Kebyar Baru: Gamelan Salukan Bawakan Lima Komposisi
(Baliekbis.com), Sekaa Gamelan Salukat tampil mempresentasikan sebentuk komposisi “Kebyar Baru”, buah cipta komposer Dewa Alit, di Bentara Budaya Bali, Jumat (25/05) malam. Terdapat lima komposisi new music yang dibawakan. Satu diantaranya berjudul “Somewhere There”, merupakan komposisi yang disusun dari perpaduan instrumen Carillon dan gamelan gong kebyar serta ditampilkan berkolaborasi dengan pianis Tomoko Nishizawa.
Menurut Dewa Alit, ide komposisi menggabungkan alat musik Carillon dan gamelan ini bermula dari tawaran yang ia terima untuk membuat sebuah komposisi baru tahun 2017 lalu. Ia sendiri mengakui baru pertama kali melihat instrumen tersebut dan mengetahui bagaimana Carillon dimainkan pada Januari 2017 lalu.
“Hal yang menarik buat saya yaitu ternyata Carillon ternyata memiliki persamaan dengan gamelan yakni sama-samaa terbuat dari perunggu dan memiliki fungsi religius. Namun secara konteks orkestrasi dan cara memainkannya sangat berbeda,” ungkap Dewa Alit yang mendirikan Gamelan Salukat pada tahun 2007 silam.
Gamelan Salukat telah melakukan tur ke USA dengan Bang on the Can, USA dalam produksi opera baru Evan Ziporyn “A House in Bali” pada tahun 2009 dan 2010. Anggotanya terdiri dari: Dewa Alit (Artistic Director), Putu Adi Septa Suweca Putra (Music Director), Dewa Gede Arta Yasa (Koordinator), Ketut Suryana Putra, Kadek Putra Agustina, Komang Resa Pradana, Gede Aristana, Kadek Janurangga, Wayan Wahyudika, Putu Astianawan, Komang Trio Paradise, Komang Agus Cahyadi, Wayan Sukadana, I G Putu Alit Indrawan Mataram, Kadek Krisna Arimbawa, Cok Agung Sedana, Gusti Ngurah Oka Wardana, Wayan Sumerta, Putu Okto Saputra, Wayan Eka Sutawan, Wayan Galung Marwanaya.
“Somewhere There” merupakan salah satu komposisi yang akan dipentaskan Dewa Alit dan Gamelan Salukat pada rangkaian tur gamelan mereka di Eropa Juni 2018 mendatang. Bagi Dewa Alit sendiri, “Shomewhere There” ibarat sebuah misteri.
“Saya tidak pernah bisa membayangkan bagaimana komposisi baru saya ini yang akan dipentaskan nanti pada bulan Juni di Munich, ketika dimainkan dengan instrumen Carillon yang saya pernah lihat di Munich sebelumnya. Ini masih menjadi misteri bagi saya, pertemuan musik yang berasal dari dua kebudayaan yang sangat berbeda dan masih gelap,” ungkap Dewa Alit yang kerap diundang mengajar dan membuat komposisi gamelan Bali di luar negeri. Di antaranya Semara Wisaya” untuk gamelan di Boston, Galak Tika di Massachusetts Institute of Technology, dan ditampilkan di New York Carnegie pada tahun 2004; “Pelog Slendro” di Bang on a Can Marathon (Juni 2006). Komposisi “Open My Door” tahun 2014 untuk Ensemble Modern dari Frankfurt, Jerman.
Adapun komposisi-komposisi lain yang juga dimainkan pada pentas gamelan di BBB diantaranya: Caru Wara (2005), Kedituan (new music for gamelan, 2017), Land Is Talking (music for ricikan and gong, 2014), dan GeringSing (2005). GeringSing berangkat dari ide dasar palegongan, jauh sebelum bernama Legong Kraton. Pertunjukan GeringSing ini diiringi pula penampilan tari baru model palegongan klasik kreasi koreografer Ida Ayu Arya Satyani. Para penari yakni Dewa Ayu Eka Putri, Ida Ayu Wayan Prihandari, dan Dewa Ayu Swandewi.
Adapun pertunjukan Kebyar Baru di BBB kali ini merupakan rangkaian dari tur pentas mereka di Eropa tahun 2018, antara lain: International Gamelan Festival yang berlangsung di Munich State Museum (7 – 18 Juni), Haus der Indonesischen Kulturen, Berlin (21 Juni), Sommerscen Festival, MALMØ, Sweden (3 Juli), Roskilde Festival, Denmark (5 Juli) dan The Rudolstadt Festival, Germany (7 – 8 Juli).
Pertunjukan Kebyar Baru ini menawarkan pergerakan kesenian yang inovatif dengan harapan agar seni musik kebyar tidak terjebak pada pengertian sempit dalam kehidupannya yang mapan dan monoton pada wilayah musik tradisional.
“Kebaruan dalam konteks pertunjukan ini tidak saja mengenai bagaimana musiknya bersifat baru, namun yang tidak kalah penting juga adalah bagaimana kebaruan tersebut berdampak pada para musisi, baik dari segi teknik, estetika ataupun pemahaman dalam kontek pengetahuan tentang kebaruan musik itu sendiri,” kata Dewa Alit. (bbb)