Isyana Bagoes Oka Menjadi Saksi Kemenangan Barrack Obama
(Baliekbis.com), “Saya merasakan bagaimana pilu dan sakitnya karena melihat langsung peristiwa-peristiwa yang pernah saya liput itu. Saya seolah menjadi saksi sejarah dan pengalaman itu sungguh tidak bisa digantikan dengan materi,” ungkap mantan News Anchor yang mengusai bahasa Perancis dan Mandarin ini. Mendapatkan kesempatan untuk meliput Kampanye Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada tahun 2008 dipandang sebagai sebuah keberuntungan oleh Isyana. Pasalnya, untuk dapat meliput perhelatan politik tersebut wartawan harus dikompetisikan.
“Beruntung proposal yang saya ajukanmenang. Jadi saya sangat beruntung dapat menjadi saksi kemenangan Presiden Barack Obama,” tuturnya. Selain itu Isyana juga pernah bertugas sebagai wartawan Istana Negara pada tahun 2006 – 2010. Momen Favorit bagi Isyana dalam pengalaman Jurnalisnya adalah ketika ia mewawancarai Hillary Clinton, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang bertandang ke Indonesia pada tahun 2009. Bahkan Isyana mendapat kesempatan menjadi salah satu wartawan yang mengajukan pertanyaan saat Kedatangan dan koferensi pers Presiden AS, George Bush di Istana Bogor pada tahun 2006.
Karena kesibukan dengan keluarga dan Anak, Isyana me- milih untuk berhenti di dunia jurnalis pada tahun 2012 dengan jabatan terakhir sebagai asisten produser. Sejak mengundurkan diri dari RCTI pada akhir 2012, Isyana tidak lagi aktif dalam peliputan, namun beberapa kali tampil sebagai freelance presenter di Metro TV, Kompas TV, Sindo TV hingga Fox Sport yang bersiaran di Singapura.
Isyana memulai karier jurnalistik sejak tahun 2003, setelah lulus dari jurusan hubungan internasional di Universitas Indonesia. Saat itu, dia diterima sebagai reporter di Trans TV. Tak lama di sana, Isyana pindah ke TV7 menjadi pembawa acara berita sambil tetap melakukan peliputan. Sejak tahun 2007, ia bergabung di RCTI sebagai pembawa acara berita dan produser program berita Seputar Indonesia dan awal tahun 2013, ia pindah ke MetroTV.
Belasan tahun terjun di dunia jurnalistik televisi membuat Isyana kaya akan pengalaman. Banyak peristiwa penting diliputnya. Tak hanya bencana, Isyana juga dipercaya untuk menjadi wartawan istana kepresidenan saat kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga memberinya kesempatan meliput berbagai kegiatan kenegaraan dan bertemu langsung pemimpin dunia seperti Mahmud Ahmadinejad, Koffi Annan, dan lain-lain. Tak hanya menjadi reporter, saat mengikuti kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Finlandia, Norwegia, dan Kuba pada tahun 2006, Isyana juga berkesempatan menjadi video journalist yang melakukan berbagai tugas mulai dari menulis, melaporkan berita, mengambil gambar video, sampai dengan editing gambar video, agar dapat langsung ditayangkan secara cepat di tanah air. Latar belakang pendidikannya di bidang Hubungan Internasional memang membuat Isyana senang dengan berbagai penugasan yang berhubungan dengan bidang studinya.
RCTI bahkan pernah mempercayakannya dengan peliputan peristiwa bersejarah yakni pemilhan presiden Amerika Serikat tahun 2008 yang dimenangi oleh Barack Obama. Pada tahun-tahun terakhirnya di RCTI, Isyana mendapatkan tantangan untuk mewawancarai bintang-bintang sepak bola di antarnya Cesc Fabregas bahkan Pep Guardiola. Sejak mengundurkan diri dari RCTI pada akhir 2012, Isyana tak lagi aktif melakukan peliputan dan hanya sesekali tampil sebagai presenter lepas di Metro TV dan Kompas TV, serta sebagai MC dan moderator sejumlah acara, agar dapat lebih banyak menghabiskan waktu mengurus buah hatinya Gyanendra Frederick Oka Tulaar yang lahir tahun 2010. (bas/ist)