IHGMCE, Budaya Traveling Semakin Meningkat
(Baliekbis.com), Budaya traveling ke depan diprediksi akan semakin meningkat signifikan. Bahkan secara spesifik berdasarkan hasil survey, pada akhir 2030 market yang pensiunan yakni yang berumur 60 tahun ke atas akan tumbuh semakin banyak. “Kalau sekarang meningkatnya 8-12 persen. Nanti sampai akhir tahun 2030 bisa naik menjadi 24 persen,” ujar Ketua Panitia International Hotel General Manager Conference & Exhibition K. Swabawa,CHT didampingi Sekjen IHGMA (Indonesia Hotel General Manager Association) Christian Gumala disela konferensi hari kedua, Kamis (21/9) di Nusa Dua.
Selain minat kalangan usia tua berwisata yang terus meningkat , Swabawa juga melihat trend kunjungan wisatawan domestik yang Bali semakin meluas. Kalau sebelumnya yang datang ke Bali kebanyakan dari kota–kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan, sekarang ini ternyata banyak dari Jogja dan Semarang. Turis juga tak lagi hanya tinggal di kota-kota yang ramai, namun sudah banyak yang mencari tempat-tempat yang jauh dari kota tapi unik. “Ada satu pulau kecil ternyata bisa jual kamar sampai Rp 12 juta semalam karena keunikannya,” tegas Swabawa yang juga sebagai Director of Operations Global Hospitality Expert ini.
Soal pangsa pasar, dikatakan Swabawa, turis Asia, khususnya Cina yang sudah grow up sejak beberapa tahun memang meningkat pesat. Namun ke depannya kita inginkan yang lebih berkelas dengan menyasar yang middle up. Turis Korea juga perlu disikapi dengan promosi ke sana karena pasarnya sangat bagus. “Hotel juga harus promosi ke sana dan dengan biaya promosi yang juga harus tepat agar tak salah sasaran,” sarannya. Terkait konferensi ini dikatakan Swabawa, minat peserta yang hadir dari sejumlah negara ini sangat luar biasa dan ini juga terlihat dari trasanksi seller dan bayer yang sangat siginifikan. Para GM tambahnya membutuhkan net working untuk mendapatkan strategi dan teknik-teknik yang dibahas dalam global digital marketing. Dengan teknik digital marketing ini hotel dan GM bisa berpromosi secara cerdas tanpa menurunkan kualitas dengan harapan profit yang signifikan.
Soal perang tarif menurutnya akibat tingginya pertumbuhan hotel. Pariwisata Indonesia diakui sangat murah dibandingkan negara Asian lainnya. “Kita komit takkan ada perang tarif. Tapi tak harus menurunkan harga, melainkan dengan menaikkan kualitas. Ini sudah komit dan dibahas dan akan dibuat standarisasi hargadan diharapkan ada payug hukumnya,” tambah Sekjen IHGMA Christian Gumala. Ia menargetkan Maret tahun depan bisa dimulai. Sebagaimana diketahui asosiasi para Genaral Manager di Indonesia menggelar pertemuan dengan mengusung tema “Intensifying Productivity and Global Market Share,” di Nusa Dua Bali sejak Rabu (20/9) dan berakhir Kamis (21/9) melibatkan sekitar 600 peserta dari para Executive Hotel. Selain para General Manager Hotel, kegiatan ini juga diikuti oleh puluhan travel agent dan buyer dengan menghadirkan 15 keynote speaker dari dalam dan luar negeri. Ketua Umum IHGMA, Wishnu Al Bataafi menyatakan kegiatan ini digelar baru pertama kalinya sejak berdirinya IHGMA pada 20 April 2016. “Kegiatan ini akan jadi agenda program rutin IHGMA setiap tahunnya dengan tujuan membahas periwisata dan perhotelan,” ucapnya. Ada 5 segmen yang dibahas untuk pemaparan materi dengan sub topik, General Manager In ASEAN, di antaranya menyangkut readiness of tourism industry in supporting dan lainnya. “Fokusnya untuk membuat pariwisata dan perhotelan di Indonesia semakin meningkat dan baik,” terangnya. (bas)