Konstra Pentaskan Teater Rumahan di Desa Dangin Puri Kangin, Putrawan Dukung Kreativitas Difabel
(Baliekbis.com), Masih dalam suasana perayaan tahun baru 2019, Desa Dangin Puri Kangin menjadi tuan rumah pementasan Teater Rumahan yang diinisiasi Konstra (Komunitas Seni Tratai/Tunanetra) Bali pimpinan Didon Kajeng.
Teater Rumahan ini dipentaskan di Sanggar Teater Bumi, Jl. Suli Gang Sakura I, No. 12A, Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Rabu malam (2/1/2018).
Teater Rumahan ini menampilkan gladi drama realis “Pinangan” Karya Anton Chekov saduran Suyatna Anirun/Jim Adhi Limas secara lesehan. Pementasan drama yang disutradarai Abu Bakar ini juga mendapat dukungan penuh dari seniman yang juga istri Gubernur Bali, Ni Putu Putri Suastini Koster.
Seluruh pemain dalam drama ini merupakan penyandang tunanetra. Seperti Ayu Putu Asvina, IB Surya Manuaba, dan I Putu Yogantara. Namun di tengah keterbatasan yang dimiliki, mereka tidak patah arah.
Melainkan mereka mampu menunjukkan semangat dan kreativitas berkarya seni dengan bergabung di Konstra (Komunitas Seni Tratai/Tunanetra) Bali pimpinan Didon Kajeng ini.
Diiringi tim penata musik yakni Belly, Jerry, Gunawan, Haris, Putu Adi dan di bawah arahan Didon Kajeng serta sutradara Abu Bakar, penampilan para pemain mampu memukau penonton.
Perbekel Desa Dangin Puri Kangin Ir. I Gusti Ngurah Putrawan yang hadir juga menyaksikan pementasan drama ini mengaku sangat terkesan dan mendukung kreativitas para seniman ini.
“Kami sangat apresiasi Teater Rumahan yang tidak murahan, menampilkan difabel tuna netra yang capabel luar biasa di desa di tengah kota. Inilah juga konsep berdesa di kota yang sesungguhnya,” ujar Putrawan yang juga Ketua Forum Perbekel/Lurah Kota Denpasar itu.
Dalam kesempatan ini hadir pula seniman Bali yang juga akademisi Prof. Dr. I Made Bandem yang secara langsung juga memberikan apresiasi dan masukan atas pementasan Teater Rumahan ini. “Ini teater komunal dengan setting yang cukup bagus dan bisa intim dengan penonton,” ujarnya.
Di sisi lain, para pemain dinilai juga sudah mampu berkomunikasi dengan baik dengan para penonton. Hanya penonton diharapkan lebih memberikan apresiasi misalnya dengan tidak berbicara atau ribut ketika drama sedang ditampilkan.
Selaku anggota tim perumus Strategi Kebudayaan Nasional Indonesia, dirinya mengaku sudah mengajukan beberapa poin masukan kepada pemerintah. Salah satunya agar pemerintah memberikan simulasi, dorongan dan membiayai keberadaan teater semacam Konstra (Komunitas Seni Tratai/Tunanetra) yang telah mampu memberdayakan para kaum difabel.
Sebab, menurutnya sudah sepantasnya kalangan seniman termasuk yang dari kalangan difabel diberikan ruang dan didukung untuk menampilkan ekspresi dan kreasi seninya. (wbp)