Kasus Henti Jantung Mendadak Berujung Kematian
(Baliekbis.com), Kejadian kasus henti jantung mendadak (silent cardiac arrest) dapat dialami oleh siapapun dan kapanpun. Melihat hal tersbut Himpunan Perawat Gawatdarurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Bali sebagai himpunan seminatan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) memberi pemahaman dan pelatihan kepada masyarakat awam di Kota Denpasar, Minggu (5/8) di Graha Sewaka Dharma, Lumintang. “Korban henti jantung mendadak dapat diselamatkan dengan pengetahuan dasar dan pelatihan bantuan hidup dasar atau Resusitasi Jantung Paru (TJP),” ujar Ketua HIBGABI Bali Ns. I Putu Budiarsana, M.Nurs., EN. Lebih lanjut dikatakan Kematian akibat henti jantung mendadak paling sering terjadi di luar rumah sakit. Korban henti jantung sering ditemukan oleh masyarakat umum. Mereka yang menemukan dan paling menentukan keberhasilan survival korban henti jantung di luar Rumah Sakit. Kegiatan yang dilaksanakan kali ini sebagai langkah pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar/RJP dini dengan fokus kepada kompresi dada, pemberian kejut jantung dini dengan menggunakan AED. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali masyarakat umum agar dapat menolong korban yang mengalami henti jantung mendadak. Adapun pelaksanaan dari kegiatan ini adalah Panitia dari HIPGABI Bali yang diketuai oleh Ibu Ns. Made Martini, M.Kep.
“Masyarakat menjadi barisan terdepan dalam pertolongan henti jantung mendadak di luar rumah sakit,” ujarnya. Diharapkan dapat melakukan pertolongan yang tepat dan cepat untuk korban henti jantung mendadak, mereka memerlukan keahlian khusus yang diperoleh melalui pelatihan yang sesuai. Bentuk pelatihan untuk masyarakat awam adalah Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang terdiri dari deteksi dini dan aktivasi bantuan pelayanan kegawatan medis (Emergency Medical Service). Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar Ibu dr. Luh Putu Sri Armini, M. Kes mewakili Walikota Rai Mantra mengatakan bahwa Pemkot Denpasar sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksnakan kali ini oleh HIPGABI. “Walikota Rai Mantra sangat mengapresiasi kegiatan ini yang mampu memberikan pemahaman sejak dini kepada masyarakat tentang pertolongan pertama bagi masyarakat yang mengalami kasus henti jantung,” ujarnya. Disamping itu menurut Sri Armini langkah ini juga akan kami jadikan bahan untuk sosialisasi bersama yang tentunya bermuara pada tingkat kesehatan masyarakat.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan DPW PPNI BALI, DPD PPNI Kota Denpasar, beserta perwakilan fasilitator dari rumah sakit seluruh Bali. Adapun peserta dalam kegiatan ini adalah masyarakat umum yang berasal dari BPBD Kota Denpasar, Damkesmas Kota Denpasar, SMK N 1 UBUNG, Supermarket PEPITO, dan KBS Badung, dengan jumlah peserta sebanyak 120 orang dan fasilitator dari perawat sebanyak 240 orang. Pengabdian masyarakat ini dilaksankan dalam satu hari yang dibagi menjadi beberapa sesi. Kegiatan ini dipandu oleh dr. AlI Haedar, Sp. EM FAHA yang merupakan instruktur dari American Heart Association (AHA). Kegiatan ini langsung dipraktikan oleh peserta dan fasilitator pada manikin/boneka RJP. Kegiatan ini dilaksanakan dengan harapan meningkatkan kesadaran masyarakat umum mengenai peran penting orang- orang yang berada dilokasi terdekat dengan korban henti jantung mendadak. “Masyarakat yang menemukan korban dengan henti jantung mendadak dapat memberikan pertolongan pijat jantung atau resusitasi jantung paru. Sehingga dapat membantu meningkatkan kesempatan hidup korban,” harapnya. (pur)