Kerja Keras dan Berpikir Terbuka Kunci Sukses Menjadi Wirausaha

(Baliekbis.com), Mencari ide bisnis itu mudah, memnjadi pebisnis itu yang sangat susah. Belajar bisnis dapat dilakukan secara mandiri dengen menonton platform youtube namun belajar saja tidak cukup. Seseorang sukses menjalankan bisnis bila dia punya sikap mental yang bagus yakni siap kerja keras, mampu membangun kepercayaan, punya keterampilan serta berpikir terbuka. Hal itu ditegaskan Handito Joewono dari Sekolah Ekspor, saat bertindak sebagai instruktur pada Kegiatan Pembelajaran Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Mbkm) Wirausaha Merdeka Angkatan 3 Universitas Udayana, di Gedung Fakultas Kedokteran Unud, Rabu (2/10).

Handito mencontohkan seorang pedagang jeruk di Pasar Badung, Kota Denpasar pagi-pagi sudah menggelar dagangannya untuk ditawarkan kepada pembeli itu butuh perjuangan Panjang. “Mereka pasti sudah berangkat dari rumahnya jam 1 dini hari, ada kesiapan bekerja keras yang pedagang jeruk miliki. Agar dagangannya laku, dia harus punya keterampilan menata dan mengemas jeruknya, serta mengatakan sesuatu yang layak dipercaya yakni bilang jeruknya berkualitas ya benaran bagus jeruknya bukan bonyok-bonyok,” tutur Handito.

Ditambahkan, kegiatan wirausaha merupakan mempertemukan produk dengan pasar jadi perlu kecerdasan agar usahanya menguntungkan. Sebagian orang berusaha menerapkan red ocean strategy, atau berusaha ikut tren padahal pasarnya sudah jenuh. Sebagian orang lagi berusaha menerapkan blue ocean strategy yakni mencari celah usaha pada pangsa pasar yang masih sedikit sehingga persaingan tidak terlalu ketat. Dicontohkan, red ocean strategy, ketika seorang investor membangun hotel di kawasan Bali Selatan yang sudah penuh sesak akomodasi wisata, sedangkan blue ocean strategy, jika seorang ivestor berani membangun hotel di Karangasem atau di Buleleng, yang infrastrukturnya belum memadai dan pasarnya sedikit.

“Kalau bangun glamour camping (glamping) di Kintamani saat ini sudah termasuk menerapkan red ocean strategy karena sudah banyak banget yang bangun, kalau dua atau tiga tahun lalu mungkin masih tergolong blue ocean strategy,” tutur Handito memberikan ilustrasi. Ditambahkan, apapun pilihan strategi seorang wirausahawan tidak perlu dipersoalkan yang penting dia memiliki cara berpikir terbuka yakni siap bertukar pikiran atau dikritik pihak lain. Mereka yang mau menerima masukan untuk perbaikan manajemen wirausahanya maka peluang berhasil akan lebih besar.

Program WMK Unud tersebut diluncurkanWakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T.,Ph.D bersama Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek, Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T, M.T., Prof. Sudarsana mengungkapkan WMK sebagai wadah bagi mahasiswa Universitas Udayana dan Perguruan Tinggi Mitra untuk melatih dan mendidik calon-calon entrepreneur.

“Tercatat jumlah mahasiswa yang lolos program ini sebanyak 306 mahasiswa, dengan rincian 179 mahasiswa dari Universitas Udayana dan 127 mahasiswa dari luar Unud. Saya sangat mengapresiasi program ini dan berharap melalui program ini mampu memberikan pengalaman berharga sebagai bekal menjadi wirausaha muda di masa depan,” tutur mantan Dekan FT Unud yang kini menjadi calon rektor Unud tersebut. Sementara itu, Prof. Sri Suning meminta mahasiswa memanfaatkan kesempatan mengikuti WMK untuk lebih aktif mengembangkan diri.

“Kami mendorong keaktifan mahasiswa dalam berproses mengembangkan minat kewirausahaan melalui kegiatan pembelajaran yang bukan hanya edukatif, tapi juga berorientasi pada peningkatan kemampuan menghadapi tantangan nyata kewirausahaan di lapangan,” tuturnya.

Kepala Unit Merdeka Belajar kampus Merdeka Universitas Udayana Dr. Ir. I Ketut Sardiana, M.Si menjelaskan WMK Unud tahun 2024 melibatkan 306 mahasiswa dari 6 Perguruan Tinggi, yaitu: Institut Seni Indonesia Denpasar, Universitas Dwijendra, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Panji Sakti Singaraja, Universitas Udayana, dan Universitas Warmadewa. “Sebanyak 58% mahasiswa berasal dari Internal Unud dan 42% dari eksternal Unud. Program ini melibatkan 10 tenaga pengajar, 30 Dosen pembimbing Lapangan, 30 mentor dari UKM, dan 15 Coach Wirausaha dari praktisi,” tuturnya.

Selain Handito Joewono, instruktur yang memberikan pembekalan WMK Unud antara lain I.B. Agung Gunartawa (Samsara Living Museum Bali), Ria Aprilia dan Deka Isnadi (ECC). Program WMK berlangsung selama 14 minggu, terdiri dari tiga tahap yaitu tahap Pre-Immersion berupa pembelajaran menumbuhkan maindset dan skill Wirausaha, tahap Immersian berupa onboarding di UKM untuk mendalami proses bisnis UKM, menyusun model bisnis dan ptototype/produk bisnis, dan tahap Post Immersion untuk validasi produk dan pasar. (ist)

Leave a Reply

Berikan Komentar