Kobarkan Semangat Pejuang, Seniman Saptana Jagaraga Singapadu Tampilkan Deklamasi Perjuangan
(Baliekbis.com), Patung Monumen pahlawan nasional Kapten I Wayan Dipta yang berdiri gagah di ujung barat Bypass Darma Giri, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, diresmikan oleh Bupati Gianyar Made Mahayastra, Selasa (12/4) malam.
Berdirinya patung yang digarap oleh seorang seniman patung Nyoman Sudarwa asal Desa Panarukan, Kecamatan Kerambitan, Tabanan menyita perhatian masyarakat yang melewati jalur jalan Raya Buruan tersebut. Patung selesai dengan megah dengan penuh pencerminan semangat perjuangan.
Sebuah pertunjukan deklamasi besar dibawakan oleh 150 seniman dari komunitas Saptana Jagaraga Singapadu yang di dalamnya mengandung unsur dan makna aura perjuangan dari kreativitas seni budaya para pahlawan perjuangan Kapten I Wayan Dipta di Kabupaten Gianyar.
I Wayan Darya Selaku pembina Saptana Jagaraga menyampaikan “Hati saya terasa terpanggil untuk mengarap pertunjukan ini. Melalui semangat kemerdekaan dalam proses latihan singkat hanya 12 hari semua garapan bisa tembus dan disuguhkan ke Bupati dan keluarga pejuang di depan Monumen pejuang kita alm Kapten I Wayan Dipta. Pertunjukan ini harus di jiwa ke semua seniman semangat perjuangan sebagai panduan kita berkarya,” ujar komposer tabuh Wayan Darya.
“Pada pertunjukan ini ada lantunan tembang, lagu daerah, lagu perjuangan hingga garapan musik tradisional dan musik modern gitar, drum agar garapan menjadi kesatuan yang utuh,” imbuhnya. Hadirnya Keluarga pejuang kapten I Wayan Dipta Dra. Ketut Sri Andayani. M.Pd menyampaikan salam merdeka dengan pemaparan singat sejarah Kapten I Wayan Dipta, membuat seniman semakin bersemangat untuk tampil dalam pertunjukan ini.
“Dari dulu semasih saya menjadi ketua DPRD, di saat saya sebagai wakil Bupati dan di saat saya sebagai Bupati Gianyar, pejuang-pejuang kita yang telah gugur yang jumlahnya sangat banyak sekali untuk mewakili beliau, satu pimpinannya yaitu yang terhormat alm kapten I Wayan Dipta baru kali ini kita bisa wujudkan. Beliau adalah putra Gianyar yang sangat dekat dengan lingkungan. Dalam buku yang banyak saya baca baju yang beliau pake sering beliau berikan kepada orang-orang yang tidak mampu. Bersekolah di Gianyar, lalu ke Taman Siswa Denpasar sampai sekolah menengah tinggi di Yogyakarta. Pada 17 Agustus 1945 saat Bung Kafno mengumumkan kemerdekaan semua para pelajar terdidik pulang ke daerah, untuk bagaimana mempertahankan kemerdekaan itu. Beliau merasa terpanggil dan akhirnya ditugaskan untuk mengkoordinir perjuangan di kabupaten Gianyar. Beliau meninggal di usia yang sangat muda, 11 April 1946, sehari setelah merayakan ulang tahunnya ke 20 tahun beliau meninggal saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” cerita Bupati Gianyar dalam sambutannya pada peresmian Monumen Kapten I Wayan Dipta.
“Saya bangga menjadi seniman dapat ikut serta merasakan perjuangan beliau sebagai pahlawan. Kita berjuang mempertahan seni budaya di Bali ini walaupun di tengah pandemi, kita tetap berkarya dan mencoba hal hal yang baru demi ajegnya seni budaya Bali,” tutup I Wayan Kariana, ketua komunitas Saptana Jagaraga yang kerap dipangil Doyok. (ist)