Inti Bali Serahkan 100 Bingkisan Kepada Veteran Pejuang Kemerdekaan
(Baliekbis.com), Pengurus Daerah Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Bali menyerahkan bingkisan kepada para veteran pejuang kemerdekaan di Kabupaten Gianyar yang bertepatan dengan peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan RI.
“Pemberian bingkisan kepada para veteran pejuang Kemerdekaan RI adalah tugas dan tanggung jawab kami sebagai penerus bangsa. Ini sebagai ungkapan tali kasih kami kepada mereka atas jasa-jasa untuk merebut kemerdekaan bangsa Indonesia,” kata Ketua PD Perhimpunan Inti Bali Sudiarta Indrajaya, Kamis (17/8) di Gianyar. Ia mengatakan selain pemberian bingkisan tersebut, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para veteran yang dipusatkan di Puri Agung Gianyar. “Kami secara rutin setiap tahunnya menyelenggarakan kegiatan yang bertema ‘Bakti Bagimu Negeri’, salah satunya melakukan pemberian bingkisan kepada para veteran pejuang. Kali ini menyerahkan 100 bingkisan yang isinya sembako, alat-alat kebutuhan sehari seperti selimut, vitamin dan obat-obatan,” ujar Sudiarta Indrajaya yang didampingi pengurus lainnya.
Sudiarta Indrajaya yang akrab dipanggil Pak Sin mengatakan sebelumnya juga menyerahkan bingkisan kepada janda pahlawan Brigjen I Gusti Ngurah Rai dan Letkol Gusti Ngurah Wisnu, yakni Desak Putu Kari dan Ida Ayu Made Oka. Kegiatan ini setiap tahunnya keliling ke kabupaten dan kota di Bali. “Untuk menghormati para pahlawan atas jasanya kami giat mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, termasuk juga memberi bingkisan kepada para veteran pejuang dan janda pahlawan yang masih hidup,” ucapnya. Dikatakan, perjuangan para pahlawan dan veteran Kemerdekaan RI dengan tumpah darah penghabisan untuk tegaknya bangsa Indonesia dari penjajah yang menguasai ibu pertiwi hampir 3,5 abad. Oleh karena itu sebagai penerus bangsa harus mengisi kemerdekaan itu dengan pembangunan disegala bidang. “Hasil perjuangan para pahlawan yang kita nikmati sekarang perlu diisi dengan perjuangan juga. Maka kami sebagai generasi muda dan mengajak warga masyarakat harus berjuang mengisi kemerdekaan demi tegaknya bangsa Indonesia dengan menjunjungi tinggi dasar negara kita, yakni Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika,” katanya.
Seorang veteran pejuang kemerdekaan asal Payangan, Wayan Lanus (92) mengaku setiap menjelang HUT Kemerdekaan RI dirinya terharu mengingat masa-masa perjuangan mereka melawan penjajah dengan serdadu Belanda dan Nica. “Waktu dulu kami dengan teman-teman yang telah wafat berjuang untuk berjuang kemerdekaan mempunyai tekad kuat menuju kemerdekaan bangsa. Kami lakukan dengan sekuat tenaga agar bisa kembali merdeka. Kalau mengingat peristiwa itu perasaan saya tetap terharu dan tetap semangat merdeka,” ucapnya. Lanus menceritakan waktu itu dirinya bergabung dipasukan Ciung Wanara Ngurah Rai di daerah Payangan. Kami sempat bertemu dengan Ngurah Rai di Margarana (Tabanan) sebelum terjadinya pertempuran 20 Nopember 1946 yang dikenal dengan “Puputan Margarana”. Sehari sebelumnya pasukan Ciung Wanara dari Payangan dibawah pimpinan Cok Anom Sandat diperintah Ngurah Rai untuk kembali ke Payangan, karena mendapat isu akan terjadi pertempuran di Payangan. “Saat itulah pasukan Ciung Wanara dari Payangan harus kembali untuk mengatur strategi peperangan. Namun apa yang terjadi di Margarana, saya dapat kabar waktu itu komandan kami Gusti Ngurah Rai gugur. Waktu itu perasaan saya sedih. Namun tekad bersama pejuang lainnya Indonesia harus tetap merdeka,” tutur Lanus. (kom)