Koster-Giri Makin Dicintai Krama Bali Berkat Pembangunan Terintegrasi di Seluruh Bali
(Baliekbis.com), Gubernur Bali 2018-2023, Wayan Koster, dikenal sebagai pemimpin yang visioner dan pekerja keras. Karya monumental yang ditorehkannya selama memimpin Bali telah memberikan manfaat signifikan bagi seluruh krama Bali. Meski terhalang oleh pandemi COVID-19, Koster tetap dapat membangun Bali secara terintegrasi di semua kabupaten/kota.
Kini, sosok Koster semakin dicintai oleh krama Bali, terutama setelah berpasangan dengan Bupati Badung dua periode, Nyoman Giri Prasta. Krama Bali semakin antusias mendukung keduanya. Paket calon gubernur Bali nomor 2, Koster-Giri, diyakini akan kembali diberi mandat oleh krama Bali, yang ingin mereka melanjutkan berbagai program yang telah diwujudkan. “Telah terbukti dan teruji,” menjadi slogan krama Bali untuk Koster-Giri.
Dalam kampanye terbuka di Renon, Denpasar, pada Minggu, 27 Oktober 2024, Koster memaparkan sejumlah keberhasilan pembangunan terintegrasi di wilayah Sarbagita hingga Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng, dan Jembrana. Pembangunan infrastruktur ini tetap berpedoman pada visi “nangun sat kerthi loka Bali” dalam Bali Era Baru yang ditargetkan untuk 100 tahun ke depan.
Pemaparan Koster-Giri di depan empat ribu krama Denpasar terlihat sangat menarik dan atraktif, berbeda dengan kampanye di daerah lain. Di Denpasar, Koster menampilkan rancangan pembangunan infrastruktur dan moda transportasi modern melalui animasi video di layar LED. Krama Denpasar tampak takjub dan menyimak dengan serius, banyak yang mengabadikan momen tersebut dalam video dan foto. Tampilan kampanye digital Koster-Giri dinilai sangat kreatif. Koster menjelaskan secara detail mengenai pembangunan yang telah tuntas, serta yang masih dalam perancangan dan pembangunan untuk Bali.
“Infrastruktur memegang peranan penting dalam kemajuan ekonomi. Tidak ada ekonomi yang maju di suatu daerah tanpa infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, hal utama untuk memajukan ekonomi adalah membangun infrastruktur terlebih dahulu,” tegas Koster.
Sejumlah pembangunan infrastruktur terintegrasi telah dan akan dilaksanakan oleh Koster-Giri demi keseimbangan Bali Utara, Selatan, Timur, dan Barat. Di antaranya adalah pembangunan kawasan ekonomi baru di Buleleng dengan mengembangkan pelabuhan pariwisata, domestik, dan logistik di Sangsit, serta beberapa pelabuhan lainnya.
Koster-Giri juga berencana membangun pelabuhan pariwisata, domestik, dan logistik di Amed, Karangasem. Pelabuhan Sangsit dan Amed akan menjadi penopang ekonomi Bali Utara dan Timur. Shortcut di Karangasem, penataan tahap kedua Pura Besakih, dan pembangunan parkir di Pura Batur juga menjadi prioritas pembangunan.
“Kami akan memulai pembangunan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di Klungkung saat kembali terpilih. Saat ini, proyek tersebut terhenti sementara karena saya belum menjabat,” tegas Koster.
Untuk Kota Denpasar, Koster-Giri akan memprioritaskan karena menjadi wajah depan Pulau Bali. Masalah kemacetan, sampah, air bersih, dan penataan keindahan kota akan menjadi komitmen Koster-Giri.
“Kota Denpasar memiliki masalah utama berupa kemacetan, terutama di Jalan Imam Bonjol. Ini salah satu sumber kemacetan di Denpasar dan Badung. Kami akan membangun jalan baru dari Mahendradata ke Sunset Road di persimpangan Nakula,” jelas Koster sambil menunjukkan animasi video.
Koster menambahkan, sumber kemacetan di Gatsu Timur akan diatasi dengan membangun underpass di Tohpati. “Di Tohpati, Denpasar, juga terjadi kemacetan. Kami akan membangun underpass atau jalan bawah tanah di sana,” ujarnya. Selain itu, kemacetan di Bypass IB Mantra juga menjadi perhatian serius. Koster-Giri berencana membangun sentral parkir di Sanur. “Di Sanur, ada aset lahan Pemprov Bali yang akan kami bangun sentral parkir, agar tidak terjadi lagi kemacetan di sana. Kami juga akan membangun kantong parkir dan menata kawasan Sanur, di mana akan ada shuttle bus dari parkir menuju pelabuhan Sanur. Kira-kira anggaran yang dibutuhkan adalah Rp 50 M,” jelas Koster.
Koster-Giri juga memaparkan sumber anggaran yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan transportasi modern terintegrasi di seluruh wilayah Bali. “Ini semua memerlukan anggaran sekitar Rp 4 hingga 5 triliun, dengan kolaborasi anggaran dari APBN, APBD, dan APBD kota/kabupaten,” ujar Koster, yang berasal dari Sembiran.
Badung, sebagai penopang Bali karena banyaknya penikmat pariwisata, akan membagikan anggarannya melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pajak Hotel dan Restoran (PHR) untuk kabupaten/kota di Bali. “Penggunaan dana BKK PHR ini akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur transportasi modern yang dapat memecah kemacetan di Denpasar dan Badung, serta meningkatkan daya saing pariwisata Bali,” katanya.
Program pembangunan Koster-Giri terbukti bukan untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan tertentu, melainkan untuk seluruh krama Bali dan generasi mendatang. “Jika infrastruktur sudah terhubung di semua kabupaten/kota, target ke depan kita adalah agar wisatawan menginap di Badung dan berwisata ke luar Badung karena akses jalannya yang sudah baik. Konsekuensinya, Badung harus membantu daerah lain dengan dana BKK PHR,” kata Koster, yang diamini Giri Prasta.
Sejumlah program pembangunan terintegrasi ini, menurut Koster, telah dilaksanakan sebagian pada periode pertama kepemimpinannya sebagai Gubernur Bali. Yang sudah tuntas telah dirasakan warga dan belum akan dilanjutkan. Begitu rancangan program baru akan dibangun setelah dipercaya kembali oleh krama Bali untuk memimpin.
Koster-Giri berkomitmen untuk menyelesaikan semua program pembangunan terintegrasi Bali selama lima tahun ke depan. “Inilah beberapa konsep rencana pembangunan kami untuk Bali, yang sudah kami laksanakan di periode pertama dan akan kami tuntaskan di periode kedua. Titiang memastikan apa yang dirancang akan selesai pada periode kedua,” tegas Koster.