Kagumi Dadong Lepo, Koster Berkomitmen Lestarikan Kesenian Jembrana
(Baliekbis.com), Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster kagum dengan penampilan Dadong Lepo, pelestari kesenian Pergu asli Kabupaten Jembrana yang sudah hampir punah. Meski sudah berusia 110 tahun, namun gerakannya masih tetap lemah gemulai. Di usianya yang senja, Dadong Lepo masih aktif mengajarkam kesenian Pergu. “Kagum saya dengan beliau (Dadong Lepo). Tariannya sangat menarik sekali. Tumben saya lihat tarian itu. Rupanya ini satu-satunya hanya ada di Bali. Sangat istimewa sekali beliau, penglingsir kita semua. Usianya sudah 110 tahun,” kata Koster di Desa Pakraman Kerta Jaya, Kelurahan Pedem, Kecamatan Jembrana, Minggu 10 Juni 2018. Koster sempat berbincang lama dengan Dadong Lepo. Ia mendoakan Dadong Lepo agar sehat selalu. Kepada Dadong Lepo, Koster juga berjanji akan ambil bagian melalui kebijakan untuk ikut melestarikan kesenian asal Jembrana itu.
“Sehat terus inggih. Saya akan berjuang melestarikan kesenian ini,” ungkap Koster. Pada acara simakrama dengan ratusan warga itu Koster mengajak kepada generasi kuda milenial untuk ikut ambil bagian melestarikan kesenian Pergu yang sudah hampir punah tersebut. Koster ingin anak-anak muda Bali tetap maju dalam modernitas, namun tak tercerabut dari akarnya. “Kita harus ambil bagian dalam kemajuan dan modernitas. Itu tidak bisa dihindari. Namun juga jangan meninggalkan warisan para leluhur kita, utamanya di bidang adat, agama, seni, tradisi dan budaya Bali. Mari kita lestarikan bersama-sama,” tegas dia.
Tak hanya Pergu, Koster juga berkomitmen melestarikan kesenian asli Jembrana lainnya yakni Jegog. “Pergu dan Jegog ini merupakan kesenian khas Jembrana. Ke depan harus dibangun dengan kebijakan sinergi provinsi dan kabupaten agar bisa berkembang. Tidak hanya dilestarikan, tetapi juga diberdayakan untuk mendukung perekomomian Jembrana,” ungkapnya. Tak hanya di Jembrana, secara keseluruhan Koster yang berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) itu brrkomitmen melestarikan dan memberdayakan adat iatiadat, agama, tradisi, seni dan budaya sebagai basis dari jati diri dan integritas moral orang Bali.(lit)