Konkret Soal Tenaga Kerja, Buruh Dukung Koster-Ace
(Baliekbis.com), Ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Provinsi Bali mendatangi Kantor DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali. Mereka hendak menyampaikan dukungan kepada pasangan calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace). Koordinator Wilayah SBSI Provinsi Bali, I Wayan Darma menjelaskan, dukungan yang dijatuhkan kepada Wayan Koster dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati merupakan rekomendasi Kongres SBSI. “Aspirasi dari Kongres SBSI mengarahkan dukungan kepada Koster-Ace,” jelas Darma, Minggu (27/5).
Ia menjelaskan, seluruh anggota SBSI yang berjumlah 1.200 orang menginginkan agar pilihan politik mereka pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 27 Juni 2018 dijatuhkan kepada kandidat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu. Ada beberapa alasan mendasar atas pilihan politik mereka. Wayan Koster dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, Darma melanjutkan, adalah pribadi yang paham betul mengenai kondisi tenaga kerja di Bali. “Beliau (Wayan Koster) faham betul kondisi sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, pendidikan, semua ada di beliau. Kami sangat antusias dan total memberikan dukungan kepada beliau,” paparnya.
Mendapat dukungan dari buruh, Koster mengucapkan terima kasih. Menurutnya, sudah sejak lama ia memang ingin bertemu dengan kalangan pekerja di Bali, terlepas ia sebagai calon Gubernur Bali. “Saya sebenarnya sudah lama ingin berbincang dengan organisasi yang berurusan dengan tenaga kerja dan sektor lainnya yang berkaitan dengan pekerja. Karena, PDI Perjuangan sesuai ideologinya itu sangat kuat proses kelahirannya, komitmennya dengan maayarakat kecil yang terkenal sebutannya Marhaen. Buruh termasuk Marhaen. Jadi sebenarnya sejak lama kami ingin sekali bertemu, tapi baru bisa bertemu sekarang,” paparnya.
Menurutnya, sebagai kader partai Koster memang memiliki keinginan untuk dekat dengan buruh yang menurutnya sebagai perjuangan ideologi partai. “Jadi memang kita harus berdekatan, bersentuhan duduk bersama, menyatukan pikiran, rasa dan langkah kita untuk melakukan hal yang sifatnya aspiratif terkait keberadaan buruh itu sendiri,” demikian Koster.(lit)