan serai wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai pestisida alami pada tanaman tomat memiliki beberapa keuntungan, seperti dapat membuhuh hama, aman digunakan, dan aman di konsumsi. Serai wangi dapat mengurangi kadar infestasi dan infeksi tanaman tomat, seperti hama, hama ketak, dan penyakit tanaman, serta tidak mengandung senyawa kimia yang dapat berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
Selain itu, serai wangi dapat dihancurkan oleh mikroorganisme di lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sehingga juga berkontribusi pada keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Pemanfaatan pestisida serai wangi (Cymbopogon nardus L.) memiliki beberapa keuntungan pertama dapat membantu petani meningkatkan produksi tanaman tomat dengan cara yang lebih aman dan ramah lingkungan. Kedua dapat meningkatkan kualitas tomat yang dihasilkan juga baik karena penggunaan pestisida alami dapat menghasilkan tanaman tomat yang lebih sehat dan bebas dari residu pestisida kimia sehingga lebih aman dikonsumsi, ketiga pestisida alami tidak mengakibatkan hama menjadi kebal terhadap pestisida, dan ke empat petani dapat menghemat biaya produksi karena pestisida dapat dibuat sendiri dan terkahir penggunaan pestisida alami dapat menjaga lingkungan dan menambah nilai produk dengan menekankan label eco friendly.
Dalam pembuatan pestisida dari serai wangi (Cymbopogon nardus L.) menggunakan minyak atisiri atau juga disebut minyak yang di ekstrak dari serai wangi. Adapun bagian yang digunakan adalah daun dan akarnya. Minyak serai wangi (Citronella oil) yang diekstrak dari tumbuhan serai wangi (Cymbopogon nardus L.) merupakan salah satu jenis minyak esensial yang mengandung senyawa-senyawa yang memiliki sifat anti jamur, anti parasit, antiperadangan, dan anti oksidan. Diharapkan pengembangan dan penerapan lebih lanjut dari pestisida ini dapat membawa manfaat yang lebih luas bagi dunia pertanian.
Pembuatan pestisida organik dari serai wangi melibatkan langkah-langkah yang sederhana namun efektif. Adapun alat – alat dan bahan – bahan yang diperlukan dalam pebuatan pestisida dari serai wangi adalah pisau, penumbuk, panci, air, kompor, timabangan, gelas ukur, saringan, handsprayer, dan serai. Adapun langkah-langkah pembuatannya adalah (1) Bersihkan sebsnyak 100 gram batang serai wangi yang segar. (2) Setelah dibersihkan, batang serai yang sudah terpisah dari daunnya ditumbbuh. (3) Rebus batang serai yang sudah di tumbuh ke dalam 2.000 ml air bersih selama 40 menit sambil terus diaduk hingga mengeluarkan minyak. (4) Air rebusan beserta batang serai yang sudah direbus didingakan terlebih dahulu sebelum di masukkan ke dalam wadah. (5) Diamkan air rebusan batang serai wangi dalam kurun waktu 24 jam.
Secara sederhana, cara penggunaan serai wangi sebagai pestisida alami pada tanaman tomat adalah dengan menghancurkan daun sereal wangi dan campurkan dengan air, lalu disemprotkan pada tanaman tomat. Tetapi, pemanfaatan serai wangi sebagai pestisida alami pada tanaman tomat juga memiliki beberapa kendala, seperti kadar senyawa pestisida alami yang masih rendah sehingga memerlukan bahan baku seperti tanaman sereh wangi yang cukup banyak, pengolahan tanaman yang belum mencapai tingkat yang efektif, dan penggunaan yang belum mencapai tingkat yang optimal sehingga diperlukan penelitan yang lebih lanjut.
Pembuatan pestisida alami dari serai wangi mengambarkan pendekatan pertanian yang berkelanjutan yang menggunakan bahan – bahan alami yang juga menghasilkan solusi yang tentunya ramah lingkungan. Dari sudut pandang filsafat, penggunaan sumber daya alam alami untuk melindungi tanaman dapat dilihat sebagai implementasi nilai – nilai ekologi dan etika dalam praktik pertanian. Pemanfaatan serai wangi sebagai pestisida alami pada tanaman tomat merupakan inovasi yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Inovasi ini dapat mengurangi kadar investasi dan infeksi tanaman, serta mengurangi penggunaan senyawa kimia yang dapat berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, pemanfaatan sereal wangi sebagai pestisida alami pada tanaman tomat juga dapat digunakan sebagai contoh bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi dapat digunakan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Inovasi dalam pemanfaatan serai wangi sebagai pestisida alami pada tanaman tomat tidak hanya memberikan solusi praktis untuk masalah pertanian, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai filosofis yang mendasari hubungan antara manusia dan lingkungan. Dengan terus mengembangkan dan menerapkan solusi-solusi berkelanjutan seperti ini, kita dapat melangkah menuju pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.