Jelang Dilantik 1 Oktober, Ini Harapan Tokoh kepada Rai Mantra

(Baliekbis.com), Jelang pengucapan janji dan sumpah Anggota DPD RI pada 1 Oktober 2024 mendatang, puluhan tokoh se Bali, bertemu dengan Anggota terpilih DPD RI dapil Bali Dr. Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, dalam sebuah acara ramah tamah, Sabtu (24/9) di Geria Sebha Sari Renon Denpasar.

Sejumlah harapan sekaligus masukan disampaikan kepada Rai Mantra yang meraih suara terbanyak dalam pemilihan DPD RI pada tanggal 14 Pebruari lalu. Para tokoh berharap Rai Mantra bisa berjuang di pusat agar budaya Bali bisa tetap terjaga.

Sebab pariwisata yang kini jadi andalan masyarakat dan pembangunan ekonomi Bali bertumpu pada budaya. “Budaya tanpa ada biaya tentu mustahil. Karenanya harus diperjuangkan bersama-sama. Bali sudah melakukan pungutan wisman untuk pelestarian budaya dan lingkungan. Ini harus bisa dikawal dengan baik agar pemanfaatannya bisa maksimal,” harap Loka, tokoh asal Serangan Denpasar.

Selain budaya, juga mengemuka harapan agar di tengah persaingan ketat saat ini, pemberdayaan SDM lokal bisa ditingkatkan, jangan sampai tenaga lokal tersisih di lingkungannya.

Masih soal budaya, Rai Mantra diharapkan bisa menyuarakan bagaimana menjaga arsitektur Bali dan pertanian yang merupakan bagian budaya Bali. “Sekarang ini dominan bangunan bergaya minimalis. Yang arsitektur Bali makin menipis. Sedikit-sedikit budaya Bali terkikis. Pertanian juga makin mengkhawatirkan karena alih fungsi lain,” ujarnya.

Rai Mantra mengajak agar komunikasi bisa terus terjalin untuk bisa sama-sama mengawal dan membangun Bali lebih baik lagi. “Tidak bisa dilakukan sendiri, tapi harus ada keberanian bersama dalam memperjuangkan Bali. Perlu ada good will dari pemegang kebijakan,” ungkap Walikota Denpasar dua periode ini.

Rai Mantra melihat ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan baik untuk Bali maupun nasional khususnya menjaga budaya. Apalagi pariwisata Bali adalah pariwisata budaya, maka budaya ini jangan sampai terkikis, tergerus oleh modernisasi dan teknologi.

“Pembangunan Bali berlandaskan kebudayaan, jadi ini modal Bali ke depan untuk memperkuat pariwisata. Persoalannya apa kita masih menjalankan itu. Juga munculnya wacana moratorium pembangunan hotel di Bali selatan ini. Ini juga menjadi hal penting mengingat Bali ini kecil dan menjadi tugas kita menjaganya. Jangan sampai Bali hancur di tangan orang Bali itu sendiri,” tegas Rai Mantra.

“Bali tak banyak punya sumber saya alam. Satu-satunya modal kita budaya. Karena itu tak ada pilihan, selain menjaga budaya ini. Palemahan juga penting dijaga. Tantangan kita sekarang bagaimana menekan alih fungsi lahan serta peningkatan kualitas SDM agar bisa kompetitif,” tambahnya.

Rai Mantra juga mengingatkan agar hati-hati dalam pembangunan infrastruktur. Sebab ini akan menimbulkan pergeseran dan perubahan yang bisa membawa dampak yang kurang menguntungkan.
“Infrastruktur itu penting, kita tidak anti itu. Tapi kalau terlalu masif bisa membawa dampak negatif,” tegasnya.

Dicontohkan tentang eksploitasi tambang yang begitu habis dikeruk lantas ditinggal. Demikian halnya budaya kalau tidak dijaga hati-hati, apa budaya Bali akan bernasib seperti itu. (bas)