Jambore Petani Muda Diharapkan Bisa Tarik Minat Generasi Milenial Geluti Pertanian
(Baliekbis.com), Jumlah petani usia produktif di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sementara minat generasi muda atau kaum milenial untuk terjun ke sektor pertanian masih minim.
“Regenerasi petani menjadi isu penting yang perlu diperhatikan seluruh pihak,” kata Direktur Utama Petrokimia Gersik, Rahmad Pribadi, Rabu (25/9) saat konferensi pers kegiatan Jambore Petani Muda yang digelar di Fakultas Pertanian UGM.
Data Sensus Pertanian 2013 mencatat jumlah rumah tangga petani turun 20 persen dari 79,5 juta menjadi 63,6 juta, atau turun 15,6 juta rumah tangga. Bahkan diperparah lagi dengan kondisi 61 persen petani Indonesia telah berusia lebih dari 45 tahun.
Karena itu, ditegaskan Rahmad keterlibatan generasi milenial dalam mendukung, mengembangkan, serta memajukan sektor pertanian menjadi sangat dibutuhkan. Pertanian juga perlu sentuhan serta terobosan generasi milenial.
“Mahasiswa, sebagai generasi milenial punya kontribusi yang penting karena petani kita tua dan gaptek. Kita melihat disiniuniversitas bisa menjadi katalisator,” ucapnya.Dalam upaya menumbuhkan regenarasi petani dan agrosociopreneur di Indonesia, PT Petrokimia Gresik produsen pupuk dan bahan kimia untuk solusi agroindustri anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero), menggelar rangkaian program “Jambore Petani Muda” di dua belas Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia, salah satunya Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Rabu (25/9).
Rahmad menerangkan Jambore Petani Muda merupakan upaya konkrit Petrokimia Gresik untuk menumbuhkan ketertarikan generasi milenial terhadap pertanian. Selain mendukung upaya pemerintah meregenerasi petani, program ini juga ingin melahirkan pengusaha muda pertanian yang mampu memberikan dampak sosial atau agrosociopreneur di Indonesia.Dalam kegiatan ini, berbagai ide kreatif generasi milenial di bidang pertanian yang berorientasi profit di tampung. Nantinya dua belas tim terbaik dari setiap PTN akan mendapat kesempatan memaparkan idenya secara langsung di hadapan dewan juri.
“Nantinya tiga ide bisnis terbaik akan memperoleh dana untuk pengembangan bisnis dan mendapat mentoring khusus langsung dari pimpinan perusahaan di bidang pertanian dan agroindustry,” jelasnya.
Dekan Pertanian UGM, Dr. Jamhari mengatakan bahwa dunia pertanian tanah air menghadapai beragam persoalan. Salah satunya adalah minimnya minat generasi muda untuk terjun ke bidang pertanian. Karenanya menjadi sebuah tantangan untuk mengajak generasi muda menekuni sektor ini.
Jamhari menyebutkan Fakultas Pertanian UGM memiliki Agroenterpreunership Education Program (AEP). Program pendidikan kewirausahaan hasil kerja sama dengan Kagama Pertanian diharapkan dapat melahirkan banyak pelaku socioenterpreunership terutama di bidang pertanian. Diapun berharap lewat Jambore Petani Muda ini dapat mendorong pengembangan agrosociopreneur generasi milenial.
Sementara Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Pendidikan BPPSDMP Kementerian Pertanian Inneke Kusumawati menyampaikan harapan kedepan dapat tumbuh lebih banyak lagi petani muda yang terdidik. Oleh sebab itu, perguruan tinggi diharapkan dapat mencetak petani-petani milenial berkualitas yang nantinya akan berkontribusi dalam pembangunan pertanian di tanah air.
Dia mengakui bahwa untuk menarik minat generasi milenial ke pertanian bukanlah hal mudah. Sebab selama ini imej petani selalu diidentikan dengan pekerjaan yang kurang menguntungkan. Karenanya penting untuk mengubah imej tersebut dimata generasi muda. “Kiat harus buat imej bertani itu keren,”katanya. (ika)