Kelas Kreatif Bentara, Workshop Video Pendek Bersama Krisna Murti
(Baliekbis.com), Krisna Murti, seniman bereputasi internasional dan telah melanglang buana berbagai negara, akan berbagi pengalaman kreatifnya membuat video pendek dalam program Kelas Kreatif Bentara. Program ini berlangsung selama dua hari mulai Kamis (8/2) hingga Jumat (9/2), di Bentara Budaya Bali (BBB) Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel, Gianyar.
Krisna Murti merupakan seniman yang kerap melakukan kolaborasi lintas bidang dan menghasilkan video art yang imajinatif serta berlapis arti. Karyanya mulai dikenal ketika menampilkan video performance, instalasi, dan foto dalam pameran tunggalnya di tahun 1993 yang berjudul “12 Jam dalam Kehidupan Penari Agung Rai”di Studio R-66, Bandung. Krisna Murti berpameran tunggal pertama di luar negeri pada tahun 1997, yaitu “Of The Dancer: Her Negelcted Skecthes” di Moskow, Rusia. Hingga saat ini Krisna telah mengadakan lebih dari 35 pameran tunggal baik di Indonesia maupun negara lainnya, seperti Jepang, Singapura, Kuba, Rusia, Australia, Jerman, dan Belanda.
Selain menguraikan pemanfaatan teknologi IT terkini, pada lokakarya ini, Krisna Murti juga akan memperdalam pengalaman mengenai proses cipta serta bagaimana video yang dapat menampilkan keutuhan visual dan pesan yang esensial, walau berdurasi 1 hingga 2 menit. Sejumlah 30 peserta terpilih mengikuti workshop seni video pendek bersama Krisna Murti ini. Secara khusus, lokakarya mengetengahkan pembekalan teori, diskusi dan praktik pengambilan gambar di sekitar lokasi Bentara Budaya Bali, hingga penyuntingan video yang diakhiri video screening hasil workshop. “Saya ingin membagikan kepada publik, khususnya generasi muda di Bali, perihal bagaimana strategi estetik menjadikan bahasa video yang efektif, singkat, padat, dan penuh arti,” ungkap Krisna Murti.
Lebih jauh, Kelas Kreatif tentang video pendek ini diniatkan sebagai sebuah upaya memperkenalkan ragam video tertaut kerja seni. Berikut penggalian wacana dalam konteks yang lebih luas, internasional, guna menemukan perspektif baru bagi generasi muda Bali kini di tengah penggunaan video dan teknologi canggih semata hanya untuk memuaskan gaya hidup dan hal-hal yang cenderung tidak kreatif. Menurut Krisna, seni video adalah gubahan gambar bergerak yg menggunakan teknologi video. Basis pemahamannya: bayang adalah realitas, kenyataan. “Bali sebagai salah satu basis peradaban bayang memiliki akar yang kuat dan sejatinya relevan bila ada kesediaan kembali kepada jatidirinya melalui esensi dari kultur wayang sebagai bayang,” kata Krisna.
Di sisi lain, video terbukti tidak hanya menyangkut perihal artistik, hiburan dan gaya hidup serta sumber informasi, namun juga bisa menjadi media pendorong terjadinya perubahan sosial kultural warga menuju kehidupan yang lebih terbuka, sekaligus juga sarana pergaulan sosial untuk membangun solidaritas. “Dalam workshop di Bali ini para peserta akan kita ajak bersama-sama membaca peta dinamika situasi dan dinamika kultur Bali di tengah perubahan konteks dunia. Berbagai varian ide peserta yang khas dan otentik dari individu maupun kelompok kerja didorong menjadi semacam seminar konseptual yang kemudian dilanjutkan menjadi karya karya seni video pendek,” ujar Krisna Murti.
Secara khusus, Krisna Murti juga melibatkan Ketut Sumerjana dan Asok Nagara yang telah berpengalaman di bidangnya masing-masing sebagai pendamping dalam workshop kali ini. Selama tahun 1976-1981 Krisna Murti mendapat pendidikan seni di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Rupa Bandung. Krisna kemudian juga mengikuti residensi dan workshop, antara lain: residensi “Art Exchange Program” di Jepang (1999); “Workshop on Asean Art” di Singapura (1999); dan Lasalle College of Art, Singapura (2006 & 2010). (ida)