KB Tak Memaksa Pasutri Hanya Punya Dua Anak
(Baliekbis.com), Program Keluarga Berencana (KB) jangan diidentikkan dengan alat kontrasepsi yang memaksa pasutri untuk membatasi hanya memiliki dua anak. Program KB telah direvitalisasi dengan tagline, kalau terencana semua akan lebih mudah. Penegasan itu diutarakan Direktur Advokasi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) BKKBN Sugiono, S.Pd.MM pada Pertemuan Advokasi dan KIE bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kampung KB di Prime Plaza Hotel Sanur Denpasar, Rabu (5/12).
Terkait dengan hal itu, Sugiono berharap masyarakat memperoleh pemahaman yang benar tentang program KB. “Prinsip dari program ini adalah keluarga yang terencana. Mulai dari perencanaan pernikahan hingga kelahiran anak dan jumlah anak. Kalau terencana, semuanya akan lebih mudah,” ujarnya.
Hal senada diutarakan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Catur Sentana. Ia mengatakan bahwa Program KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga. “Jadi tak ada paksaan atau dibatasi hanya dua anak. Jumlah anak ideal dalam keluarga disesuaikan dengan tingkat kesejahteraan, kesehatan reproduksi dan dukungan ekonomi,” ujarnya.
Untuk itu, dia sangat mengharapkan peran tokoh agama, tokoh adat memberi pemahaman kepada masyarakat terkait dengan program kependudukan dan pembangunan keluarga. Terlebih, Bali saat ini telah memiliki 121 Kampung KB yang tersebar di Kabupaten Kota. Menurut Catur Sentana, keberadaan Kampung KB juga tak berkaitan dengan promosi 2 anak cukup, namun lebih dimaksudkan sebagai keterpaduan program kependudukan dalam satu wilayah. Ketua PHDI Bali Prof. I Gusti NgurahSudiana yang juga hadir sebagai pembicara banyak memberi pemahaman tentang bagaimana cara membangun keluarga berkualitas dengan anak-anak yang suputra.
Sementara itu, Wakil Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Tjokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati yang turut hadir pada kegiatan tersebut berkesempatan memandu kuis berhadiah. Peserta yang bisa menjawab pertanyaan, berhak memperoleh souvenir menarik dari panitia. Di sela-sela kuis, Putri Hariyani juga memberi pemahaman bahwa yang dimaksud dengan keluarga berencana itu adalah waktu nikah, waktu punya anak dan jumlah anaknya terencana secara (ist)