Jaga Kedaulatan dan Keutuhan NKRI, Generasi Muda Harus Bentengi Diri Dengan Patriotisme
(Baliekbis.com), Berbagai nilai baru muncul karena pengaruh global yang bergerak sangat cepat. Fanatisme sempit sampai pada radikalisme yang muncul melalui issu suku, agama, ras dan antar golongan yang mana hal tersebut sangat rentan mengganggu ideologi Pancasila dan kemaanan kedaulatan bangsa. Untuk itu dibutuhkan peran generasi muda sebagai garda depan yang sekaligus juga komunitas paling rentan tertular pengaruh negatif moderenisasi, untuk sejak dini membentengi diri dengan semangat Cinta Tanah Air dan Bela Negara. Demikian terungkap dalam sambutan Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat menghadiri Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional XIII Kesatuan Mahasiswa Hindu Indonesia (KMHDI) di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar Kamis (31/8).
Dalam sambutannya Pastika juga mengungkapkan bahwa generasi muda selalu dituntut agar lebih peka, cermat dan cerdas dalam menyelaraskan diri dengan perubahan yang terjadi. Hal tersebut di akui Pastika sangat penting agar nilai-nilai spiritual tidak tercabut dari akarnya. Sementara itu dalam tatanan kehidupan sosial, tingkat kriminalitas yang tinggi, etika kehidupan sosial kemasyarakatan yang menurun yang dilakukan oleh generasi muda mengundang keprihatinan tersendiri. Kondisi tersebut menjadi cermin bahwa agama belum menjadi pijakan secara tepat dalam pembangunan moral generasi muda. Namun demikian, belumlah terlambat bagi generasi muda khususnya generasi muda Hindu untuk mengadakan rekontruksi pemikiran dalam membangun integritas diri dalam mewujudkan keharmonisan, keselarasan tatanan kehidupan sosial dan berperan dalam pergaulan generasi muda intern umat Hindu untuk selanjutnya membangun keharmonisan lintas agama dalam bingkai NKRI. Untuk itu ia berharap melalui kegiatan Rakornas KMHDI tersebut akan memberikan vibrasi positif khususnya dalam menyebar semangat untuk senantiasa meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan Ajaran Suci Weda serta memperluas wawasan keagamaan umat Hindu dunia, sebagaimana konsep Vasudeva Kutumbakam ( kita adalah bersaudara).
Senada dengan Pastika, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Jendral Purnawirawan Wiranto yang merupakan keynote speaker dalam acara tersebut, mengakui bahwa Dinamika ancaman di Indonesia saat ini sudah bergeser dari konvesional menjadi non konvensional. Sehingga dibutuhkan pemikiran baru untuk menghadapi ancaman tersebut dengan mengubah paradigma. “Saat ini kita menghadapi ancaman yang non konvesional yaitu perang melawan narkoba, terorisme, illegal logging, illegal fishing, illegal mining. Dan dibutuhkan usaha keras untuk merubahnya terutama dari kalangan generasi muda”, ujarnya. Untuk itu ia berharap inisiasi kegiatan positif seperti yang dilakukan oleh KMHDI ini dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan bangsa indonesia dalam menyebarkan vibrasi persatuan dan kesatuan. Menurutnya dalam mempertahankam persatuan dan kesatuan, dibutuhkan suatu komitmen dalam diri untuk mencintai tanah air dan membela negara ini dengan tulus baik itu dalam sekala besar maupun kecil. Karena dalam bela negara dibutuhkan kesadaran warga bahwa mereka memiliki negara ini, bersedia membela dan berani introspeksi atau koreksi diri dan pemerintah dengan cara-cara yang baik. Acara Rakornas KMHDI yang akan diselenggarakan sampai pada tanggal 3 September 2017 tersebut, juga dihadiri oleh Kapolda Bali, Danrem 164 Wirastya, DPD RI, Anggota DPR Provinsi Bali, Ketua Presidium Pimpinan Pusat KMHDI, serta undangan lainya. (sus)