KALBE: Revolusi Anti Ageing melalui Stem Cell
(Baliekbis.com), PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), pada Sabtu lalu menyelenggarakan program Edukasi kesehatan kepada dokter, dosen dan mahasiwa khususnya Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Program yang bertajuk dr.Boenjamin Setiawan Distinguished Lecture Series (DBSDLS) ini mengangkat tema “Revolusi Anti Ageing melalui Stem Cell” dengan pembicara Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Indra Bachtiar PhD dari Stem Cell and Cancer Institute, dan Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS Chairman of Indonesia Center for Anti-Ageing Medicine (INCAAM). “Program Dr. Boenjamin Setiawan Distinguished Lecture Series merupakan suatu upaya Kalbe dan Stem Cell and Cancer Institute (SCI) berbagi informasi mengenai kemajuan mutakhir yang telah dicapai dalam perkembangan teknologi dan riset terkini, ditujukan khususnya untuk peneliti, akademisi dan praktisi kesehatan,“ kata Herda Pradsmadji, Head of Corporate Communication & CSR PT Kalbe Farma Tbk.
“Melalui Dr. Boenjamin Setiawan Distinguished Lecture Series ini, Kalbe berharap untuk berbagi dan berdiskusi dengan para pakar sel punca sehingga dokter, peneliti dan pemangku kebijakan di Indonesia dapat mengikuti perkembangan riset dan teknologi sel punca yang terkait dengan dengan proses ageing ini dan pengembangannya di Indonesia. Kami yakin, semua ini akan memberikan kontribusi besar terhadap upaya tercapainya Indonesia yang lebih sehat,“ lanjut Herda.
Seminar ini merupakan satu dari rangkaian seminar yang juga di lakukan di 5 Universitas, Universitas Airlangga – Surabaya, Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta, Universitas Udayana – Bali dan Universitas Atmajaya serta Universitas Indonesia di Jakarta. Dan sebagai puncaknya, pada tanggal 22 Oktober akan dilaksanakan Seminar Internasional di Jakarta dengan mengundang para pembicara yang meliputi pakar, peneliti dan praktisi, baik dari Indonesia maupun dari komunitas sains internasional. Pada tahun 2016 ini, Kalbe juga menyelenggarakan kompetisi pembuatan video yang ditujukan bagi mahasiswa, dosen, alumni di bidang kedokteran serta masyarakat yang tertarik kepada bidang anti-ageing dan stem cell.
Video tersebut merupakan bagian dari kampanye edukasi tentang anti-ageing dan stem cell yang benar kepada masyarakat. Periode kompetisi dilaksanakan pada 8 Agustus sampai dengan 10 Oktober yang lalu. Pada saat berita ini ditulis, proses seleksi pemenang kompetisi video dalam proses penilaian oleh dewan juri yang terdiri dari peneliti stem cell, profesional video grapher dan pakar komunikasi.
Saat ini, usia harapan hidup penduduk Indonesia meningkat dari 68,6 tahun (2004) meningkat menjadi 72 tahun (2015). Usia harapan hidup penduduk Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat, sehingga persentase penduduk Lansia terhadap total penduduk diproyeksikan terus meningkat. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2014, jumlah Lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta orang atau sekitar 8,03% dari seluruh penduduk Indonesia. Data tersebut menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 yaitu 18,1 juta orang atau 7,6% dari total jumlah penduduk. Seiring dengan itu, trend penyakit degeneratif mulai meningkat, seperti penyakit pada otak seperti Alzheimer, Parkinson, Stroke; penyakit jantung seperti Serangan Jantung, Gagal Jantung; penyakit ginjal seperti Gagal Ginjal, penyakit pada tulang seperti Osteoporosis, Osteoarthritis serta penyakit generatif lainnya.
Hal ini bisa disebabkan oleh kualitas hidup para penderita penyakit degeneratif masih tergolong rendah, misalnya untuk kasus penderita Alzheimer, mereka tidak mampu mengurus dirinya sendiri. Untuk kasus penderita ginjal, mereka terus menerus perawatan intensif proses cuci darah (Hemodialisis) sepanjang hidupnya, keterbatasan gerak pada penderita Osteoarthritis dan Oesteoporosis, ketergantungan terhadap obat tertentu yang umumnya terjadi pada penderita diabetes, hipertensi dan jantung dan lain sebagainya. Hingga saat ini, banyak penyakit degeneratif belum memiliki terapi yang dapat menyembuhkan.
Sebagian besar terapi hanya mengobati gejala dan menunda perkembangan penyakit. Dan pada tahun 2015, dari total biaya yang didanai oleh BPJS kesehatan, 50% nya dialokasikan bagi penderita 3 jenis penyakit degeneratif yaitu ginjal, jantung dan kanker. Salah satu terapi yang sangat menjanjikan bagi penyakit degeneratif, adalah stem cell. Beberapa penelitian mengenai terapi stem cell untuk mengobati berbagai penyakit, seperti Alzheimer, jantung, ginjal, osteoartritis, diabetes dan lain-lain. Keberhasilan pengembangan penelitian dan penggunaan Stem Cell sebagai terapi anti-ageing bagi penduduk Indonesia khususnya usia lanjut telah membuka peluang bagi masyarakat luas untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Penerapan terapi ini memungkinkan masyarakat untuk memiliki masa produktivitas dan jangka waktu hidup yang lebih panjang. (ist)