KONI Bali “Warning” Panjat Tebing dan Biliar
(Baliekbis.com), KONI Bali melalui Wakil Ketua I yang membidangi masalah organisasi, IGN. Oka Darmawan me-warning dua cabor yakni panjat tebing (Penprov FPTI Bali) dan biliar (Pengprov POBSI Bali). Bahkan, kedua cabor ini terancam tidak akan pernah mendapat dana pembinaan jika tidak bisa menggelar musyawarah provinsi (musprov), pasca kepengurusan cabor tersebut habis masa bhaktinya. FPTI dan POBSI sama-sama diberikan batas 10 Desember maksimal untuk melakukan musprov, guna pemilihan ketua umum dan pengurus baru. Hanya bedanya, FPTI diberikan batas maksimal itu oleh PP FPTI, sedangkan POBSI diberikan batas waktu itu KONI Bali. “Jelas jika setelah enam bulan tidak melakukan musprov, maka bakal diambil alih KONI Bali. Parahnya lagi, jika tetap tidak melakukan musprov maka bakal terancam tidak memperoleh dana pembinaan untuk mengikuti kejuaraan nasional (kejurnas) atau even level nasional lainnya,” ujar Oka Darmawan, Selasa (05/12/2017).
Ancaman itu bukan main-main dan sangat logis, karena tidak mungkin KONI Bali membantu dana tersebut, sementara pengprov cabor sudah tidak ada induk organisasinya, atau tidak ada pengurusnya. “Jelas KONI Bali tidak bisa memberikan bantuan dana itu karena kepada siapa bakal diberikan? Kalau pengprov cabor berakhir masa bhaktinya, dan belum melakukan musprov, itu artinya kan tidak ada pengurusnya. Lantas mau diberikan ke siapa dana tersebut,” papar Oka Darmawan. Kondisi itulah yang membuat KONI Bali mewanti-wanti agar pengprov cabor secepatnya melakukan musprov saat masa bhaktinya berakhir. Dengan demikian ke depannya ada yang dipertanggung jawabkan ke KONI Bali, ketika pengprov cabor tersebut resmi memiliki ketua umum dan pengurus baru. “Ya kalau nantinya akhirnya KONI Bali harus menambil alih, maka KONI Bali bakal secepatnya menunjuk caretaker, yang tugasnya mempersiapkan untuk musprov cabor. Kami juga tidak ingin cabor tak melakukan musprov saat masa bhaktinya berakhir,” pungkas Oka Darmawan. (ibg)