Kebijakan Pemerintah dalam Hal Budaya, Seni, dan Adat Bali, UPMI Akan Tegak Lurus Ikuti Aturan Gubernur Bali
(Baliekbis.com), Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH, M.Hum, bersama seluruh civitas Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI), sangat mengapresiasi kebijakan Gubernur Bali dan Wakil Gubernur Bali terpilih periode 2025-2030, Wayan Koster-Nyoman Giri Prasta.
“Terkait dengan keberpihakan mereka pada budaya, seni, adat istiadat, dan tradisi Bali, seperti penggunaan busana adat Bali, perlindungan dan penggunaan bahasa, aksara, dan sastra Bali,” kata Made Suarta pada Rabu (29/1/2025).
Beliau juga menyampaikan bahwa kebijakan ini memberikan landasan yang kuat untuk desa adat, penguatan, dan pemajuan kebudayaan Bali melalui kain tenun endek Bali, serta kain tenun tradisional Bali lainnya.
“Festival seni, program jantra tradisi Bali, pusat kebudayaan Bali di Klungkung, dan banyak kebijakan lainnya yang pastinya akan menjadi dasar pengembangan kebudayaan Bali ke depannya,” tambahnya.
Lanjutnya, kebijakan tersebut telah dilaksanakan sejak periode 2018-2023 dan akan dilanjutkan dalam periode 2025-2030, serta menjadi bagian dari rencana pembangunan Bali 100 tahun ke depan menuju Bali Era Baru.
“Kami di UPMI siap tegak lurus dengan pemerintah, dan program Gubernur Bali Wayan Koster akan kami laksanakan sepenuhnya,” ujarnya.
Seperti yang telah dilakukan di kampus, UPMI mendukung penerapan bahasa Bali, budaya, dan mengadakan lomba menulis di lontar serta pidato bahasa Bali. Selain itu, setiap hari Kamis, civitas akademika UPMI mengenakan pakaian adat Bali.
“Kami lakukan semua ini karena UPMI tegak lurus dengan aturan pemerintah,” imbuhnya.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster, saat mengunjungi UPMI, menyampaikan bahwa visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali telah menanamkan fondasi yang kuat untuk pembangunan Bali 100 tahun ke depan.
“Kedepan, program ini akan lebih memperkuat penerapan budaya, seni, tradisi, dan pelestarian alam Bali,” kata Wayan Koster.
Beliau juga menambahkan, semua kebijakan ini dilakukan bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk anak cucu krama Bali sebagai penerus pembangunan Pulau Dewata.
“Tujuan utama adalah agar Bali tetap ajeg dengan tatanan yang menjaga keharmonisan, kesucian budaya, dan kelestarian alam Bali,” pungkasnya. (sus)
Leave a Reply