Jaya Negara: Tumbuhkan Taksu Sekaa Taruna Dalam Membangun Budaya Kreatif
(Baliekbis.com), Setelah seluruh duta dari masing-masing Kecamatan di Evaluasi serta dibina Tim Penataan Desa Pakraman yang di evaluasi oleh Tim Sabha Upadesa Kota Denpasar, pada kesempatan ini Sekaa Taruna Dharma Kerti Banjar Tegal Kawan Desa Pemecutan Kelod yang menjadi duta Kecamatan Denpasar Barat dalam Evaluasi Pembinaan Penataan Sekaa Taruna dan Taman Gegirang Tingkat Kota Denpasar, Selasa sore (4/10) di Balai Banjar Tegal Kawan Kecamatan Denpasar Barat.
Evaluasi Sekaa Taruna ini di hadiri dan disaksikan langsung Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara sekaligus membuka evalusi dengan penerimaan awig-awig Sekaa Taruna dari Ketua Pemuda Sekaa Taruna Dharma Kerti Banjar Tegal Kawan Agus Suryantara. Hadir juga dalam evaluasi ini Camat Denpasar Barat IB. Joni Ariwibawa, Koodinator Umum Tim Panureksa Sekaa Taruna Kota Denpasar Cok Putra Wisnu Wardana, Kades, Lurah, Tim Panureksa Sekaa Taruna sebanyak 34 orang dan Krama Banjar serta Sekaa Taruna.
“Pembinaan Penataan Sekaa Taruna dan Taman Gegirang Tingkat Kota Denpasar merupakan suatu wujud Pemerintah Kota Denpasar dalam upaya pemberdayaan Sekaa Taruna. Dimana Sekaa Taruna merupakan Pianak Banjar (Generasi Penerus Banjar) yang harus memiliki rasa memiliki serta ikut menjaga adat dan budaya Bali”. Demikian disampaikan Wakil Walikota Jaya Negara saat memberi sambutan sekaligus membuka Evaluasi Pembinaan Penataan Sekaa Taruna dan Taman Gegirang Tingkat Kota Denpasar.
Konsep Tri Hita Karana yang meliputi Parhyangan yang merupakan kepercayaan terhadap Tuhan, Pawongan merupakan perwujudan antar sesama manusia dan Palemahan perwujudan hubungan manusia dan alam semesta atau lingkungan/wilayah yang merupakan inti dari sebuah kebudayaan yang harus di jalani. Oleh sebab itu diperlukan strategi kegiatan kebudayaan dalam sebuah obyek sebagai unsur-unsur sebuah kebudayaan.
Unsur kebudayaan ini terdiri dari tujuh unsur yang meliputi Agama, Aksara, Seni, Organisasi Sosial, Pendidikan, Ekonomi dan Teknologi. Dengan menerapkan konsep tersebut lebih lanjut Jaya Negara mengatakan, dapat menumbuhkan Taksu Bali serta jati diri sekaa teruna sebagai generasi penerus serta semangat menumbuhkan rasa kompetitif, adaktif dan kreatif di dalam menjalankan kehidupan yang berbudaya.
Koodinator Umum Tim Panureksa Sekaa Taruna Kota Denpasar Cok Putra Wisnu Wardana mengatakan, dengan tidak diberlakukan lagi lomba Sekaa Teruna Tingkat Provinsi, Pemerintah Kota Denpasar melahirkan kebijakan terutama dalam pembinaan kepada Sekaa Taruna mengadakan Lomba Sekaa Taruna Kota Denpasar yang mengacu kepada Tri Hita Karana.
“Kami berasumsi bahwa sekaa taruna ini merupakan pianak banjar yang tentunya banjar merupakan organisasi sosial yang bernafaskan hindu dimana banjar merupakan bagian dari Desa Pakraman yang tentunya di dasarkan Tri Hita Karana. Oleh karenanya pembinaan kepada sekaa teruna ini di orientasikan kepada bagaimana peran sekaa teruna dalam meningkatkan keberadaan organisasinya,menata organisasi supaya tertata baik termasuk administrasi serta membantu Banjar maupun Desa dan membangun budaya kreatif yang tidak lepas dari Konsep Tri Hita Karana”, ujarnya. (eka/ist)