Kinerja Kegiatan Usaha di Bali: Analisis SKDU Triwulan I 2024
(Baliekbis.com), Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha di Bali tetap kuat pada triwulan I 2024. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 43,55% meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 48,94%. Kegiatan usaha di Bali masih tumbuh seiring dengan terjaganya permintaan masyarakat saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Galungan, Kuningan, Nyepi, dan Puasa Ramadhan. Hasil SKDU Bali pada periode laporan juga lebih tinggi dibandingkan dengan SKDU yang dilakukan secara nasional.
SKDU merupakan survei triwulanan yang bertujuan memberikan gambaran mengenai kondisi perkembangan keuangan dunia usaha, memberikan indikasi arah perkembangan perekonomian, serta memberikan informasi mengenai ekspektasi pelaku usaha terhadap perkiraan inflasi. Pelaksanaan SKDU di Bali dilakukan terhadap 130 pelaku usaha yang tersebar di Provinsi Bali yang mewakili 17 kategori lapangan usaha.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan kinerja SKDU Bali ditopang oleh beberapa Lapangan Usaha (LU) yang meningkat, antara lain LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan seiring dengan mulai masuknya periode panen di akhir triwulan I 2024; LU Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Motor sejalan dengan periode HBKN dan berlangsungnya proses pemilu; serta LU Industri Pengolahan seiring dengan tersedianya kapasitas penyimpanan dan sarana produksi. Sementara itu, LU Jasa Lainnya mengalami fase kontraksi mengingat pada triwulan I merupakan periode low season kedatangan wisatawan nusantara pasca liburan akhir tahun.
Erwin menambahkan kapasitas produksi terpakai oleh dunia usaha di Bali pada triwulan I 2024 sebesar 75,63%, relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 76,45%. Penggunaan tenaga kerja juga terindikasi tetap kuat disertai kondisi keuangan dunia usaha yang membaik pada seluruh aspeknya, yaitu aspek likuiditas dan rentabilitas (kemampuan perusahaan untuk mencetak laba) serta akses pembiayaan yang lebih mudah.
Ke depan, responden memprakirakan kegiatan dunia usaha triwulan selanjutnya meningkat dengan SBT sebesar 74,90%. Hal ini terutama didorong oleh LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta LU Konstruksi. Peningkatan tersebut diprakirakan sejalan dengan periode peak season wisatawan nusantara pada periode HBKN Idul Fitri dan periode libur sekolah tengah tahun. Di sisi lain, LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan meningkat sejalan dengan musim panen komoditas tanaman pangan, sementara LU Konstruksi diprakirakan juga meningkat didorong oleh penyerapan anggaran yang lebih baik menjelang pertengahan tahun.