Konferensi IMF-WB Beri Manfaat Besar Bagi Indonesia
(Baliekbis.com), Konferensi IMF (International Monetary Fund) – WB (World Bank) akan digelar pada 9-14 Oktober 2018 di Nusa Dua Bali melibatkan sekitar 15 ribu peserta dari 189 negara. Pertemuan terbesar di dunia ini diprediksi akan memberi dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Direktur Eksekutif Internasional NGO On Indonesia Development (INFID) Sugeng Bahagijo saat jumpa pers, Kamis (24/8) di Nusa Dua mengatakan pada event ini akan terdapat sedikitnya 2.000 pertemuan baik berskala besar maupun kecil yang dinilai akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, pariwisata maupun potensi lainnya. “Pertemuan yang besar ini harus memberi manfaat yang besar bagi Indonesia,” jelasnya. Sugeng menambahkan dalam event ini Indonesia jangan sampai hanya menjadi Event Organizer (EO) dari IMF dan Bank Dunia. “Indonesia perlu memanfaatkan moment besar tersebut untuk kepentingan negerinya sendiri. Indonesia perlu berbuat sesuatu yang berguna baik jangka pendek maupun jangan panjang. Kita bukan EO-nya IMF, jangan hanya sebagai penyelenggara, menyiapkan segala infrastruktur, tetapi tidak ada dampak setelahnya,” ujarnya. Ia menjelaskan setidaknya tiga manfaat dalam ajang ini yakni Indonesia bisa jadi role model, sarana promosi untuk investasi serta wadah untuk saling membahas isu sosial yang menjadi kepentingan bersama seperti menyangkut kebijakan pajak, perubahan iklim, ketimpangan ekonomi dan gerakan antikorupsi yang masif.
Sementara Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, IMF-WB ini merupakan promosi gratis bagi Bali. Ia memprediksi konferensi IMF-WB akan memberi dampak positif bagi ekonomi Bali. Pasalnya ribuan kamar hotel akan dimanfaatkan para delegasi itu. “Sedikitnya 13.500 kamar selama 10 malam akan digunakan peserta konferensi. Kita prediksi akan ada pemasukan dari kamar saja sekitar Rp 1,8 triliun,” jelasnya.
Sementara Ekonom dari Bank Permata Josua Pardede mengatakan, adanya event ini akan terjadi percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan IMF ini akan menjadi momentum untuk bisa mengenjot investasi. “Saat ini investasi swasta belum optimal, masih wait and see,” ujarnya pada Diskusi Media dengan tema “Memanfaatkan IMF-WB Annual Meetings 2018 untuk Mendorong Perekonomian Nasional.” Dalam konfensi nanti akan hadir di antaranya Menteri Keuangan dari berbagai negara, Gubernur Bank Sentral, CEO industri keuangan, akademisi terkemuka, lembaga internasional, dll. Belasan ribu peserta tersebut di antaranya terdiri dari 3.000-4.000 delegasi resmi, staf IMF-WB 1.500 orang, investor 3.500-5.000 orang, observer 1.000 orang, dari kalangan media 1.000 orang, dll. Event ini sebelumnya digelar di Filipina (1976), Bangkok (1991) dan Singapura (2006).
Di sisi lain, untuk menggali berbagai tantangan dan peluang event berskala besar tersebut, BI memanggil beberapa pakar untuk berbicara soal event bergengsi tersebut dalam Annual Meeting IMF dan World Bank di Nusa Dua Bali, selama dua hari mulai 24-25 Agustus 2017. Beberapa pakar dan pengamat diundang untuk mempresentasikan pokok-pokok pikiran yang semestinya ditawarkan Indonesa dalam event besar tersebut. (bas)