Kemenkominfo: Kampus IT Harus Berdayakan UMKM Manfaatkan Teknologi Digital
(Baliekbis.com), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengharapkan dunia perguruan tinggi atau kampus berbasis IT mampu mengambil peran memberdayakan pelaku usaha tersebut agar melek dan memanfaatkan teknologi digital sehingga usahanya semakin berkembang.
“Kami mengajak mahasiswa STIMIK Primakara saat KKN (Kuliah Kerja Nyata) atau KKP (Kuliah Kerja Profesi) agar bisa mendampingi pelaku UMKM dan masyarakat di pedesaan baik petani, peternak, nelayan memberikan pengetahuan dan basic skill IT serta memanfaatkan berbagai aplikasi yang ada untuk menunjang usahanya,” kata Direktur Pemberdayaan Industri Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo Septriana Tangkary usai menjadi pembicara dalam seminar programming bertajuk “Code Your Future” di kampus STIMIK Primakara, Denpasar, Kamis (1/3).
Dikatakan, potensi pertanian, peternakan maupun perikanan di Indonesia cukup tinggi dan perlu digarap lebih optimal dengan sentuhan teknologi dan aplikasi digital. Untuk itu perguruan tinggi atau kampus IT juga harus mampu mendorong masyarakat menggarap peluang tersebut melalui implementasi Tri Dharma perguruan tinggi, salah satunya pengabdian masyarakat.
Mahasiswa STIMIK Primakara dan kampus IT lainnya di Bali juga bisa bersinergi dengan pemerintah. “Sebab banyak di antara pelaku UMKM yang kurang mengerti IT. Misalnya mereka tidak memiliki akun e-mail dan belum mencoba memasarkan produknya secara online di marketplace yang ada. Di sinilah peran technopreneur di STIMIK Primakara untuk melakukan pendampingan dan pemberdayaan serta ikut turun ke lapangan,” tegas Septriana.
Salah satu masalah yang bisa diselesaikan dengan pemanfaatkan teknologi dan aplikasi digital di ranah pertanian maupun peternakan dan perinakan adalah terkait panjangnya rantai pasokan dan permainan tengkulak yang menyebabkan harga produk menjadi jauh lebih mahal ketika sampai di tangan konsumen. Contohnya ada aplikasi lima kilo yang menghubungkan petani dan pembeli dalam hal transaksi sayur mayur dan perlengkapan bumbu dapur cabai dan bawang sehingga harga bisa lebih murah dan juga cepat sampai ke konsumen.
“Dengan berbagai aplikasi di bidang pertanian dan peternakan, mata rantai pasokan yang panjang dan tengkulak bisa perlahan diputus. Namun tengkulak juga kami ajak berkolaborasi dengan platform yang ada sehingga mereka tidak kehilangan pekerjaan,” tuturnya. Sementara itu Ketua STIMIK Primakara I Gusti Bagus Made Wiradharma menyambut baik masukan dari Kominfo dan segera akan merancang program KKN atau PKL untuk bisa melakukan pendampingan tersebut. “Dalam program pengabdian masyarakat ke depan kami akan rancang agar lebih banyak menyentuh pelaku UMKM, petani, peternak dan nelayan di pedesaan agar lebih melek IT dan bisa memanfaatkan aplikasi untuk bisnisnya,” katanya.
Namun STIMIK Primakara sebenarnya telah berupaya mendorong mahasiswa dan alumninya untuk mengatasi permasalahan terkait pertanian. Salah satunya dibuktikan dengan hadirnya produk startup ponkod yang merupakan teknologi untuk memudahkan petani memanjat dan memetik kelapa sehingga produktivas meningkat dan risiko kecelakaan juga bisa ditekan. STIMIK Primakara juga akan mendorong mahasiwa lebih banyak merancang dan menghadirkan inovasi teknologi dan aplikasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di pedesaan, serta menggarap potensi pertanian, peternakan dan perikanan. (wbp)