Kalah Saing Dengan Kapal Besar, Hasil Tangkapan Nelayan Anjlok
(Baliekbis.com), Pengaruh cuaca buruk serta beroperasinya belasan kapal-kapal besar di sepanjang perairan Kelan, Tuban menyebabkan hasil tangkapan nelayan yang rata-rata menggunakan perahu kecil terus merosot. Bahkan nelayan nyaris tak bisa beroperasi karena anjloknya hasil tangkapan. “Hasil tangkapan kami turun hingga 50 persen lebih,” ujar salah seorang nelayan Kelan, Ketut Suwala, Kamis (20/7/2017).
Suwala yang asli Kelan ini mengatakan sebenarnya dampak musim sudah biasa dihadapi nelayan setempat. Memang saat musim buruk yakni angin kencang disertai hujan pasti tangkapan merosot. Bahkan banyak nelayan tak berani melaut saat itu. “Itu hal biasa dan kami sudah sering mengalaminya,” jelas Suwala didampingi sejumlah nelayan.
Namun kondisi buruk itu kini semakin diperparah dengan munculnya belasan kapal-kapal yang beroperasi di kawasan yang biasanya menjadi area tangkapan nelayan. Kahadiran kapal-kapal besar itu berdampak pula pada hasil tangkapan nelayan. “Setelah kapal-kapal besar itu beroperasi, tangkapan nelayan di sini tambah anjlok,” tegas Suwala. Nelayan tambahnya tak bisa berbuat banyak dengan kondisi itu. “Kami hanya bisa pasrah,” tambah Catur, nelayan lainnya. Bahkan saat sepi ini mereka terpaksa berdiam saja. “Sudah dua minggu kami tak melaut,” tambah beberapa nelayan. Dijelaskan Suwala kalau mereka memaksakan melaut jelas akan beresiko tinggi.
Selain kondisi cuaca juga hasil tangkapan sangat rendah. Padahal biaya operasi satu perahu bisa sampai Rp 1 juta sekali jalan. Apalagi tambah Suwala harga bahan bakar sangat mahal. Sementara hasil tangkapan tak memadai, bahkan tak bisa menutupi biaya operasional. Menurut nelayan, biasanya jelang Purnama hasil tangkapan mereka akan meningkat. Karena saat itu kapal-kapal besar tak bisa beroperasi karena laut terang. Kapal besar itu panen kalau cuaca gelap karena mereka mengambil di bawah dengan menggunakan lampu dan peralatan canggih lainnya. Sementara nelayan masih menggunakan cara-cara konvensional hingga tak banyak membantu hasil tangkapan mereka.
Suwala menambahkan kalau hal itu terus terjadi dan pemerintah tak ikut membantu maka puluhan nelayan yang mengandalkan hidup dari melaut akan bangkrut. Sekarang saja banyak nelayan terpaksa nongkrong. “Coba lihat perahu-perahu kami semua tak ada melaut,” tambah Suwala. Dikatakannya kalau kapal besar sekali tangkapan bisa mencapai 10 ton lebih, tapi nelayan paling banyak hanya 100 kilo. Dengan hasil tangkapan yang begitu banyak, kapal-kapal besar itu bisa mempengaruhi penjualan nelayan. Sebab kapal besar itu biasanya menjual hasil tangkapan dengan harga lebih rendah dibandingkan nelayan. Akibatnya pendapatan nelayan makin merosot. (bas)