Kementerian PP&PA Gelar Lomba “Suara Anak Indonesia 2018”
(Baliekbis.com), Sudah bukan rahasia lagi, Indonesia sesungguhnya darurat lagu untuk anak-anak. Acara musik di televisi pun sekarang ini tidak bisa dibedakan lagi, mana yang khusus untuk anak-anak dan mana yang untuk orang dewasa. Karena penyanyi anak-anak lebih sering tampil di acara musik dewasa dan menyanyikan lagu-lagu orang dewasa, di mana lirik lagunya pun pasti cenderung dewasa, yang tentu saja tidak sesuai dengan usia anak-anak. Padahal di era 70-90 an, puluhan penyanyi cilik sering muncul di layar televisi, sehingga ratusan lagu anak-anak lahir dan menjadi ilham bagi anak-anak. Apalagi, acara TV di hari Minggu, tersedia acara khusus lagu anak-anak, yang selalu menampilkan penyanyi, MC juga video musik anak. Kini, kondisi tersebut terlihat makin langka, bahkan acara untuk anak seolah hilang, apalagi lagu-lagunya.
Di tengah keprihatian tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP&PA) bersama Musik Hana Midori (MHM) berencana menyelenggarakan “Lomba Suara Anak Indonesia” (LSAI) 2018. Hal ini sengaja dibuat berkenaan untuk memperingati Hari Anak Internasional pada 20 November mendatang. “Dan lebih penting lagi, kegiatan ini kami buat sejalan untuk pemenuhan hak anak atas pendidikan dan pemanfaatan waktu luang serta kegiatan budaya,” ujar Elvi Hendrani, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pendidikan, Kreativitas, dan Budaya dari Kementerian PP&PA dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/8). Elvi Hendrani berharap dari “LSAI 2018” akan tercipta lagu anak yang benar-benar diperuntukkan bagi anak-anak. “Lagu semacam itu sudah sangat langka. Di samping itu, diharapkan pula akan lahir kembali penyanyi anak yang sudah semakin jarang ditemukan,” katanya.
Dengan adanya lomba ini, diharapkan anak-anak bisa menyanyikan lagu yang sesuai dengan usia tumbuh kembangnya. “Bukan hanya penyanyinya yang anak-anak, tetapi kemasan lagunya pun, terutama liriknya wajib memuat pesan-pesan yang mendidik,” ujar Elvi. Elvi sangat berharap, penyanyi anak yang akan ditemukan dalam “LSAI 2018” tetap memperlihatkan keceriaan wajar anak-anak. “Mereka tidak mendadak jadi dewasa dengan kostum juga dandan yang menor. Itu yang ingin kami lakukan, sekaligus menyadarkan para orang tua,” harapnya. Kementrian PP&PA bakal merancang untuk mengadakan “LSAI” setiap tahun, agar kegiatan ini juga bisa dijadikan sebagai upaya penyadaran kepada masyarakat, “Khususnya kepada orang tua, bahwa anak-anak perlu diberi hak untuk menyalurkan bakat dan kreativitas sesuai dengan umurnya,” tutur Elvi. (jbt)