Kadek Arimbawa Usulkan Arena Malayangan, Salurkan Hobi Sekaligus Dukung Pariwisata
(Baliekbis.com), Kabar Bali bakal mewujudkan sirkuit road race disambut gembira oleh insan otomotif Pulau Dewata. Bukan hanya menghasilkan prestasi, namun keberadaan sirkuit juga mencegah balap liar.
Ruang ekspresi itu pun diharapkan segera terwujud dan disusul oleh ruang ekspresi bagi penghobi-penghobi lainnya. “Saya melihat rare angon di Bali yang sangat banyak dan bersifat massal, juga mendapat perhatian,” kata salah seorang pecinta malayangan, I Kadek Arimbawa, Sabtu (28/11).
Hal ini menjadi sorotannya lantaran ruang gerak rare angon tak leluasa karena aktivitasnya tidak boleh mengganggu kepentingan publik lainnya. “Oleh karena itu perlu disediakan lapangan atau arena khusus bagi rare angon,” kata tokoh rare angon yang akrab disapa Lolak ini.
Keberadaan lapangan khusus ini dinilai sangat penting agar kejadian-kejadian beberapa waktu lalu tidak terulang lagi di Bali. Mulai dari layang-layang yang diterbangkan di zona terlarang seperti dekat Bandar Ngurah Rai ataupun layang-layang yang membuat trafo PLN meledak
Oleh sebab itu, tersedianya lapangan khusus bagi penghobi layang-layang ini dinilai Arimbawa sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap kegiatan positif, khususnya untuk para milenial. Tradisi mempertahankan layang-layang khas Bali seperti bebean, janggan dan pecuk. “Seperti kita ketahui, layangan di Bali ini memiliki kekhasan tersendiri yang tidak ada di daerah lain,” kata Arimbawa yang juga memiliki komunitas malayangan, Dangap-Dangap Brekele yang beranggotakan 49 orang ini.
Lebih jauh diingatkan bahwa ke depannya musim layang-layang di Bali ini juga bisa menjadi sebuah daya tarik pariwisata. “Wisatawan Nusantara atau mancanegara bisa diajak ke sebuah lapangan khusus yang disiapkan untuk bermain layang-layang hingga proses pembuatan layang-layang, termasuk memberi ruang pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Red) berjualan layang-layang untuk diterbangkan maupun souvenir,” kata sosok yang dikenal sebagai seniman lawak tradisional Bali ini.
Namun Arimbawa mempermaklumkan bahwa arena untuk bermain layang-layang ini harus benar-benar tepat. “Berbeda dengan wahana lain yang bisa dibangun di manapun, maka untuk arena layang-layang harus mempertimbangkan lokasi pinggir pantai yang memiliki angin bagus,” ujar Arimbawa yang biasa malayangan di Padanggalak ini.
Diusulkannya nama Pantai Padanggalak dan Pantai Mertasari di Denpasar sebagai kandidat yang pas untuk para rare angon. “Lokasinya pas. Bukan hanya faktor angin yang bagus, namun bisa ditempuh oleh penghobi maupun wisatawan dengan mudah,” kata anggota DPD RI 2009-2014 dan 2014-2019 ini.
Soal rencana ini, Arimbawa bersama undagi, maestro, dan segenap rare angon lainnya mencoba melakukan audiensi dengan DPRD Provinsi Bali dan Gubernur Bali I Wayan Koster. Tujuannya, agar tahun depan rare angon sudah mendapatkan lokasi bermain sekaligus pelestarian tradisi Bali tersebut. “Ya, dalam waktu dekat kami mengagendakan bicara dengan DPRD dan Gubernur Bali agar rare angon juga mendapat perhatian,” pungkas Arimbawa. (ist)